Senin, 28 Juni 2010

pengelolaan kelas

PENGELOLAAN KELAS
1. Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.
2. Tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif. Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.
3. Pengelolaan kelas merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat bagi terciptanya proses pembelajaran yang efektif.

Penataan Lingkungan Kelas
1. Efektivitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh keadaan lingkungan fisik kelas serta hubungan sosio-emosional siswa-guru dan siswa-siswa.
2. Lingkungan fisik kelas yang mempengaruhi lancarnya proses pembelajaran adalah tatanan ruangan kelas dan isinya.
3. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan guru dalam menata ruangan kelas adalah visibility (keleluasaan pandangan), kemudahan mencapai sesuatu/ mudah dijangkau, fleksibilitas (keluwesan), kenyamanan, dan keindahan.
4. Dalam menata tempat duduk, guru harus memperhatikan tujuan dan strategi pembelajaran.
5. Karakteristik guru yang dapat menunjang terciptanya hubungan sosio-emosional di kelas, antara lain adalah disukai oleh siswa, memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya, akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa, bersikap positif terhadap pertanyaan siswa, serta sabar, teguh, dan tegas.
6. Hubungan sosio-emosional antarsiswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan kelompok, baik belajar kelompok maupun bekerja kelompok.



DISIPLIN KELAS
Hakikat Disiplin Kelas
Secara umum, disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang ditetapkan. Disiplin kelas dapat diartikan sebagai;

o tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas, dan
o teknik yang digunakan guru untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas

Disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa karena alasan berikut:

o agar siswa mampu mendisiplinkan diri sendiri.
o disiplin merupakan pusat berputarnya kehidupan sekolah.
o disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajar yang kondusif.
o tingkat ketaatan yang rendah akan menjurus kepada tidak terjadinya belajar yang diharapkan.
o jumlah siswa dalam satu kelas umumnya banyak.
o kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan berdisiplin di masyarakat.
Tingkat ketaatan siswa atau disiplin siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang cukup kompleks dan saling berkaitan, yang dapat dibedakan atas faktor fisik, sosial, dan psikologis.


Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas
1. Pandangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara guru dalam menanamkan dan menangani disiplin kelas. Pandangan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa siswa harus mengerjakan apa yang diinginkan oleh gurunya.
2. Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa beranggapan bahwa guru harus tahu kebutuhan siswa dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Sejalan dengan pandangan ini adalah anggapan yang mengatakan:
1. pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah yang menghormati hak individu dan meningkatkan harkat dan konsep diri; serta
2. komunikasi yang terbuka dan jujur antara guru dan siswa sangat perlu dalam penanaman disiplin.
3. Pandangan behaviorisme mengatakan bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol.
2. Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
• menjadi model atau memberi contoh,
• mengadakan pertemuan kelas secara berkala,
• menerapkan aturan secara luwes,
• menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak, serta
• meningkatkan partisipasi siswa.
1. mengabaikan,
2. menatap agak lama,
3. menggunakan isyarat nonverbal,
4. mendekati,
5. memanggil nama, serta
6. mengabaikan secara sengaja.
a. Gangguan ringan dapat diatasi antara lain dengan cara:
b. Gangguan berat dapat diatasi antara lain dengan:
3. Cara-cara penanganan disiplin kelas dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. memberi hukuman secara bijaksana, serta
2. melibatkan orang tua

c. Perilaku agresif dapat diatasi antara lain dengan cara:
1. menukar teman duduk,
2. menghindari konfrontasi,
3. mendinginkan emosi/suasana,
4. menghindari kata-kata kasar, dan
5. konsultasi dengan pihak lain.

Sumber : Buku Strategi Belajar Mengajar oleh Udin S. Winataputra
LANJUTAN…..
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator.
Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.

Tujuan pengelolaan kelas adalah

tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.

Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisian.

Menurutnya sebagai sebuah indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:
1. Setiap siswa terus bekerja, tidak macet artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan padanya.
2. Setiap siswa terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu artinya setiap siswa akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang diberikan padanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar