Selasa, 11 Oktober 2011

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONSTRASI
PADA MATA PELAJARAN FIQIH
(Penelitian Tindakan Kelas Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir)






OLEH :

M U R S I T
NIRM : 1209. 07. 04929




SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI PERSYARATAN DAN TUGAS-TUGAS GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH PADA PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
J U R U S A N T A R B I Y A H
STAI AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
1432 H/2011 M
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas atau yang sering disebut dengan CAR (Classroom Action Reseach) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila di-implementasikan dengan baik dan benar.
Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action reseach) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi dikelas serta meningkatkan kegiatan guru dalam pengembangannya sebagai pendidik.
Ada tiga unsur dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu :
1. Penelitian adalah aktifitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan untuk menyelesaikannya dengan cara dianalisis.
2. Tindakan adalah suatu aktifitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu masalah dalam proses belajar mengajar.
3. Kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Untuk lebih jelasnya tentang pengertian PTK, berikut ini akan dijelaskan menurut beberapa ahli, diantaranya adalah :
David Hopskins memberikan pengertian PTK adalah :
“a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (in-cluding educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices; and (c) the situation in wich practices are carried out”.


Dari definisi tersebut diatas, dalam konteks pendidikan, PTK mengandung pengertian bahwa PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan, (b)pemahaman tentang praktik-praktik, dan (c) situasi tersebut dimana dilaksanakan.
Sedangkan menurut Rapoport dalam buku karangan Hopkins Penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi seseorang untuk guna pencapaian tujuan pendidikan.

B. Pengertian Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar merupakan keterlibatan siswa dalam bentuk pikiran, perhatian, serta keterampilan siswa. Aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan terjadinya proses belajar mengajar. Dan memperoleh manfaat dari kegiatan yang telah dilakukan disekolah serta dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
lebih jelasnya tentang pengertian aktifitas siswa, berikut ini akan dijelaskan menurut beberapa ahli, diantaranya adalah :
Menurut Poerwadarminta, aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar.
Menurut Anton M. Mulyono Aktivitas artinya “Kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, Merupakan suatu aktivitas.
Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Jadi aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Sedangkan Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.
Belajar adalah “suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan” .
Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori” .
Smith dan Ragan mengemukakan pengertian belajar sebagai “Perubahan yang relatif permanen dalam pengetahuan dan perilaku seseorang yang diakibatkan oleh pengalaman”.
Rochman Natawijaya menyimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.
Belajar aktif adalah “suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”.
Jadi dapat kita pahami bahwa segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan. Baik secara jasmani atau rohani yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar, yaitu dengan adanya aktivitas siswa. sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.

C. Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Winarno Surakhmad dalam bukunya yang berjudul “Proses Belajar Mengajar di sekolah” karangan Suryosubroto menyebutkan : Bahwa Metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah menyebutkan:
“Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir”.
Seiring dengan pengertian di atas, maka metode dapat juga diartikan “cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan, khususnya dalam hal ilmu pengetahuan”.
Dari beberapa pengertian Metode yang telah dijelaskan diatas, Jadi Metode Demonstrasi memiliki pengertian adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Untuk lebih jelasnya, berikut menurut beberapa ahli memberikan definisi mengenai metode demonstrasi
Menurut Udin S. Winataputra,
“Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan menunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu”.
Menurut Abu Ahmadi, dkk “Metode demonstrasi adalah metode mengajar di mana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan keadaan seluruh kelas suatu proses”.
Sedangkan Menurut Benny A. Pribadi “Metode demonstrasi seseorang instruktur memperlihatkan cara melakukan proses atau prosedur tertentu secara sistematik kepada siswa”.
Selanjutnya Nana Sudjana mendefinisikan metode demonstrasi adalah “metode demonstrasi ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu”.
Dengan demikian, Metode demonstrasi adalah merupakan suatu proses penerimaan siswa terhadap mata pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

D. Komponen Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi terdapat beberapa komponen sebagai berikut :
1) Apabila anak menunjukkan keterampilan tertentu.
2) Untuk memudahkan berbagai penjelasan, sebab penggunaan bahasa dapat lebih terbatas.
3) Untuk menghindari verbalisme.
4) Untuk membantu anak memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian.

E. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
1) Kelebihan Metode Demonstrasi
(1) Perhatian anak akan terpusat kepada apa yang di demonstrasikan dan memberikan kemungkinan berpikir lebih kritis.
(2) Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan anak.
(3) Akan mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan, karena anak mengamati langsung terhadap suatu proses.
(4) Dengan metode ini sekaligus masalah-masalah yang mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat dijawab.
2) Kelemahan Metode Demonstrasi
(1) Dalam melaksanakan metode demonstrasi biasanya memerlukan waktu yang banyak.
(2) Apabila kekurangan alat-alat peraga, padahal alat-alatnya tidak sesuai dengan kebutuhan, maka metode ini kurang efektif.
(3) Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk melaksanakan demonstrasi.
(4) Banyak alat-alat yang tidak didemonstrasikan dalam kelas karena besarnya atau karena harus dibantu dengan alat-alat yang lain.

F. Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi
Suatu demonstrasi yang baik membutuhkan persiapan dan langkah-langkah yang cermat dan mantap, Persiapan yang akan dilakukan banyak sekali macamnya, tergantung kepada pengalaman yang telah dilalui dan macam demonstrasi apa saja yang akan disajikan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk melakukan demonstrasi yang baik diperlukan :
a. Tahap Persiapan
1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
3. Lakukan uji coba. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Langkah pembukaan demonstrasi.
a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang akan didemonstrasikan.
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa mencatat hal-hal penting.
2. Langkah pelaksanaan demonstrasi.
a) Memulai demonstrasi dengan kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana menegangkan/ketegangan.
c) bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.
d) Berikan kesempatan pada siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dalam proses demonstrasi.

3. Langkah-langkah mengakhiri demonstrasi.
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan pada semua aspek yang terlihat dalam demonstrasi tersebut, baik yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun tindak lanjutnya.

G. Hakikat Mata Pelajaran Fiqih
Mata Pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, pembiasaan dan keteladanan. Dan dalam hakikat mata pelajaran fiqih ini peneliti ingin membahas dalam beberapa bagian, yaitu pengertian mata pelajaran fiqih, ruang lingkup mata pelajaran fiqih, dan tujuan mata pelajaran fiqih di madrasah ibtidaiyah.
1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih
Moh. Riva’i, Memberikan pengertian bahwa istilah fiqih berasal dari bahasa ‘arab yang berarti paham, sedangkan menurut syara’ berarti mengetahui hukum-hukum syar’i yang berhubungan dengan amal perbuatan anggota maupun batin, seperti mengetahui hukum wajib, haram, mubah, sah atau tidaknya sesuatu perbuatan itu.
Sementara itu Abdul Hamid Hakim, mendefinisikan bahwa fiqih secara etimologi berarti paham, seperti ungkapan “fahimtu kalamaka” memiliki arti “saya memahami ucapanmu”. Dan secara terminologi fiqih berarti pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang diperoleh melalui metode ijtihad. Ijtihad yang dimaksud pada definisi tersebut diatas berarti menggunakan seluruh daya dan upaya (potensi akal) untuk menetapkan hukum syari’at yang bersumber dari kitab suci al-qur’an dan al-hadits/as-sunnah rasulullah SAW.
Bertolak dari uraian tersebut diatas, penulis berkesimpulan bahwa fiqih secara etimologi berarti paham atau tahu, sedangkan terminologi, fiqih adalah memahami atau mengetahui hukum-hukum syari’at seperti: halal, haram, wajib, sunnah dan mubahnya sesuatu hal dengan metode ijtihad yakni upaya mencari dasar hukum (dalil naqli)tentang sesuatu dari al-qur’an dan atau al-hadits al-shahih.
2. Ruang lingkup mata pelajaran fiqih di madrasah ibtidaiyah.
Dilihat dari segi ilmu pengetahuan yang berkembang dalam kalangan ulama Islam, fiqih ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan/membahas/memuat hukum-hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur'an, Sunnah dalil-dalil Syar'i yang lain, setelah diformulasikan oleh para ulama dengan menggunakan kaidah-kaidah Ushul Fiqh. Dengan demikian berarti bahwa fiqih itu merupakan formulasi dari Al-Qur'an dan Sunnah yang berbentuk hukum amaliyah yang akan diamalkan oleh ummatnya. Hukum itu berbentuk amaliyah yang akan diamalkan oleh setiap mukallaf (Mukallaf artinya orang yang sudah dibebani/diberi tanggungjawab melaksanakan ajaran syari'at Islam dengan tanda-tanda seperti baligh, berakal, sadar, sudah masuk Islam).
Hukum yang diatur dalam fiqih Islam itu terdiri dari hukum wajib, sunat, mubah, makruh dan haram; disamping itu ada pula dalam bentuk yang lain seperti sah, batal, benar, salah, berpahala, berdosa dan sebagainya.
Disamping hukum itu ditunjukan pula alat dan cara (melaksanakan suatu perbuatan dalam menempuh garis lintas hidup yang tak dapat dipastikan oleh manusia liku dan panjangnya. Sebagai mahluk sosial dan budaya manusia hidup memerlukan hubungan, baik hubungan dengan dirinya sendiri ataupun dengan sesuatu di luar dirinya. Ilmu fiqih membicarakan suatu hubungan yang meliputi kedudukannya, hukumnya, caranya, alatnya dan sebagainya. Hubungan-hubungan itu ialah:
a. Hubungan manusia dengan Allah, Tuhannya dan para Rasulullah;
b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
c. Hubungan manusia dengan keluarga dan tetangganya;
d. Hubungan manusia dengan orang lain yang seagama dengan dia;
e. Hubungan manusia dengan orang lain vang tidak seagama dengan dia;
f. Hubungan manusia dengan makhluk hidup yang lain seperti binatang dan lainnya;
g. Hubungan manusia dengan masyarakat dan lingkungannya;
h. Hubungan manusia dengan akal pikiran dan ilmu pengetahuan; dan
i. Hubungan manusia dengan alam gaib seperti syetan, iblis, surga, neraka, alam barzakh, yaumil hisab dan sebagainya.
3. Fungsi dan Tujuan pembelajaran fiqih di madrasah ibtidaiyah.
a. Mata pelajaran Fiqih di Madarasah Ibtidaiyah berfungsi untuk ;
1. Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah Swt. Sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2. Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat.
3. Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di madrasah dan masyarakat.
4. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan terlebih dahulu dalam lingkungan keluarga.
5. Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui Fiqih Islam;
6. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
7. Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami Fiqih/hukum Islam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.


b. Tujuan pembelajaran fiqih di madrasah ibtidaiyah
1) Pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengamalan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

H. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini, menggunakan hipotesis kerja dengan memberikan suatu tindakan tertentu yang dapat dikemukakan sebagai berikut: ”jika Metode Demonstrasi diterapkan dengan benar maka akan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka”.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Objek Tindakan
Objek tindakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sungai Luar, tahun pelajaran 2010/2011. Dengan jumlah siswa 16 orang. terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.

B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir untuk mata pelajaran fiqih.

1. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan. Yaitu bulan Mei s.d Juli 2011. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester IX Tahun pelajaran 2011/2012.


Tabel.III.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian


NO
Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Bulan Ke-
Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Menyusun konsep
Pelaksanaan X
Menyusun Instrumen penelitian X
2 Pelaksanaan
Siklus I X X X X
Siklus II X X X
3 Penggolahan Hasil penelitian X X X

C. Desain Penelitian
Model Kemis & Mc Taggart menjadi acuan dari penelitian yang akan dilakukan peneliti. Konsep pokok penelitian tindakan Model Kemis & Mc Taggart terdiri dari empat komponen, yaitu ;
a. Perencanaan (Planning),
b. Tindakan (Acting),
c. Pengamatan (Observing), dan
d. Refleksi (Reflecting).
Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:











Siklus I








Siklus II
s



Bagan I
(Model Penelitian Kemmis Dan Mc. Taggart)
























Bagan II
(Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas)



D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah RPP, Tes, Observasi, dan Dokumentasi.
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Untuk mengetahui kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan memperhatikan kondisi waktu yang digunakan selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
b. Tes tertulis
Untuk mengetahui tingkat kemampuan dan hasil belajar siswa.
c. Observasi
Untuk mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa selama dalam proses belajar mengajar berlangsung dikelas.
d. Dokumentasi
Yaitu berupa lampiran-lampiran yang dilakukan dalam penelitian.







E. Data dan Pengumpulan Data
1. Sumber Data
1) Siswa
Data diambil dari siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka yang berjumlah 16 peserta didik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel III.2
Data Siswa Kelas I, II, III, IV, V, Dan VI
MI Nurul Huda Sungai Luar

No Kelas LK PR Jumlah
1 I 14 6 20
2 II 10 5 15
3 III 5 11 16
4 IV 8 7 15
5 V 5 10 15
6 VI 7 6 13
Jumlah 50 45 94
Sumber Data: Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka 2011

Dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang aktifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.
2) Guru
Untuk melihat tingkat implementasi pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.
3) Teman sejawat dan kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi penelitian secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun dari guru.
Kolaborator yang bertugas memberi masukan dalam penyusunan perencanaan penelitian dan mengadakan pengamatan pembelajaran yang dilakukan di kelas serta memberi umpan balik (peedback).
2. Pengumpulan Data
Ada 4 jenis alat pengumpulan data yaitu :
1) Observasi, digunakan untuk mengobservasi siswa dalam proses pembelajaran mulai dari awal sampai akhir pelaksanaan penelitian secara berkesinambungan.
2) Wawancara, digunakan untuk menggali respon siswa terhadap strategi motivatoris.
3) Catatan lapangan, berisi catatan yang ada dalam proses penelitian.
4) Diskusi dengan teman sejawat dan kolaborator, untuk memberi refleksi pada penelitian.

F. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data pada penelitian ini adalah analisa data kualitatif.
Data yang diperoleh akan di analisis dengan menggunakan rumus teknik deskriptif dengan persentase sebagai berikut:
PA = NA x 100%.2
NT
Keterangan : PA = Menyatakan persentase jumlah siswa yang tidak efektif.
NA = Menyatakan jumlah siswa yang efektif.
NT = Menyatakan jumlah siswa keseluruhan.

G. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Perangkat pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)yang diajarkan disaat melakukan tindakan, terdiri RPP Siklus I (awal), RPP Siklus II dan RPP Siklus III.
2) Lembar observasi, untuk mengamati partisipasi siswa dalam pembelajaran.
3) Catatan-catatan harian bertujuan mencatat semua kejadian yang terjadi selama penelitian berlangsung,yang termuat dalam lampiran-lampiran.



H. Indikator Kinerja
Didalam penelitian ini, peneliti menetapkan suatu indikator kinerja guna menetapkan apakah suatu penelitian yang dilakukan ini sudah berhasil atau belum.
Adapun indikator pencapaian yang ditetapkan adalah :
1. Siswa dapat memahami praktik sholat Id.
2. Siswa mampu melaksanakan praktik sholat Id.
3. Jumlah siswa yang terlibat dalam kegiatan praktik mencapai 75%.



PTK mursyid

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting yang harus dan tetap dilakukan untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia indonesia, sehingga pembangunan di bidang pendidikan terus di galakkan, hal ini tercantum dalam Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003, yang menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar, dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, berakhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi, banyak inovasi-inovasi dalam dunia pendidikan. Salah satu inovasi terpenting dalam dunia pendidikan adalah sistem pendidikan, sistem pendidikan yang berkembang saat ini lebih mengarah pada pendekatan yang berpusat pada siswa. Dalam hal ini siswa sebagai subjek belajar tidak hanya oleh guru, akan tetapi siswa di tuntut untuk lebih aktif dan kreatif selama proses pembelajaran.
Hal ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi dilapangan, Tidak sedikit guru-guru yang menjadi transformator information satu-satunya dalam Proses pembelajaran dan siswa dijadikan sebagai penerima informasi.
Dalam proses pembelajaran tidak sedikit guru-guru masih menggunakan Metode pembelajaran yang bersifat Konvensional tanpa ada Inovasi dalam penggunaan Metode pembelajaran yang memang harus di sesuaikan dengan materi ajar, terutama pada mata pelajaran Fiqih yang menuntut siswa tidak hanya pintar mampu dalam menghafal sebuah konsep, Tetapi juga mampu mengimplimentasikannya dalam kehidupan sehari-hari, hal ini tentunya akan memberikan dampak pada aktifitas belajar dan hasil belajar siswa yang belum maksimal.
Salah satu upaya yang dapat membantu guru mata pelajaran Fiqih di lapangan untuk dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa adalah melalui penerapan Metode Demonstrasi, Metode Demonstrasi merupakan cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
Dengan menggunakan metode demonstrasi guru dan siswa dapat secara langsung memperlihatkan dan mempraktikkannya tentang materi ajar yang akan disampaikan depan kelas, seperti tata cara melaksanakan wudhu, sholat dengan baik dan benar.
Dengan demikian ketika guru melaksanakan Metode Demonstrasi ini siswa akan terlibat secara langsung sehingga materi dengan cepat dan mudah dapat dikuasai oleh siswa yang juga berdampak pada meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah.
Selama ini pelaksanaan pembelajaran Fiqih di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri hilir sudah menggunakan Metode Demonstrasi, tapi hal ini belum terlaksana secara maksimal.

B. Sasaran Tindakan
Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir.

C. Rumusan Masalah
Bagaimana cara menerapkan Metode Demonstrasi Untuk Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir?

D. Pemecahan Masalah
Adapun cara dalam pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pembelajaran pada siswa dengan cara menerapkan Metode Demonstrasi. Dengan metode ini diharapkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran fiqih akan meningkat.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a) Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitiannya adalah :
1. Untuk mengetahui Peningkatan aktivitas belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda.
2. Untuk mengetahui seberapa besar siswa bersungguh-sungguh dalam pembelajaran Fiqih di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda.
3. Untuk mengetahui seberapa tinggi hasil penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari dengan Metode Demonstrasi.
4. Untuk mengumpulkan persepsi dan kesan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran dengan Metode Demonstrasi.

b) Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir. Apakah hasil yang dicapai sudah maksimal atau belum.

2. Bagi Peneliti
1) Sebagai syarat dalam menyelesaikan studi akhir sekaligus meraih gelar sarjana pada program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Auliaurrasyidin Tembilahan.
2) Menambah wawasan bagi penulis, khususnya wawasan tentang pendidikan sesuai dengan program studi yang penulis tekuni.
3) Sebagai sumbangan pemikiran.