Senin, 28 Juni 2010

ISLAM DI SUMATERA

ISLAM DI SUMATERA


A. Kerajaan Perlak
Bertolak dari pernyataan Marcopolo yang telah disebutkan diatas para ahli berpendapat bahwa perlak yang dimaksud adalah peureulak yang sekarang termasuk wilayah kabupaten daerah tingkat II Aceh timur.

Adapun nama itu dikarenakan daerah tersebut banyak ditumbuhi kayu perlak , kayu ini sangat bagus sebagai bahan pembuatan kapal, karena dengan nama kayu yang dihasilkannya sehingga terkenal dengan nama sebutan negeri perlak.

Sebagai sebuah pelabuhan perniagaan yang maju dan aman pada abad ke-8 M. Perlak menjadi tempat persinggahan kapal-kapal niaga ornag-orang Arab dan Persia, seiring berjalannya waktu di daerah ini terbentuk dan berkembang masyarakat islam akibat perkawinan diantara saudagar islam / muslim dengan perempuan anak negeri. Perkawinan ini menyebabkan lahirnya keturunan-keturunan muslim dari percampuran daerah arab, Persia dengan putri-putri perlak. Hal ini pulalah yang menyebabkan berdirinya kerajaan islam perlak yang pertama pada hari selasa satu hari bulan muharram tahun 225 = 840 M, dengan rajanya Syed Maulana Adul Aziz Shah ( peranakan arab quraisy dengan putri perlak ) atau yang terkenal dengan gelar Sultan Alauddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah.


Menurut catatan Idharul Haq pada saat ini pula nama ibu kota kerajaan di rubah dari Bandar perlak menjadi Bandar khalifah. Hal ini dilakukan untuk mengenang jasa nakhoda khalifah yang telah membudayakan islam pada masyarakat Asia Tenggara yang dimulai dari perlak.




B.Kerajaan Pasai

Samudera pasai disebut juga sebagai kerajaan islam pertama di Indonesia. Keberadaan kerajaan ini di dukung oleh adanya batu nisan kubur yang menunjukkan raja pertama adalah Al-Malik Al Shaleh yang wapat pada bulan ramadhan 696 = 1297 M, sedangkan kerajaan ini diperkirakan berdiri sejak tahun 433 H 1024 M sedangkan pendirinya adalah Meurah Khair yang setelah menjadi raja yang bergelar maharaja mahmud syah. Ia memerintah sampai 470 H / 1078 M.

Kondisi atau keberadaan islam di Samudera pasai sejak awal abad ke-13 sampai pertengahan abad ke-14 M, dapat diketahui dari berita cina dan pendapat Ibnu Bathutah, seorang pengembara darui malaka, dalam berita tersebut dituliskan bahwa pada sejak tahun 1282 M, Al-malik Al Shaleh telah mengirim utusan ke Quilon, yang terletak pada pantai barat dan bertemu dengan data-data dari cina. Di antara nama data-data yang dikirimkan adalah Husein dan Sulaiman ( nama-nama muslim ).

Dari berita ini dapat diketahui samudera telah ada sekurang-kurangnya pada tahun 1282 M. Adapun menurut Ibnu Bathutah ketika ia berkunjung ke Sumatera 1346 M, Menyatakan bahwa disana islam sudah sekitar satu abad disiarkan, disamping itu ia juga menyebarkan kesalehan, kerendahan hati, dan semangat keagamaan raja dan rakyatnya serta mazhab yang diikuti yakni mazhab Syafi’i. Selain itu samudera pasai juga menjadi pusat studi islam dan tempat berkumpulnya para ulama dari berbagai negeri untuk membicarakan masalah keagamaan dan keduniaan. Sedangkan basis perekonomian kerajaan ini lebih pada pelayaran dan perdagangan.


C. Kerajaan Malaka

Pelayaran dan perdagangan dari barat dari negeri cina sejak dahulu memerlukan tempat singgah untuk mengambil bekal dan menumpuk barang, setelah beberapa abad emporium dijalankan oleh Sriwijaya, pada gilirannya pada abad ke-13 seiring dengan merosotnya kekuasaan Sriwijaya, fungsi tersebut terpencar diantaranya berpusat di pidie dan samudera pasai, dan abad berikutnya muncullah pusat-pusat kekuasaan baru di sepanjang pantai timur Sumatera dan diseberang selat malaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar