Senin, 20 Desember 2010

pikiran ku

A special world for you and me
A special bond one cannot see
It wraps us up in its cocoon
And holds us fiercely in its womb.
Its fingers spread like fine spun gold
Gently nestling us to the fold
Like silken thread it holds us fast
Bonds like this are meant to last.
And though at times a thread may break
A new one forms in its wake
To bind us closer and keep us strong
In a special world, where we belong.
- Sheelagh Lennon –

Jumat, 01 Oktober 2010

PTK

A. Judul Penelitian
Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan Timur
oleh Yones P
B. Bidang Kajian
Penelitian ini meliputi Bidang Kajian sebagai berikut:
1 Keterampilan Berbicara dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP.
2 Pendekatan Pragmatik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP.
C. Pendahuluan
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara. Keterampilan berbicara juga akan mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan atau ujaran yang komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami. Selain itu, keterampilan berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang kritis karena mereka memiliki kemampuan untuk mengekspresikan gagasan, pikiran, atau perasaan kepada orang lain secara runtut dan sistematis. Bahkan, keterampilan berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang berbudaya karena sudah terbiasa dan terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai dengan konteks dan situasi tutur pada saat dia sedang berbicara.
Namun, harus diakui secara jujur, keterampilan berbicara di kalangan siswa SMP, khususnya keterampilan berbicara, belum seperti yang diharapkan. Kondisi ini tidak lepas dari proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yang dinilai telah gagal dalam membantu siswa terampil berpikir dan berbahasa sekaligus. Yang lebih memprihatinkan, ada pihak yang sangat ekstrim berani mengatakan bahwa tidak ada mata pelajaran Bahasa Indonesia pun siswa dapat berbahasa Indonesia seperti saat ini, asalkan mereka diajari berbicara, membaca, dan menulis oleh guru (Depdiknas 2004:9).
Sementara itu, hasil observasi empirik di lapangan juga menunjukkan fenomena yang hampir sama. Keterampilan berbicara siswa SMP berada pada tingkat yang rendah; diksi (pilihan kata)-nya payah, kalimatnya tidak efektif, struktur tuturannya rancu, alur tuturannya pun tidak runtut dan kohesif.
Demikian juga keterampilan berbicara siswa kelas VII-A SMPN 3 Tarakan, Kalimantan Timur. Berdasarkan hasil observasi, hanya 20% (8 siswa) dari 40 siswa yang dinilai sudah terampil berbicara dalam situasi formal di depan kelas. Indikator yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam berbicara, di antaranya kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata (diksi), struktur kalimat, kelogisan (penalaran), dan kontak mata.
Paling tidak, ada dua faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat keterampilan siswa dalam berbicara, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasuk faktor eksternal, di antaranya pengaruh penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam proses komunikasi sehari-hari, banyak keluarga yang menggunakan bahasa ibu (bahasa daerah) sebagai bahasa percakapan di lingkungan keluarga. Demikian juga halnya dengan penggunaan bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat. Rata-rata bahasa ibulah yang digunakan sebagai sarana komunikasi. Kalau ada tokoh masyarakat yang menggunakan bahasa Indonesia, pada umumnya belum memperhatikan kaidah-kaidah berbahasa secara baik dan benar. Akibatnya, siswa tidak terbiasa untuk berbahasa Indonesia sesuai dengan konteks dan situasi tutur.
Dari faktor internal, pendekatan pembelajaran, metode, media, atau sumber pembelajaran yang digunakan oleh guru memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat keterampilan berbicara bagi siswa SMP. Pada umumnya, guru bahasa Indonesia cenderung menggunakan pendekatan yang konvensional dan miskin inovasi sehingga kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung monoton dan membosankan. Para peserta tidak diajak untuk belajar berbahasa, tetapi cenderung diajak belajar tentang bahasa. Artinya, apa yang disajikan oleh guru di kelas bukan bagaimana siswa berbicara sesuai konteks dan situasi tutur, melainkan diajak untuk mempelajari teori tentang berbicara. Akibatnya, keterampilan berbicara hanya sekadar melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional dan kognitif belaka, belum manunggal secara emosional dan afektif. Ini artinya, rendahnya keterampilan berbicara bisa menjadi hambatan serius bagi siswa untuk menjadi siswa yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya.
Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia telah menyimpang jauh dari misi sebenarnya. Guru lebih banyak berbicara tentang bahasa (talk about the language) daripada melatih menggunakan bahasa (using language). Dengan kata lain, yang ditekankan adalah penguasaan tentang bahasa (form-focus). Guru bahasa Indonesia lebih banyak berkutat dengan pengajaran tata bahasa, dibandingkan mengajarkan kemampuan berbahasa Indonesia secara nyata (Nurhadi, 2000).
Jika kondisi pembelajaran semacam itu dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin keterampilan berbicara di kalangan siswa SMP akan terus berada pada aras yang rendah. Para siswa akan terus-menerus mengalami kesulitan dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara lancar, memilih kata (diksi) yang tepat, menyusun struktur kalimat yang efektif, membangun pola penalaran yang masuk akal, dan menjalin kontak mata dengan pihak lain secara komunikatif dan interaktif pada saat berbicara.
Dalam konteks demikian, diperlukan pendekatan pembelajaran keterampilan berbicara yang inovatif dan kreatif, sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan. Siswa tidak hanya diajak untuk belajar tentang bahasa secara rasional dan kognitif, tetapi juga diajak untuk belajar dan berlatih dalam konteks dan situasi tutur yang sesungguhnya dalam suasana yang dialogis, interaktif, menarik, dan menyenangkan. Dengan cara demikian, siswa tidak akan terpasung dalam suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan membosankan. Pembelajaran keterampilan berbicara pun menjadi sajian materi yang selalu dirindukan dan dinantikan oleh siswa.
Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor internal yang diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan siswa klas VII-A SMPN 3 Tarakan, Kalimantan Timur, dalam berbicara, yaitu kurangnya inovasi dan kreativitas guru dalam menggunakan pendekatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung monoton dan
membosankan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah pendekatan pragmatik. Melalui pendekatan pragmatik, siswa diajak untuk berbicara dalam konteks dan situasi tutur yang nyata dengan menerapkan prinsip pemakaian bahasa secara komprehensif.
Dalam pendekatan pragmatik, guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan berbahasa di dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks. Guru juga memberikan pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks komunikasi alamiah senyatanya.
Prinsip-prinsip pemakaian bahasa yang diterapkan dalam pendekatan pragmatik, yaitu (1) penggunaan bahasa dengan memperhatikan aneka aspek situasi ujaran; (2) penggunaan bahasa dengan memperhatikan prinsip-prinsip kesantunan; (3) penggunaan bahasa dengan memperhatikan prinsip-prinsip kerja sama; dan (4) penggunaan bahasa dengan memperhatikan faktor-faktor penentu tindak komunikatif.
Melalui prinsip-prinsip pemakaian bahasa semacam itu, pendekatan pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara diharapkan mampu membawa siswa ke dalam situasi dan konteks berbahasa yang sesungguhnya sehingga keterampilan berbicara mampu melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional, kognitif, emosional, dan afektif.
Melalui penggunaan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara, para siswa SMP akan mampu menumbuhkembangkan potensi intelektual, sosial, dan emosional yang ada dalam dirinya, sehingga kelak mereka mampu berkomunikasi dan berinteraksi sosial secara matang, arif, dan dewasa. Selain itu, mereka juga akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif, serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya dalam menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Yang tidak kalah penting, para siswa juga akan mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, mampu menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, serta mampu memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
D. Perumusan dan Pemecahan Masalah
1.Perumusan Masalah
1.1 Langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam menggunakan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara bagi siswa SMP?
1.2 Apakah penggunaan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa SMP?
2. Pemecahan Masalah
3. Tujuan Penelitian
3.1 untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara bagi siswa SMP;
1. untuk memaparkan hasil keterampilan berbicara siswa SMP setelah pendekatan pragmatik digunakan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia.
4. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.1 Para guru bahasa Indonesia dapat mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara, khususnya bagi siswa SMP;
4.2 Keterampilan berbicara siswa kelas VII-A SMPN 3 Tarakan, Kalimantan Timur, yang menjadi subjek penelitian ini mengalami peningkatan yang signifikan;
4..3 Para guru bahasa Indonesia SMP diharapkan menggunakan pendekatan pragmatik dalam menyajikan aspek keterampilan berbicara, bahkan guru bahasa Indonesia di tingkat satuan pendidikan yang lebih rendah, seperti SD/MI, atau yang lebih tinggi, seperti SMA/SMK/MA, diharapkan juga menggunakan hasil penelitian ini dalam upaya melakukan inovasi pembelajaran Bahasa Indonesia.
E. Kajian Teori dan Pustaka
Untuk mengkaji penggunaan pendekatan pragmatik dalam meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa SMP digunakan teori yang berkaitan dengan keterampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP dan teori yang berkaitan dengan pendekatan pragmatik sebagai inovasi tindakan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa SMP.
I.1 Keterampilan berbicara dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Saat ini, arah pembinaan bahasa Indonesia di sekolah dituangkan dalam tujuan pengajaran bahasa Indonesia yang secara eksplisit dinyatakan dalam kurikulum. Secara garis besar, tujuan utama pengajaran bahasa Indonesia adalah agar anak-anak dapat berbahasa Indonesia dengan baik. Itu berarti agar anak-anak mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dengan baik menggunakan media bahasa Indonesia (Samsuri, 1987 dan Sadtono, 1988).
Melalui harapan tersebut, pengajaran bahasa Indonesia dikelola agar anak-anak memiliki keterampilan-keterampilan praktis berbahasa Indonesia, seperti
1. Menulis laporan ilmiah atau laporan perjalanan
2. Membuat surat lamaran pekerjaan
3. Berbicara di depan umum atau berdiskusi
4. Berpikir kritis dan kreatif dalam membaca
5. Membuat karangan-karangan bebas untuk majalah, koran, surat-surat pembaca, brosur-brosur, dan sebagainya. Apa pun bahan atau aturan-aturan bahasa yang diberikan kepada anak-anak, dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan praktis semacam itu.
Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, khususnya tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs secara eksplisit dinyatakan bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia semacam itu diharapkan:
1. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;
2. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik
dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
1. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya;
2. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah;
3. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan
keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia; dan
(6) Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan
kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.
Adapun tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:
1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis;
2. menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara;
3. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan;
4. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial;
5. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa;
1. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Sedangkan, ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakupi komponen- kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek:
(1) mendengarkan;
(2) berbicara;
(3) membaca; dan
(4) menulis.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa keterampilan berbicara merupakan salah salah satu aspek kemampuan berbahasa yang wajib dikembangkan di SMP. Keterampilan berbicara memiliki posisi dan kedudukan yang setara dengan aspek keterampilan mendengarkan, membaca, dan menulis.
Sementara itu, standar kompetensi dan kompetensi dasar keterampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs kelas VII semester berdasarkan Standar Isi dalam lampiran Peraturan Mendiknas Nomor 22/2006 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Keterampilan Berbicara Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Semester I Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Berbicara
2. Mengungkapkan pengalaman dan informasi melalui kegiatan berbicara dan menyampaikan pengumuman
2.1 Menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif
2.2. Menyampaikan pengumuman dengan intonasi yang tepat serta menggunakan kalimat-kalimat yang lugas dan sederhana
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut dapat disimpulkan bahwa pada semester I, siswa kelas VII SMP diharapkan mampu mengembangkan dua kompetensi dasar, yaitu:
(1) menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif; dan
(2) menyampaikan pengumuman dengan intonasi yang tepat serta menggunakan kalimat-kalimat yang lugas dan sederhana. Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengembangkan kompetensi dasar siswa kelas VII semester I dalam menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif.
Fokus penelitian ini relevan dengan kegiatan pembelajaran aspek keterampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP yang diarahkan agar siswa memiliki kemampuan untuk:
1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku secara lisan;
2. menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara;
1. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan;
2. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kridalaksana, ed. 1996:144) dijelaskan bahwa berbicara adalah “berkata; bercakap; berbahasa, atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dsb.) atau berunding”. Sementara itu, Tarigan (1983:15) dengan menitikberatkan pada kemampuan pembicara
menyatakan bahwa berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, seta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sedangkan, sebagai bentuk atau wujudnya, berbicara dinyatakan sebagai suatu alat untuk mengomunikasikan gagasangagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Hal senada juga dikemukakan oleh Mulgrave (1954:3-4). Dia menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau katakata untuk mengekspresikan pikiran. Selanjutnya, dinyatakan bahwa berbicara merupakan sistem tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan otototot dan jaringan otot manusia untuk mengomunikasikan ide-ide. Berbicara juga
dipahami sebagai bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor fisik, psikis, neurologis, semantik, dan linguistik secara ekstensif sehingga dapat digunakan sebagai alat yang sangat penting untuk melakukan kontrol sosial.
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa berbicara pada hakikatnya merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa. Dalam konteks demikian, keterampilan berbicara bisa dipahami sebagai keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan jeda. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, aktivitas berbicara dapat diekspresikan dengan bantuan mimik dan pantomimik pembicara.
Merujuk pada pendapat tersebut, keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk menceritakan, mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan kepada orang lain.
I.2 Pendekatan Pragmatik dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara di SMP Menurut Halliday (1975) siswa itu belajar berbahasa, belajar melalui bahasa, dan belajar tentang bahasa. Pengembangan bahasa pada anak memerlukan kesempatan menggunakan bahasa. Oleh karena itu, kita membutuhkan lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan yang banyak atau kaya bagi siswa untuk menggunakan bahasa di dalam cara-cara yang fungsional (Gay Su Pinnel dan Myna L. Matlin, 1989:2).
Guru yang memberi siswa kesempatan mengembangkan keterampilan berbahasa di dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks akan meningkatkan pembelajaran karena mereka (guru) memberi siswa pelatihan di dalam keterampilan yang terintegrasi dengan literasi tingkat tinggi. Komunikasi adalah inti pengajaran language arts, sementara itu tugas-tugas komunikasi yang
kompleks adalah inti kemahirwacanaan tingkat tinggi (high literacy) (CED, 2001).
Selanjutnya, guru yang memberi pengalaman kepada siswa dengan pembelajaran terpadu melalui lingkungan mahir literasi (literate environment) ternyata dapat meningkatkan pembelajaran karena mereka (siswa) menggunakan proses-proses yang saling berkaitan antara membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk komunikasi alamiah senyatanya (authentic commmunication) (Salinger, 2001).
Namun, secara jujur harus diakui bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP belum berlangsung seperti yang diharapkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia lebih cenderung bersifat teoretis dan kognitif daripada mengajak siswa untuk belajar berbahasa Indonesia dalam konteks dan situasi yang nyata. Akibatnya, apa yang diperoleh siswa di kelas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tidak bisa diterapkan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pembelajaran Bahasa Indonesia terlepas dari konteks pengalaman dan lingkungan siswa. Hal ini bisa menimbulkan dampak yang cukup serius terhadap keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam peristiwa dan konteks komunikasi.
Apa yang kita amati dari hasil pembelajaran di sekolah dasar dan menengah di Indonesia adalah ketidakmampuan anak-anak menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan bagaimana pengetahuan itu dimanfaatkan untuk memecahkan persoalan sehari-hari (Direktorat SLTP, 2002). Apa yang anak-anak peroleh di sekolah, sebagian hanya hafalan dengan tingkat pemahaman yang rendah. Siswa hanya tahu bahwa tugasnya adalah mengenal fakta-fakta, sementara keterkaitan antara fakta-fakta itu dengan pemecahan masalah belum mereka kuasai.
Dalam konteks demikian, diperlukan upaya serius melalui penggunaan pendekatan yang inovatif dan kreatif agar pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP bisa berlangsung dalam suasana yang kondusif, interaktif, dinamis, terbuka, menarik, dan menyenangkan. Melalui proses pembelajaran semacam itu, siswa diharapkan dapat menumbuhkembangkan kemampuan intelektual, sosial, dan
emosional, sehingga mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai dengan konteks dan sitiuasinya.
Hal itu sejalan dengan pernyataan dalam lampiran Peraturan Mendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, khususnya yang berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMP/MTs. Dalam lampiran tersebut secara eksplisit ditegaskan bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu menciptakan suasana yang kondusif; interaktif,
dinamis, terbuka, inovatif, kreatif, menarik, dan menyenangkan adalah pendekatan pragmatik.
Pendekatan pragmatik termasuk salah satu pendekatan komunikatif yang mulai digunakan dalam pengajaran bahasa sejak munculnya penolakan terhadap paham behaviorisme melalui metode Drill-nya. Pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa dirintis oleh Michael Halliday dan Dell Hymes. Hymes menciptakan istilah communicative competence, yaitu kompetensi berbahasa yang
tidak hanya menuntut ketepatan gramatikal, tetapi juga ketepatan dalam konteks sosial (Zahorik dalam Kurikulum 2004: Naskah Akademik Mata pelajaran Bahasa Indonesia 2004:4).
Proses pemerolehan bahasa mempersyaratkan adanya interaksi yang bermakna dalam bahasa sasaran. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemerolehan bahasa dapat dipilah menjadi dua golongan, yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Chaika, l982). Faktor eksternal berkaitan dengan lingkungan bahasa seseorang, sedangkan faktor internal berkaitan dengan keadaan intern di dalam diri pelahar bahasa. Faktor eksternal masih dipilah menjadi dua macam lagi, yaitu lingkungan bahasa makro dan lingkungan bahasa mikro. Lingkungan makro terdiri atas:
1. kealamiahan bahasa,
1. peranan anak-anak dalam berkomunikasi,
2. tersedianya sumber yang dapat membetulkan untuk menjelaskan makna, dan
3. ketersediaan model atau contoh yang bisa ditiru.
Lingkungan mikro adalah keadaan lingkungan kelas tempat anak-anak belajar, yaitu bagaimana guru bisa menciptakan kelas agar anak-anak bisa belajar keterampilan berbahasa, bukan hanya tahu tentang bahasa saja. Dari berbagai penelitian tentang pengajaran bahasa disimpulkan bahwa keterampilan berbahasa anak, khususnya keterampilan berbicara, dikembangkan melalui tiga cara, yaitu:
(1) anak-anak mengembangkan bahasa keduanya dengan memproduksi ujaran dalam bahasa target secara lebih sering, lebih tepat, dan dalam variasi yang luas;
(2) Anak-anak mengembangkan bahasa keduanya dengan cara mengolah input dari ujaran orang lain; dan
(3) anak-anak mengembangkan bahasa keduanya melalui pelibatan diri dalam tugas atau interaksi yang menuntut adanya kemampuan kreatif berkomunikasi dengan orang lain (Ellis, 1986).
Hal itulah yang kemudian menjadi cacatan penting dalam penelitian pengajaran bahasa, yaitu pengikutsertaan anak-anak dalam latihan komunikasi itu amat penting. Anak-anak dengan tingkat pembangkitan input yang tinggi (high input generating) memperoleh kemampuan berbahasanya dari bertanya, menjawab, menyanggah, dan beradu argumen dengan orang lain. Anak-anak yang lambat belajar, berarti ia juga pasif dalam berlatih berbahasa nyata atau pasif dalam berkomunikasi menggunakan bahasa.
Inti dari temuan itu adalah bahwa keaktifan anak-anak di kelas dalam pembelajaran bahasa perlu dilakukan melalui aktivitas berlatih berujar secara nyata. Penelitian-penelitian itu pada akhirnya menghasilkan sejumlah hipotesis baru tentang pembelajaran bahasa. Secara umum ada korelasi antara perilaku aktif ini dengan perolehan belajar anak. Dengan kata lain, hasil penelitian dalam bidang pengajaran bahasa menyarankan adanya program pengajaran bahasa yang menekankan pada pembangkitan input anak-anak (latihan bercakap-cakap, membaca, atau menulis yang sebenarnya).
Pembelajaran kompetensi komunikatif yang menjadi muara akhir pencapaian pembelajaran bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri:
1. makna itu penting, mengalahkan struktur dan bentuk;
2. konteks itu penting, bukan item bahasa;
3. belajar bahasa itu belajar berkomunikasi;
4. target penguasaan sistem bahasa itu dicapai melalui proses mengatasi hambatan berkomunikasi;
5. kompetensi komunikatif menjadi tujuan utama, bukan kompetensi kebahasaan;
6. kelancaran dan keberterimaan bahasa menjadi tujuan, bukan sekedar ketepatan bahasa. Siswa didorong untuk selalu berinteraksi dengan siswa lain (Brown, 2001:45).
Penggunaan pendekatan paragmatik dalam pengajaran Bahasa Indonesia juga dilandasi oleh semangat pembelajaran kontruktivistik yang memiliki ciri-ciri:
perilaku dibangun atas kesadaran diri;
1. keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman;
2. hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri, berdasarkan motivasi intrinsik;
3. seseorang berperilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat bagi dirinya;
4. pembelajaran bahasa dilakukan dengan pendekatan komunikatif, yaitu siswa diajak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dalam konteks nyata;
5. siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, ikut bertanggung jawab atas terjadinya proses pembelajaran yang efektif, membawa skemata masing-masing ke dalam proses pembelajaran;
6. pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri, dengan cara memberi makna pada pengalamannya. Oleh karena ilmu pengetahuan itu dikembangkan (dikonstruksi) oleh manusia sendiri, sementara manusia selalu mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu tidak pernah stabil, selalu berkembang (tentative & incomplete);
7. siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi;
8. hasil belajar diukur dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber;
9. pembelajaran terjadi di berbagai konteks dan setting (Zahorik dalam Kurikulum 2004: Naskah Akademik Mata pelajaran Bahasa Indonesia 2004:21-22).
Penggunaan pendekatan pragmatik dalam pengajaran Bahasa Indonesia juga didasari oleh prinsip bahwa guru mengajarkan bahasa Indonesia sebagai sebuah keterampilan, antara lain pengintegrasian antara bentuk dan makna, penekanan pada kemampuan berbahasa praktis, dan interaksi yang produktif antara guru dengan siswa. Prinsip pertama menyarankan agar pengetahuan dan keterampilan berbahasa yang diperoleh, berguna dalam komunikasi sehari-hari (meaningful). Dengan kata lain, agar dihindari penyajian materi (khususnya kebahasaan) yang tidak bermanfaat dalam komunikasi sehari-hari, misalnya, pengetahuan tata bahasa bahasa Indonesia yang sangat linguistis.
Prinsip kedua menekankan bahwa melalui pengajaran bahasa Indonesia, siswa diharapkan mampu menangkap ide yang diungkapkan dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis, serta mampu mengungkapkan gagasan dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Penilaian hanya sebagai sarana pembelajaran bahasa, bukan sebagai tujuan.
Prinsip ketiga mengharapkan agar di kelas terjadi suasana interaktif sehingga tercipta masyarakat pemakai bahasa Indonesia yang produktif. Tidak ada peran guru yang dominan. Guru diharapkan sebagai “pemicu” kegiatan berbahasa lisan dan tulis. Peran guru sebagai orang yang tahu atau pemberi informasi pengetahuan bahasa Indonesia agar dihindari.
Ciri lain yang menandai adanya penggunaan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara adalah penggunaan konteks tuturan. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik memperoleh gambaran penggunaan bahasa Indonesia dalam konteks dan situasi yang nyata.
Konteks adalah sesuatu yang menjadi sarana pemerjelas suatu maksud. Sarana itu meliputi dua macam, yaitu:
1. berupa bagian ekspresi yang dapat mendukung kejelasan maksud; dan
2. berupa situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Konteks yang berupa bagian ekspresi yang dapat mendukung kejelasan maksud disebut koteks (co-text), sedangkan konteks yang berupa situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian disebut konteks (contex) (Rustono 1999:20). Makna sebuah kalimat baru dapat dikatakan benar apabila diketahui siapa pembicaranya, siapa pendengarnya, kapan diucapkan, dan lain-lain (Lubis 1993:57).
Menurut Alwi et al. (1998:421), konteks terdiri dari unsur-unsur, seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan sarana. Bentuk amanat sebagai unsur konteks, antara lain dapat berupa surat, esai, iklan, pemberitahuan, pengumuman, dan sebagainya.
Di dalam peristiwa tutur, ada sejumlah faktor yang menandai keberadaan peristiwa itu. Menurut Hymes (1968) (melalui Rustono 1999:21), faktor-faktor itu berjumlah delapan, yaitu:
1. latar atau scene, yaitu tempat dan suasana peristiwa tutur;
1. participant, yaitu penutur, mitra tutur, atau pihak lain;
2. end atau tujuan;
3. act, yaitu tindakan yang dilakukan penutur di dalam peristiwa tutur;
4. key, yaitu nada suara dan ragam bahasa yang digunakan di dalam mengekspresikan tuturan dan cara mengekspresikannya;
1. instrument, yaitu alat elalui telepon atau bersemuka;
2. norm atau norma, yaitu aturan permainan yang harus ditaati oleh setiap peserta tutur; dan (8) genre, yaitu jenis kegiatan, seperti wawancara, diskusi, kampanye, dan sebagainya. Lebih lanjut
dikemukakan bahwa ciri-ciri konteks itu mencakupi delapan hal, yaitu penutur, mitra tutur, topik tuturan, waktu dan tempat bertutur, saluran atau media, kode (dialek atau gaya), amanat atau pesan, dan peristiwa atau kejadian. Di dalam novel, konteks tuturan tampak pada dialog antartokoh yang memenuhi ciri-ciri konteks sebagaimana dikemukakan oleh Hymes (1968).
Menurut Rustono (1999:26), situasi tutur adalah situasi yang melahirkan tuturan. Pernyataan ini sejalan dengan pandangan bahwa tuturan merupakan akibat, sedangkan situasi tutur merupakan sebabnya. Di dalam komunikasi, tidak ada tuturan tanpa situasi tutur. Memperhitungkan situasi tutur amat penting di dalam pragmatik. Maksud tuturan yang sebenarnya hanya dapat diidentifikasi melalui situasi tutur yang mendukungnya. Penentuan maksud tuturan tanpa mengalkulasi situasi tutur merupakan langkah yang tidak akan membawa hasil yang memadai. Pertanyaan apakah yang dihadapi itu berupa fenomena pragmatis atau fenomena semantis dapat dijawab dengan kriteria pembeda yang berupa situasi tutur. Komponen-komponen situasi tutur menjadi kriteria penting di dalam menentukan maksud suatu tuturan.
Menurut Leech (1983:13-15), situasi tutur mencakupi lima komponen, yaitu penutur dan mitra tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, dan tuturan sebagai produk tindak verbal. Komponen situasi tutur yang pertama adalah penutur dan mitra tutur. Penutur adalah orang yang bertutur, yaitu orang yang menyatakan tuturan tertentu di dalam peristiwa komunikasi. Sementara itu, mitra tutur adalah orang yang menjadi sasaran sekaligus kawan penutur di dalam peristiwa tutur. Di dalam peristiwa komunikasi, peran penutur dan mitra tutur dilakukan secara silih berganti. Yang semula berperan sebagai penutur pada tahap berikutnya dapat menjadi mitra tutur, demikian pula sebaliknya. Aspek-aspek yang terkait dengan penutur dan mitra tutur antara lain usia, latar belakang sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat keakraban. Komponen situasi tutur yang kedua adalah konteks tuturan. Di dalam tata bahasa, konteks tuturan mencakupi semua aspek fisik atau latar sosial yang relevan dengan tuturan yang diekspresi. Konteks yang bersifat fisik, yaitu fisik tuturan dengan tuturan lain yang biasa disebut dengan ko-teks, sedangkan konteks latar sosial lazim dinamakan konteks. Di dalam pragmatik, konteks berarti semua latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra tuturnya. Konteks berperan membantu mitra tutur di dalam menafsirkan maksud yang ingin dinyatakan oleh penutur.
Komponen situasi tutur yang ketiga adalah tujuan tuturan, yaitu apa yang ingin dicapai oleh penutur dengan melakukan tindakan bertutur. Komponen ini menjadi hal yang melatarbelakangi tuturan. Semua tuturan orang normal memiliki tujuan. Hal ini berarti tidak mungkin ada tuturan yang tidak mengungkapkan suatu tujuan. Di dalam peristiwa tutur, berbagai tuturan dapat diekspresi untuk
mencapai suatu tujuan.
Komponen situasi tutur yang keempat adalah tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau aktivitas. Komponen ini mengandung maksud bahwa tindak tutur merupakan tindakan juga tidak ubahnya sebagai tindakan mencubit dan menendang. Yang berbeda adalah bagian tubuh yang berperan. Jika mencubit yang berperan adalah tangan dan menendang yang berperan adalah kaki, pada tindakan bertutur alat ucaplah yang berperan. Tangan, kaki, dan alat ucap adalah bagian tubuh manusia.
Komponen situasi tutur yang kelima adalah tuturan sebagai produk tindak verbal. Tuturan itu merupakan hasil suatu tindakan. Tindakan manusia dibedakan menjadi dua, yaitu tindakan verbal dan tindakan nonverbal. Mencubit dan menendang adalah tindakan nonverbal, sedangkan berbicara atau bertutur adalah tindakan verbal, yaitu tindak mengekspresikan kata-kata atau bahasa. Karena tercipta melalui tindakan verbal, tuturan itu merupakan produk tindak verbal. Komponen lain yang dapat menjadi unsur situasi tutur antara lain waktu dan tempat pada saat tuturan itu diproduksi. Tuturan yang sama dapat memiliki maksud yang berbeda akibat perbedaan waktu dan tempat sebagai latar tuturan.
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan pragmatik sebagai inovasi dalam pengajaran keterampilan berbicara di SMP dimaksudkan untuk melatih dan membiasakan siswa untuk berbicara sesuai dengan konteks dan situasi tutur senyatanya sehingga siswa dapat memperoleh manfaat praktis untuk diterapkan dalam peristiwa komunikasi sehari-hari.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi masalah atau refleksi awal terhadap rendahnya tingkat keterampilan berbicara siswa kelas VII-A SMP Negeri 3 Tarakan Kalimantan Timur. Berdasarkan refleksi awal ditemukan penyebab rendahnya tingkat keterampilan berbicara siswa kelas VII-A SMP Negeri 3 Tarakan Kalimantan Timur, yaitu penggunaan pendekatan pembelajaran yang tidak mampu membawa siswa ke dalam situasi penggunaan bahasa secara nyata atau terlepas dari konteks dan situasi tuturan. Akibatnya, proses pembelajaran berlangsung monoton dan membosankan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang diduga mampu membawa siswa ke dalam situasi penggunaan bahasa secara nyata sehingga siswa memperoleh manfaat praktis untuk diterapkan dalam peristiwa komunikasi seharihari. Berdasarkan penggunaan pendekatan pragmatik yang ditawarkan sebagai solusi, dirumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu:
1. Langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam menggunakan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara bagi siswa SMP; dan
2. Apakah penggunaan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa SMP.
Selanjutnya, dirumuskan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
1. untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara bagi siswa SMP; dan
2. untuk memaparkan hasil keterampilan berbicara siswa SMP setelah pendekatan pragmatik digunakan dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan rumusan tujuan, dilakukan kajian teori sehingga pendekatan yang ditawarkan sebagai solusi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Teori yang digunakan adalah teori yang berkaitan dengan aspek keterampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP dan teori yang berkaitan dengan pendekatan pragmatik sebagai inovasi tindakan yang dilakukan dalam upaya dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa SMP.
Dari hasil kajian teori dirumuskan hipotesis tindakan, yaitu penggunaan pendekatan pragmatik dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa SMP. Berdasarkan rumusan hipotesis tindakan, dilakukan perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa SMP klas VII-A SMPN Negeri 3 Tarakan Kalimantan Timur. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dengan melibatkan seorang kolaborator untuk melakukan observasi terhadap tindakan yang dilakukan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan observasi, dilakukan analisis data yang diperoleh dari hasil keterampilan berbicara siswa klas VII-A SMP Negeri 3 Tarakan Kalimantan Timur. Data tersebut dibandingkan dengan indikator keberhasilan penggunaan pendekatan pragmatik, yaitu 70% (28 siswa) dari 40 siswa klas VII-A SMP Negeri 3 Tarakan Kalimantan Timur terampil berbicara berdasarkan aspek kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata (diksi), struktur kalimat, kelogisan (penalaran), dan kontak mata. Bersama kolaborator, peneliti melakukan refleksi terhadap hasil analisis data. Jika hasil analisis data belum menunjukkan hasil yang signifikan, dilakukan refleksi untuk memperbaiki langkah-langkah yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya.
Langkah selanjutnya adalah menyusun replanning (rencana tindakan) untuk siklus II berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan bersama kolaborator. Pada siklus II, peneliti melakukan tindakan sesuai dengan replanning yang telah disusun dengan melibatkan kolaborator untuk mengamati efektivitas pelaksanaan tindakan. Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap data keterampilan berbicara
siswa klas VII-A SMP Negeri 3 Tarakan Kalimantan Timur dibandingkan dengan indikator keberhasilan untuk direfleksi bersama kolaborator. Jika hasilnya belum signifikan, dilakukan replanning untuk siklus III. Jika penggunaan pendekatan pragmatik sudah menunjukkan hasil yang signifikan dengan indikator
keberhasilan, tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Ini artinya, penggunaan pendekatan pragmatik dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa SMP seperti yang telah dirumuskan dalam hipotesis tindakan.
F.1. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 3 Tarakan Kalimantan Timur. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-A SMPN 3 Tarakan yang terdiri atas 40 siswa, dengan rincian 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
F.2 Pemecahan Masalah
Seperti telah peneliti kemukakan bahwa masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat keterampilan berbicara, khususnya keterampilan siswa kelas VII-A SMP Negeri 3 Tarakan Kalimantan Timur, dalam menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan pilihan kata yang tepat dan kalimat yang efektif.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan refleksi awal, siswa kelas VII-A SMP Negeri 3 Tarakan Kalimantan Timur yang dinilai sudah mampu menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif baru sekitar 20% (8 siswa) dari 40 siswa. Data ini masih jauh dari standar ketuntasan belajar minimal secara nasional, yaitu 75%.
Materi pembelajaran berseumber dari standar isi dalam lampiran Peraturan Mendiknas No. 22/2006 tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs seperti pada tabel 7.1 berikut ini. Tabel 7.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menceritakan
Pengalaman yang Paling Mengesankan dengan Menggunakan Pilihan Kata dan Kalimat Efektif
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Berbicara
2. Mengungkapkan pengalaman dan informasi melalui kegiatan berbicara dan menyampaikan pengumuman
2.1 Menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif.
Masalah rendahnya tingkat keterampilan siswa dalam menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif akan dipecahkan dengan menggunakan pendekatan pragmatik melalui enam langkah, antara lain sebagai berikut:
7.2.1 Siswa memilih dan mencatat pengalaman mengesankan yang ingin diceritakan.
7.2.2 Siswa mencatat identitas penutur dan mitra tutur, yaitu orang-orang yang terlibat dalam pengalaman yang akan diceritakan.
7.2.3 Siswa mencatat konteks tuturan, yaitu latar belakang pengetahuan yang dimiliki penutur dan mitra tutur.
7.2.4 Siswa mencatat tujuan tuturan, yaitu apa yang ingin dicapai oleh penutur berdasarkan pengalaman yang akan diceritakan.
7.2.5 Siswa bertindak tutur melalui wujud tindakan verbal berdasarkan hal-hal yang telah dicatat sebelumnya. Bentuk tindakan verbal berupa tindak tutur yang dihasilkan oleh alat ucap, berupa kata-kata dan kalimat.
7.2.6 Siswa bertindak tutur melalui wujud tindakan nonverbal untuk memperjelas tindakan verbal yang telah dilakukan. Tindakan nonverbal berupa tindak tutur yang dihasilkan melalui kontak mata, mimik, gerak tangan, atau gerak anggota badan yang lain. Secara garis besar, alur penggunaan pendekatan pragmatik yang digunakan untuk memecahkan masalah rendahnya tingkat keterampilan siswa kelas VII-A SMP Negeri 3 Tarakan Kalimantan Timur.
Melalui alur penggunaan pendekatan pragmatik tersebut, siswa diharapkan dapat menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan kalimat yang efektif sesuai konteks dan situasi tutur. Artinya, pilihan kata dan struktur kalimat yang digunakan dalam berbicara sangat ditentukan oleh konteks dan situasi tutur yang telah ditentukan oleh siswa. Pendekatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk memilih dan menentukan pengalaman yang hendak diceritakan, sedangkan guru hanya memberikan rambu-rambu sebagai pedoman bagi siswa dalam berbicara.
F.3 Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang akan dilakukan dalam menggunakan pendekatan pragmatik untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VII-A SMP Negeri 3 Tarakan Kalimantan Timur dalam menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan pilihan kata dan kalimat yang efektif, antara lain sebagai berikut.
F.3.1
Guru menyusun silabus berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII semester I seperti yang tercantum dalam Standar Isi (lampiran Permendiknas No. 22/2006). Dalam silabus dicantumkan nama sekolah, identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas/semester, komponen, aspek, dan standar kompetensi), kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan belajar, indikator, penilaian (teknik, bentuk, dan contoh instrumen), alokasi waktu, dan sumber/media belajar.
F.3.2
Guru mengembangkan silabus Menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat komponen: nama sekolah, identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas/semester, komponen, aspek, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu), tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkahlangkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, penilaian dan pedoman penilaian.
F.3.3
Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Pada tahap ini, peneliti melibatkan kolaborator untuk mengamati pelaksanaan tindakan.
F.3.4
Peneliti menganalisis data hasil keterampilan siswa dalam berbicara mengenai pengalaman mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif.
F.3.5
Hasil analisis data dibandingkan dengan hasil tes awal untuk mengetahui efektiktivitas penggunaan pendekatan pragmatik. Langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator. Jika penggunaan pendekatan pragmatik dinilai belum memberikan hasil yang signifikan, kolaborator memberikan masukan dan bersama-sama dengan peneliti melakukan langkah-langkah perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
F.3.6
Peneliti melakukan replanning untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya berdasarkan hasil refleksi bersama kolaborator.
F.3.7
Peneliti melaksananakan tindakan pada siklus II sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun.
F.3.8
Peneliti menganalisis data hasil keterampilan siswa dalam menceritakan pengalaman mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif.
F.3.9
Hasil analisis data dibandingkan dengan hasil tes siklus I untuk mengetahui efektiktivitas penggunaan pendekatan pragmatik. Langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator. Jika penggunaan pendekatan pragmatik dinilai sudah memberikan hasil yang signifikan sesuai dengan indikator keberhasilan, penelitian dinyatakan selesai dan tinggal melakukan tindakan pemantapan kepada siswa (subjek penelitian). Namun, jika hasil analisis data belum menunjukkan hasil yang signifikan, peneliti kembali melakukan refleksi bersama kolaborator untuk merencanakan tindakan perbaikan (replanning) yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
F.4 Tahap Pelaksanaan
Tahap-tahap yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan terinci sebagai berikut.
F.4.1 Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap persiapan tindakan, peneliti yang sekaligus sebagai guru menyiapkan silabus, RPP, instrumen, sumber belajar, dan media belajar yang digunakan untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tindakan.
F.4.2 Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai rencana yang tersusun dalam RPP. Secara garis besar, tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus sesuai dengan yang tersusun dalam RPP antara lain sebagai berikut.
F.4.2.1 Tindakan Awal
F.4.2.1.1
Apersepsi: peneliti mengaitkan materi pembelajaran tentang dengan pengalaman siswa.
F.4.2.1.2
Motivasi: peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar gemar menceritakan pengalaman yang mengesankan kepada orang lain.
F..4.2.2Tindakan Inti
F.4.2.2.1
Siswa menyimak contoh cerita pengalaman yang mengesankan yang disampaikan oleh peneliti.
F..4.2.2.2
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru dan teman sekelas untuk menentukan langkah-langkah menceritakan pengalaman mengesankan berdasarkan contoh cerita yang disimak.
F..4.2.2.3
Siswa memilih dan mencatat pengalaman mengesankan yang ingin diceritakan.
F..4.2.2.4
Siswa mencatat identitas penutur dan mitra tutur, yaitu orang-orang yang terlibat dalam pengalaman yang akan diceritakan.
F..4.2.2.5
Siswa mencatat konteks tuturan, yaitu latar belakang pengetahuan yang dimiliki penutur dan mitra tutur.
F..4.2.2.6
Siswa mencatat tujuan tuturan, yaitu apa yang ingin dicapai oleh penutur berdasarkan pengalaman yang akan diceritakan.
F..4.2.2.7
Siswa bertindak tutur melalui wujud tindakan verbal berdasarkan halhal yang telah dicatat sebelumnya.
F..4.2.2.8
Siswa bertindak tutur melalui wujud tindakan nonverbal untuk memperjelas tindakan verbal yang telah dilakukan.
F.4.2.3Tindakan Akhir
F..4.2.3.1
Siswa bersama peneliti menyimpulkan cara menceritakan pengalaman mengesankan dengan pilihan kata yang tepat dan kalimat yang efektif.
F..4.2.3.2
Siswa bersama peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kesan siswa ketika menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan pendekatan prgmatik.
F.4.3 Pelaksanaan Pengamatan
Ketika peneliti melaksanakan tindakan, anggota peneliti sebagai kolaborator melakukan pengamatan terhadap situasi yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang perlu diamati dan dicatat oleh kolaborator dalam lembar observasi, di antaranya:
1. respon siswa,
2. perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran;
1. keterampilan guru dalam menggunakan pendekatan pragmatik, baik dalam tindakan awal, tindakan inti, maupun tindakan akhir; dan
1. kesesuaian antara rencana dan implementasi tindakan.
F.4.4 Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang diperoleh berdasarkan unjuk kerja yang dilakukan siswa ketika menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan pilihan kata dan kalimat yang efektif. Unsur-unsur yang dianalisis, yaitu kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata, keefektifan kalimat, kelogisan penalaran, dan kemampuan menjalin kontak mata. Berdasarkan hasil analisis data akan diketahui unsur-unsur mana saja yang masih menjadi hambatan siswa dalam menceritakan pengalamannya yang mengesankan.
Hasil analisis data tersebut juga sangat penting dan berharga sebagai bahan untuk melakukan refleksi bersama kolaborator. Pada saat melakukan refleksi, kolaborator memberikan masukan kepada peneliti berdasarkan hasil pengamatan yang telah dicatat untuk melakukan langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya.
Penelitian tidak perlu dilakukan lagi pada siklus berikutnya jika hasil analisis data menunjukkan pengingkatan yang signifikan sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan, yaitu 70% (28 siswa) dari 40 siswa klas VII-A SMP Negeri 3 Tarakan Kalimantan Timur terampil berbicara berdasarkan aspek kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata (diksi), struktur kalimat, kelogisan (penalaran), dan kontak mata.
F.5 Cara Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid, data dikumpulkan melalui cara/teknik berikut ini:
F.5.1 Tes
Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menceritakan pengalaman yang mengesankan kepada orang lain. Aspek-aspek yang dinilai, yaitu kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata (diksi), struktur kalimat, kelogisan (penalaran), dan kontak mata.
F.5.2 Nontes
Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
F.5.2.1 Observasi (pengamatan): teknik ini digunakan oleh kolaborator untuk mengobservasi pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti.
F..5.2.2 Wawancara: teknik ini digunakan oleh peneliti dan kolaborator untuk mengetahui respon siswa secara langsung dalam berbicara dengan menggunakan pendekatan pragmatik. Wawancara terutama dilakukan kepada siswa yang menonjol karena kelebihan atau kekurangannya. Pelaksanaan wawancara dilakukan di luar kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pedoman wawancara.
F.5.2.3 Jurnal: teknik ini digunakan oleh peneliti setiap kali selesai mengimplementasikan tindakan. Jurnal tersebut dijadikan sebagai bahan refleksi diri bagi peneliti untuk mengungkap aspek:
1. respon siswa terhadap penggunaan pendekatan pragmatik;
2. situasi pembelajaran; dan
3. kekurangpuasan peneliti terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Selain peneliti, siswa juga membuat jurnal setiap kali mengikuti kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk mengungkapkan:
(1) respon siswa (baik yang positif maupun negatif) terhadap penggunaan pendekatan pragmatik;
(2) metode pembelajaran yang disukai siswa; dan
(3) kemampuan peneliti dalam menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
F..6 Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik tabulasi data secara kuantitatif berdasarkan hasil tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus. Hasil tindakan pada setiap siklus dibandingkan dengan hasil tes awal untuk mengetahui persentase peningkatan keterampilan siswa kelas VII-A SMPN 3 Tarakan dalam menceritakan pengalaman yang mengesankan.
Pada setiap siklus dideskripsikan jumlah skor yang diperoleh semua siswa, daya serap, dan rata-rata skor untuk aspek kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata (diksi), struktur kalimat, kelogisan (penalaran), dan kontak mata. Selain itu, juga dideskripsikan jumlah skor, jumlah nilai, rata-rata nilai, dan tingkat daya serap, dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus.

KEGIATAN KUKERTA QUUU

KEGIATAN HARIAN MAHASISWA
KULIAH KERJA NYATA

Nama : Mursit Program Studi : S 1 PGMI
Desa : Kota Baru Reteh
Kecamatan / Kabupaten : Keritang / Indragiri Hilir
4 Minggu ke - : I/II dari tanggal 20 juli s.d 04 september 2010

No Hari/Tgl/
Jam Kegiatan yang dilakukan Tempat Inisiatif
(Pribadi, kelompok, masyarakat, pemuda, dsb) Sasaran
Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan,
Hambatan, dsb. Catatan
1 Selasa,
20-07-2010
08.00
12.00

19.45 Berkumpul dikampus STAI

Serah terima peserta KKN


Musyawarah Warung bang helmi

Rumah Kepala Desa


Posko
Semua anggota

Kelompok & dosen


Kelompok Ingin beranagkat

Serah terima


Pelaksanaan Kegiatan KKN Lancar

Lancar


Lancar Menunggu mobil



Ok
2 Rabu,
21-07-2010
08.45

14.15


20.00

Gotong royong



Jalan-jalan ke lokasi MTQ


Pertemuan dengan
KA-KUA dan Ibu Bidan Posko



Lokasi MTQ di Kota Baru Seberida

Di kediaman

Kelompok



Kelompok /


Kelompok kebersihan tempat tinggal


Pelaksanaan Kegiatan KKN

Silaturrahmi Lancar



Lancar


Lancar
3. Kamis,
22-07-2010
08.00

16.10


20.00 Musyawarah



Pertemuan dengan ibu Yasinan

Pertemuan dengan tokoh masyarkat, pemuda. Posko



Rumah Ibu yasinan

Rumah Ketua MUI Kec, Keritang Kelompok



Kelompok


Kelompok Putra Rencana pembuatan spanduk

Kegiatan Yasinan


Pesta pernikahan anak Ketua MUI. Lancar



Lancar


Lancar
4

















Jum’at,
23-07-2009
08.00

09.00

12.00


14.00


16.00


Gotong royong dengan warga di RT 13

Pertemuan dengan camat keritang

Shalat jum’at berjama’ah


Pertemuan dengan sekda kab, camat, kades , panitia MTQ

Pengajian ibu-ibu yasin

RT 13


Kantor camat


Mesjid al-muttaqin


Lokasi MTQ


Rumah salah satu warga
Masyarakat, Kelompok

Individu


Kelompok Putra


Perwkilan kelompok


Masyarakat, kelompok
Pembersihan lingkungan

Usulan kegiatan
Pawai MTQ

Kewajiban shalat jum’at

Usulan kegiatan
Pawai MTQ

Kegiatan rutin
Lancar


Tertunda


Lancar


Lancar


Lancar


5 Sabtu ,
24 – 07 – 2010
08.00 Keliling seputaran kotabaru reteh Kotabaru reteh Kelompok Siltaurahmi & sosialisasi Lancar
Ok
6 Minggu ,
25 –07 –2010
08.00-14.30

Undangan Dirumah ketua MUI

Kelompok dan masyarakat


Resepsi/pesta

Lancar



7 Senin ,
26 – 07 – 2010
08.00


16.00

18.00


19.00

Jalan-jalan




Olah raga

Sholat berjama’ah


Sholat berjama’ah Keliling desa – desa Kelurahan kota baru reteh


Lapangan volley

Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqin Kelompok




Kelompok

Kelompok, masyarakat


Kelompok, masyarakat Silaturahmi




Main futsal


Sholat maghrib

Sholat isya Lancar



Lancar


Terus menerus

Terus menerus
8 Selasa,
27 – 07 – 2010
08.30

10.30




14.30


18.10

Gali sumur



Pertemuan dengan majelis guru dan siswa/i


Pawai akbar


Buka puasa bersama

Posko



MTs Nurul Wathan



Lokasi MTQ


Rumah salah satu warga Kelompok laki-laki



Kelompok laki-laki



Kelompok dan masyarakat

Kelompok Pendalaman sumur


Perkenalan dan membantu mengajar

Memeriahkan MTQ ke 40

Nishfu Sa’ban Lancar



Lancar



Lancar


Lancar
9 Rabu ,
28 – 08 – 2010
09.30
12.00

15.30


16.30 pergi ke kafilah peserta MTQ


Shalat berjama’ah


Shalat berjama’ah


Olahraga Kafilah Batang Tuaka


Mesjid Raya Al-Falah


Mesjid Raya Al-Falah

Lapangan volley
Individu


Individu dan masyarakat

Individu dan masyarakat

Kelompok laki-laki dan remaja Usulan cabang M2KQ

Shalat dzuhur



Shalat Ashar


Main futsal Lancar


Lancar



Lancar


Cidera
10 Kamis ,
29–07 – 2010
09.00

18.25


18.40


19.00


19.20 Pergi kafilah peserta MTQ


Sholat berjama’ah


Baca yasin



Rapat


Sholat berjama’ah Kafilah batang tuaka


Posko 41


Posko 41



Posko 41


Posko 41 Kelompok



Kelompok


Kelompok


Kelompok


Kelompok Menentukan jadwal M2KQ


Maghrib berjama’ah

Baca yasin berjama’ah

Evaluasi kegiatan dan program kerja

Sholat isya berjama’ah Terus menerus


Lancar


Lancar


Lancar


Lancar
11 Jum’at,
30 - 07 – 2010
07.30

12.30

14.00




18.15 Mengajar KTK



Sholat jum’at berjama’ah.

Kegiatan mingguan pengajian




Sholat maghrib berjama’ah MTs Nurul Wathon


Mesjid


Rumah warga




Mesjid Al-Muttaqin Indivvidu



Kelompok Putra

Ibu-ibu yasinan dan kelompok



Kelompok/masyarakat. Mukaddimah



Kewajiban sholat jum’at

Yasinan, pengajian Al – Qur’an

Maghrib Lancar



Lancar


Terus menerus


Terus menerus

12

Sabtu ,
31– 07– 2010
08.30 – 17.00 Lomba MTQ SD 005 Kotabaru sebrida Individu Cabang M2KQ Lancar


13 Minggu,
01 – 08 – 2010
07.30

14.00 Pergi ke kafilah peserta MTQ


Pergi ke lokasi MTQ Kafilah Batang tuaka


Kotabaru sebrida Individu



Kelompok Jemput kawan



Jalan-jalan Lancar



Lancar
14 Senin
02 – 08 – 2010
08.30
Pulang kampung
Tembilahan Individu Ngambil uang Lancar




15 Selasa,
03– 08 – 2010
08.00

10.00

Membuat baleho/papan nama



Undangan
Kantor kepala desa


Dirumah salah satu warga

Kelompok



Kelompok


OPRM



Pidato

Lancar



Lancar


Sukses
16 Rabu ,
04 – 08 – 2010
08.30

11.30


16.00

Membuat baleho/papan nama


Undangan



Olahraga
Kantor kepala desa


Rumah salah satu warga


Lapangan volley
Kelompok



Kelompok


Kelompok / Pemuda
OPRM



Resepsi / pesta


Main volly Lancar



Lancar


Terus menerus


17 Kamis ,
05 – 08 – 2010
08.00

14.30



16.00


Gotong royong



Kegiatan mingguan ibu – ibu


Olahraga Posko 41



Dirumah salah satu warga


Lapangan volley Kelompok/



Kelompok, ibu-ibu yasinan


Kelompok, pemuda Memperbaiki saluran air


Yasinan



Main volley Lancar



Terus menerus


Terus menerus



18 Jum’at,
06– 08 – 2010
07.30

12.00


15.00



16.00



Mengajar



Sholat berjama’ah


Kegiatan mingguan ibu – ibu



Olah Raga MTs Nurul Wathan


Mesjid Al-Muttaqin



Dirumah salah satu warga


Lapangan Volly


Individu



Kelompok


Kelompok, ibu-ibu yasinan


Kelompok /pemuda


Habsy/sholawat



Sholat jum’at


Yasinan



Permainan Bola volly
Terus menerus


Lancar


Terus menerus


Terus menerus


19 Sabtu
07 – 08 – 2010
08.00

12.00


16.00 Gotong royong



Jalan-jalan


Olah Raga
Mesjid Al-Muttaqin


Posko 43 di sungai cango


Lapangan Volly
Kelompok/masyarakat


Kelompok



Kelompok /pemuda Pembersihan luar, dalam mesjid

Silaturrahim



Permainan Bola volly
Lancar


Lancar



Terus menerus


20 Minggu
08 – 08–2010
09.00


15.00


16.00


Jalan-jalan




Mengajar anak-anak


Olahraga Rumah Kep-Sek SMA 1 keritang



Posko


Lapangan volley kelompok




kelompok


kelompok & pemuda Silaturrahim




Membaca Al-qur’an

Main volley dan menjaga kesehatan Lancar




Terus menerus

Terus menerus


21 Senin ,
09 – 08 –2010
09.00


13.30



21.00 Acara syukuran dan tahlil bersama



Jalan-jalan



Silaturrahim Surau Al-Barkat desa sungai dungun


Ketembilahan



Rumah Sek-Cam Kelompok, kades, staf lurah dan seluruh masyarakat

Kades serta ibu & Kelompok laki-laki,


Kelompok Menyambut bulan suci ramadhan



Refreshing


Undangan makan malam Lancar




Lancar



Lancar
22 Selasa ,
10 – 08 – 2010
10.00

14.00
Acara syukuran dan tahlil bersama


Pulang kampung
Mesjid al-muttaqin/pasar lama


Tembilahan Pemerintah,Kelompok, dan masyarakat


Individu Menyambut bulan suci ramadhan


Megang/Sahur bersama dengan keluarga Lancar



Terus menerus

23 Rabu
11- 08- 2010

---------------
---------------
---------------
------------------
------------





24 Kamis,
12 – 08 – 2010
17.30

19.30


20.00
Undangan



Sholat berjama’ah


Sholat berjama’ah Mesjid Annur di sei bintang


Mesjid Annur di sei bintang

Mesjid Annur di sei bintang Kelompok laki-laki


Masyarakat, Kelompok laki-laki
Masyarakat,

Kelompok laki-laki Buka puasa bersama dengan tokoh masyarakat

Sholat isya


Sholat sunnat tarawih Lancar



Terus menerus

Terus menerus
25 Jum’at,
13 – 08 – 2010
12.00

19.00



21.00
Sholat berjama’ah



Sholat berjama’ah



Tadarus Mesjid al-muttaqin


Mesjid jami’ al-muttaqin



Mesjid al-muttaqin
Kelompok



Kelompok, pemuda/ masyarakat

Kelompok, pemuda/ masyarakat Sholat jum’at



Sholat isya dan tarawih


Baca al-qur’an Terus menerus


Lancar



Terus menerus
26 Sabtu ,
14 – 08 – 2010
08.30

10.00


16.00


19.00


Kunjungan



Konsultasi


Gotong royong


Sholat berjama’ah


Sungai dungun



Kediaman Kades


Kediaman sek-cam


Mesjid Al-muttaqien
Kelompok



Kelompok


Kelompok


Kelompok Silaturrahmi



Rencana safari ramadhan

Ngangkut batang pinang

Sholat isya dan taraweh

Lancar



Lancer


Lancer


Lancer Ok
27 Minggu ,
15 – 08 – 2010
09.00

20.00


21.00 Kunjungan



Sholat Tarawih


Membaca Al – qur’an Sei bintang, usaha baru,


Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqins Kelompok,



Kelompok, masyarakat


Kelompok, masyarakat Membagi imsakiyah ramadhan

Sholat berjamaah


Tadarus Lancar



Terus menerus

Terus menerus
28 Senin ,
16–08 – 2010
09.00

19.30

19.45


20.00

21.00 Ke sekolah MTs


Sholat berjama’ah


Ceramah


Sholat Tarawih

Berkunjung MTs Nurul Wathan

Mesjid al-muttaqin/lama

Mesjid al-muttaqin/lama

Mesjid al-muttaqin/lama

Salah satu warga Kelompok


Kelompok, masyarakat


Kelompok, masyarakat


Kelompok, masyarakat

Kelompok Rapat tentang pesantren kilat

Sholat isya


Santapan rohani


Sholat berjamaah

Silaturrahmi Lancer


Terus menerus

Lancer


Terus menerus

Lancar
29 Selasa
17–08 – 2010
09 .00

17. 00


18. 00


19.30


21.00 Apel 17 agustus



Apel 17 agustus


Berbuka puasa bersama

Sholat berjama’ah



Membaca Al – qur’an


Kantor camat keritang



Kantor camat keritang


Kantor camat keritang

Mesjid al-muttaqin



Mesjid al-muttaqin Kelompok
masyarakat


Kelompok
Masyarakat

Kelompok
Masyarakat

Kelompok
Masyarakat


Kelompok
Masyarakat Detik-detik proklamasi


Penurunan bendera

Syukuran 17 agustus

Sholat isya, tarawih


Tadarus Lancer



Lancer


Lancer


Lancer



Lancer
30 Rabu ,
18 – 08 – 2010
20.00


21.00

Sholat berjama’ah


Membaca Al – qur’an

Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqin





Kelompok, masyarakat


Kelompok, masyarakat

Sholat isya dan tarawih

Tadarus

Terus menerus

Terus menerus
31 Kamis
19 – 08 – 2010
08.00

17.00

20.00


21.00 Acara pembukaan



Kunjungan

Sholat berjama’ah


Sarasehan




MTs Nurul Wathan
Mushalla


Sei Durian

Mesjid


Mesjid Kelompok, kep-sek, dan siswa


Kelompok

Kelompok


Kelompok Pesantren kilat



Berbuka bersama

Sholat isya, tarawih

Temu ramah Lancer



Lancer

Terus menerus

Lancer
32 Jum’at
20 – 08 - 2010
08.00

09.00


09.30


12.00 Ke sekolah


Kunjungan



Ke Sekolah


Sholat berjama’ah






MTs Nurul Wathan

Kediaman sek-des




SMP 3 Keritang


Mesjid al-muttaqin Kelompok


Kelompok



Kelompok


Kelompok putra Pesantren kilat


Info profil desa



Usulan kegiatan pesantren kilat

Mengisi khotbah jum’at Lancer


Lancer



Lancer


Lancer









Semangat
33 Sabtu
21-08-2010
08.00

09.00


14.00


18.00


18.35


18.45



19.30


22.00



05.00 Belajar bergendang



Ngecat lapangan tenis meja


Acara muhasabah sekaligus penutupan

Berbuka puasa bersama


Sholat berjama’ah


Nonton bareng



Sholat berjama’ah


Acara pembukaan



Kuliah subuh Kediaman KUA



Depan rumah sek-cam

Mesjid al-muttaqin

Kep-sek MTs Nurul Wathan



Posko 41


Posko 41



Mesjid al-muttaqin/lama

Kediaman sek-cam


Mesjid al-muttaqin/baru
Kelompok dan ibu-ibu



Kelompok dan masyarakat

Kelompok dan siswa/I MTs

Kelompok, guru, tokoh masyarakat & siswa/I

Kelompok dan siswa/I

Kelompok, majelis guru dan siswa/I


Kelompok


Kelompok



Kelompok Habsy



Memeriahkan HUT RI 65

Pesantren kilat


Syukuran pesantren kilat


Sholat maghrib


Menghibur siswa/I


Sholat isya, tarawih

Turnamen tenis meja camat cup


Narasumber Terus menerus


Lancer


Lancer


Lancer



Terus menerus

Lancer

Terus menerus


Lancer



Lancer
34 Minggu
22-08-2010
08.00

19.00


04.45


05.00

Belajar bergendang



Sholat berjama’ah


Sholat berjama’ah


Kultum Tempat warga



Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqin Kelompok dan ibu-ibu yasinan


Kelompok dan masyarakat

Kelompok dan masyarakat

Kelompok dan masyarakat
Berlatih



Isya dan tarawih


Subuh


Kuliah subuh Terus menerus


Terus menerus

Terus menerus

Terus menerus
35 Senin
23-08-2010
19.00

04.45


05.00 Sholat berjama’ah



Sholat berjama’ah


Kultum Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqin

Mesjid al-muttaqin Kelompok dan masyarakat


Kelompok dan masyarakat

Kelompok dan masyarakat
Isya dan tarawih



Subuh


Kuliah subuh Terus menerus


Terus menerus

Terus menerus
37 Selasa
24-08-2010
19.00


04.45


05.00 Sholat berjama’ah




Sholat berjama’ah


Kultum Mesjid al-muttaqin




Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqin Kelompok dan masyarakat


Kelompok dan masyarakat


Kelompok dan masyarakat
Isya dan tarawih




Subuh


Kuliah subuh Terus menerus



Terus menerus

Terus menerus

38
Rabu
25-08-2010
10.00

12.10


18.00


19.30



04.40


05.00 Pembukaan pertandingan untuk ibu-ibu yasinan

Sholat berjama’ah


Kunjungan


Sholat berjama’ah



Sholat berjama’ah


Kuliah subuh
Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqin


Tempat salah satu warga

Mesjid al-muttaqin



Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqin
Kelompok



Kelompok dan masyarakat

Kelompok putra


Kelompok dan masyarakat

Kelompok dan masyarakat

Kelompok dan masyarakat
Menyambut Nuzulul al-qur’an


Sholat dzuhur


Berbuka bersama


Sholat isya dan tarawih


Sholat subuh


Sarasehan Lancer



Terus menerus

Lancer


Terus menerus

Terus menerus

Terus menerus
39 Kamis
26-08-2010
08.00


11.00



14.00



15.10


19.30

05.00
Mengajar




Acara tanding surat-surat pendek


Acara tanding pidato dan adzan


Sholat berjama’ah



Sholat berjama’ah

Kultum SMP 3 keritang




Mesjid al-muttaqin



Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqin



Mesjid al-muttaqin

_ Kelompok dan masyarakat



Kelompok dan masyarakat


Kelompok dan masyarakat


Kelompok dan masyarakat


Kelompok dan masyarakat
Pesantren kilat




Memeriahkan Nuzulul Qur’an


Memeriahkan Nuzulul Qur’an


Sholat ashar



Sholat isya dan tarawih Lancer




Lancer



Lancar



Lancer



Lancer
40 Jum’at
27-08-2010
08.00

12.15


14.15

18.15


19.30


21.00 Perlombaan ibu-ibu bersyair


sholat berjama’ah


perlombaan anak-anak pidato da adzan

Berbuka Bersama


Sholat berjama’ah


Santapan rohani
Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqin


SMP 3 Keritang


SMP 3 keritang


Sei Rukam Kelompok dan ibu-ibu


Kelompok dan masyarakat

Kelompok dan anak-anak

Kelompok, anak-anak dan masyarakat
Kelompok dan anak-anak

Kelompok dan masyarakat Memeriahkan nuzulul al-qur’an


Sholat jum’at


Memeriahkan nuzulul al-qur’an

Penutupan pesantren kilat

Sholat maghrib

Nuzul Al-qur’an Lancer



Terus menerus

Lancer


Lancer


Lancer

Lancer

41 Sabtu
28-08-2010
08.00

19.00


22.00


05.00

Mengajar berhabsy ibu-ibu


Sholat berjama’ah


Acara Penutupan



Kultum Dirumah KUA



Mesjid al-muttaqin

Depan rumah sek-cam


Mesjid al-muttaqin Kelompok dan masyarakat


Kelompok dan masyarakat

Kelompok, pemuda, masyarakat

Kelompok, pemuda, masyarakat Latihan



Isya dan tarawih


Turnamen tenis meja


Kuliah subuh Lancer



Terus menerus

Lancer


Terus menerus
42 Minggu
29-08-2010
08.00

10.00
19.30


05.00

Mengasihkan format penilaian


Mengasihkan format penilaian

Sholat berjama’ah


Kultum Rumah Kades


Ketua MUI/tokoh

Mesjid al-muttaqin


Mesjid al-muttaqin Kelompok



Kelompok

Kelompok dan masyarakat

Kelompok dan masyarakat Penilaian



Penilaian


Isya dan tarawih


Kuliah subuh Lancer



Lancer


Terus menerus

Terus menerus
43 Senin
30 – 08 – 2010
08.00

14.00


18.00


19.30


21.00 Membagi undangan



Perlombaan anak-anak mewarnai kaligrafi

Berbuka bersama
Sholat berjama’ah

Sholat berjama’ah


Acara nuzul al-qur’an

Kerumah warga


Mesjid al-muttaqin




Kediaman Kades

Mesjid almuttaqin


Mesjid almuttaqin Kelompok


Kelompok dan masyarakat


Kelompok dan masyarakat

Kelompok dan masyarakat

Kelompok, pejabat dan masyrakat Nuzul al-qur’an


Memeriahkan nuzul al-qur’an


Syukuran


Sholat isya dan tarawih

Memeriahkan nuzul qur’an
Lancer



Lancer



Lancer


Terus menerus

Lancer
44 Selasa
31 – 08- 2010
18.00


19.30



21.00 Berbuka bersama




Sholat berjama’ah



Tadarus Rumah salah satu warga



Mesjid al – muttaqin



Mesjid al- muttaqin Kelompok dan masyarakat



Kelompok dan masyarakat


Kelompok dan masyarakat Syukuran




Isya dan tarawih



Membaca al-qur’an Lancer




Tarus menerus


Terus menerus



45 Rabu
01 – 09 – 2010
08.00

14.00


18.15


19.30 Kunjugan



Jalan-jalan


Berbuka bersama


Sholat berjama’ah


Desa sanglar



Pulau kijang


Tempat anggota KKN

Mesjid Nurul Hikmah Kelompok



Kelompok


Kelompok


Kelompok dan masyarakat Silaturrahim



_


_


Isya dan tarawih Lancer



Lancer


Lancer


Lancer


46 Kamis
02 – 09 – 2010
09.00

19.30


21.00


21,30


04.55


05.15 Mengetik



Sholat berjama’ah


Membaca al-qur’an


Sholawatan


Sholat berjama’ah


Kultum Posko 41



muttaqin


Mesjid Mesjid al-

al-muttaqin
Mesjid al- muttaqin

Mesjid al-muttaqin
muttaqin

Mesjid al- Individu



Kelompok dan masyarakat

Kelompok dan masyarakat

Kelompok dan ibu-ibu

Kelompok dan masyarakat

Kelompok dan masyarakat Laporan akhir



Isya dan tarawih


Khataman al-qur’an

Latihan


Sholat subuh


Kuliah subuh Lancer



Terus menerus

Lancer


Lancer


Terus menerus

Terus menerus
47 Jum’at
03- 09- 2010
08.00
12.00

13.00

18.15 Ngetik laporan


Sholat berjama’ah

Kedatangan dosen pembimbing

Buka bersama Posko


Mesjid al-muttaqin

Posko

Mesjid al-muttaqin Individu


Kelompok dan masyarakat
Kelompok dan dosen

Kelompok dan masyarakat Laporan akhir


Kewajiban jum’at

Ngambil nilai

Peeerpisahan kukerta

Lancar


Lancar

Lancar

Lancar Batry low
Kotabaru Reteh, 02 Agustus 2010
Desa Kotabaru Reteh
Mengetahui :
Kepala Desa Kotabaru Reteh
Kecamatan Keritang
Kabupaten Indragiri Hilir Ketua kukerta




( HAMDAN YANI ) ( MIKROT )

Minggu, 18 Juli 2010

tak tau ini apa

Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni : membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan – Red), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya.
Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah memanusiakan manusia. Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai bahwa pendidikan tidak hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi cakupannya harus lebih luas.
Bagaimana dengan pendidikan di Indonesia?
Apakah pendidikan di Indonesia memperhatikan permasalahan detail seperti ini? Inilah salah satu kesalahan terbesar metode pendidikan yang dikembangkan di Indonesia. Pendidikan kita sangat tidak memperhatikan aspek afektif (merasa), sehingga kita hanya tercetak sebagai generasi-generasi yang pintar tapi tidak memiliki karakter-karakter yang dibutuhkan oleh bangsa ini. Sudah 45 tahun Indonesia merdeka, dan setiap tahunnya keluar ribuan hingga jutaan kaum intelektual. Tapi tak kuasa mengubah nasib bangsa ini. Maka pasti ada yang salah dengan sistem pendidikan yang kita kembangkan hingga saat ini.
Kesalahan kedua, sistem pendidikan yang top-down atau dari atas kebawah. Freire menyebutnya dengan banking-system. Dalam artian peserta didik dianggap sebagai safe-deposit-box dimana guru mentransfer bahan ajar kepada peserta didik. Dan sewaktu-waktu jika itu diperlukan maka akan diambil dan dipergunakan. Jadi peserta didik hanya menampung apa yang disampaikan guru tanpa mencoba untuk berpikir lebih jauh tentang apa yang diterimanya, atau minimal terjadi proses seleksi kritis tentang bahan ajar yang ia terima. Dalam istilah bahasa arab pendidikan seperti ini dikatakan sebagai taqlid. Artinya menerima atau mengikuti apa saja yang dikatakan oleh para pendidik. Dan ini tidak sejalan dengan substansi pendidikan yang membebaskan manusia (Ki Hajar Dewantara).
Kesalahan ketiga, Saat ini terjadi penyempitan makna dari pendidikan itu sendiri ketika istilah-istilah industri mulai meracuni istilah istilah pendidikan. Dpendidikan identik dengan belajar. gw mengartikan pendidikan sama dengan
pembelajaran, yaitu proses pendewasaan diri.
dalam bahasa inggris, belajar bisa
dikatakan “study” dan “learn”. study lebih digunakan dalam
belajar yang bersifat tekstual, sedangkan learn lebih bersifat praktis
(berdasarkan pengalaman).
study cenderung membawa kita ke pola pikir penulis
buku, sedangkan learn cenderung mengasah pikiran kita dengan pola pikir kita
sendiri dalam melihat fenomena dan mengatasi suatu masalah.
nah, kalo
pengalaman gw selama smp dan sma sih, gw ngerasa lebih banyak disodorin cara
belajar “study”, yaitu banyak hafalan dari teks tertentu dan kurang
banget praktikumnya. padahal, dalam pendewasaan diri, seharusnya lebih diimbangi
dengan kegiatan praktek.
praktek ini bisa dilakukan, contoh: dengan memberikan
sebuah fenomena atau masalah dan membiarkan siswa mencari sendiri solusinya
dengan guru hanya men…i tandai dengan bergantinya manusia menjadi Sumber Daya Manusia (SDM)

ketuban

YANG TERJADI KETIKA KETUBAN PECAH DINI
17 Maret 2008, 1:44 pm
Diarsipkan di bawah: Kesehatan (健康) | Tag: bayi, hamil, ketuban, lahir, operasi caesar, pecah
Ketuban pecah terjadi alami pada proses persalinan. Bagaimana jika pecahnya lebih dini? Bisakah gejalanya dikenali?
“Dokter, saya mengeluarkan cairan dari vagina dan keluar begitu saja seperti mengompol,” keluh Ibu Nababan yang tengah hamil dengan nada khawatir.
Apa yang dialami Ibu Nababan bisa disebut sebagai ketuban pecah dini. Tidak mulas, tanpa sakit, tapi ada semacam cairan yang merembes keluar dari vagina. Keluarnya cairan tersebut tidak terasa dan tidak dapat ditahan oleh ibu hamil.
Menurut Dr. S.B. Wahyudi, Sp.OG, dari RS Husada, yang dimaksud ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan. Robeknya kantung ketuban sebelum waktu melahirkan tiba memang sulit diketahui gejalanya. Yang pasti, banyak akibat yang ditimbulkan dari pecahnya ketuban dini ini.
FUNGSI
Kantung ketuban adalah sebuah kantung berdinding tipis yang berisi cairan dan janin selama masa kehamilan. Dinding kantung ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut amnion, terdapat di sebelah dalam. Sedangkan, bagian kedua, yang terdapat di sebelah luar disebut chorion.
Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ini dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing janin, serta cairan otak pada anensefalus.
Pada kehamilan, air ketuban ini berguna untuk mempertahankan atau memberikan perlindungan terhadap bayi dari “lingkungannya”. “Air ketuban pun membuat janin bisa bergerak dengan bebas ke segala arah, tidak ada kompresi terhadap janin sehingga dapat berkembang dengan baik,” ujar Wahyudi.
Kecuali itu, air ketuban dapat menyebarkan tekanan bila terjadi trauma, juga sebagai penyangga terhadap panas dan dingin. Pada saat proses persalinan, air ketuban memberikan kekuatan mengejan sehingga serviks dapat membuka, membersihkan jalan lahir karena mempunyai kemampuan sebagai desinfektan, dan sebagai pelicin saat kelahiran.
Dokter pun bisa mendeteksi janin melalui cairan ketuban ini. Dari mulai mendeteksi jenis kelamin, kematangan paru-paru janin, golongan darah serta rhesus, dan kelainan kongenital (bawaan), susunan genetiknya, dan sebagainya. Cara mendeteksinya dengan mengambil cairan ketuban melalui alat yang dimasukkan melalui dinding perut ibu.
Jumlah cairan ketuban ini beragam. “Normalnya antara 1 liter sampai 1,5 liter,” jelas lulusan FK Universitas Diponegoro, Semarang. Bisa juga kurang dari jumlah tersebut atau lebih hingga mencapai 3-5 liter. Cairan ketuban ini terdiri dari 98 persen air dan sisanya garam anorganik serta bahan organik. Jika dilihat lebih teliti terdapat lanugo (rambut halus janin) dan verniks caseosa(sel-sel epitel dan lemak pada kulit bayi).
Janin meminum cairan ketuban ini, sehingga terjadi refleks menelan dan bernapas sejak dini. Diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1 persen dari seluruh volume dalam tiap jam. “Jika janin tidak menelan air ketuban, maka volumenya bisa banyak,” jelas Wahyudi.
Kondisi tersebut memungkinkan terjadinya produksi air ketuban berlebihan (hidramnion). Hal tersebut terjadi karena adanya cacat pada bayi, misalnya kepala yang tidak terbentuk. Penambahan air ketuban ini bisa mendadak dalam beberapa hari atau secara perlahan-lahan. “Terkadang pada kehamilan yang post mature (lebih dari usia kehamilan) akan terjadi pengurangan air ketuban, karena terjadi resorbsi yang lebih banyak pada bayi,” jelas Wahyudi.
Pemeriksaan air ketuban dilakukan berbarengan dengan persalinan, merasakan kontraksi pertamanya dalam waktu 12 jam, sebagian dalam waktu 24 jam tapi ada juga yang lebih lama sampai tibanya persalinan.
Ciri-cirinya antara lain terjadi pengeluaran cairan mendadak disertai bau yang khas, berbeda dengan bau air seni. Alirannya tidak deras keluar, kecuali bila ibu hamil dalam posisi berbaring. Karena ketika ibu hamil berjalan atau duduk, kepala janin cenderung menutupi muara rahim seperti sumbat botol. Selain itu, juga karena tidak ada kontraksi yang mendorong keluarnya cairan tersebut. Untuk lebih memastikan bahwa itu adalah air ketuban, dilakukan dengan tes ferning atau tes nitrazine.
Pada umumnya, menurut Wahyudi, ada dua macam kemungkinan ketuban pecah dini, yaitu premature rupture of membrane dan preterm rupture of membrane. Gejalanya sama, yaitu keluarnya cairan dan tidak ada keluhan sakit. “Baru setelah itu akan terasa sakit karena adanya kemungkinan kontraksi,” jelas Wahyudi.
Robeknya kantung ketuban biasanya terjadi seusai trauma, misalnya ibu hamil terjatuh atau terbentur di bagian perut. Ketuban pecah dini juga bisa terjadi karena mulut rahim yang lemah sehingga tidak bisa menahan kehamilan.
Bisa juga karena ketegangan rahim yang berlebihan, seperti kehamilan ganda atau hidramnion, kelainan letak janin seperti sungsang atau melintang, atau kelainan bawaan dari selaput ketuban. Bisa pula karena infeksi yang kemudian menimbulkan proses biomekanik pada selaput ketuban sehingga memudahkan ketuban pecah.
Namun, adakalanya hanya terjadi kebocoran kantung ketuban. Yang terjadi, cairan ketuban merembes sedikit demi sedikit, tanpa disadari oleh si ibu hamil. Akibatnya, cairan ini makin berkurang jumlahnya. Bahkan, menjadi habis. Si ibu baru merasakan perih jika si janin bergerak.
AKIBAT YANG TIMBUL
Pemeriksaan dokter akan menentukan apakah janin masih “aman” untuk tetap tinggal di dalam rahim atau sebaliknya. Umumnya setelah ketuban pecah, dokter akan memantau kondisi ibu dan janin. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih, berarti keadaan janin masih baik. “Ibu hamil bisa mempertahankan kehamilannya,” jelas Wahyudi.
Langkah selanjutnya dilakukan terapi. Jika kehamilan kurang dari 38 minggu akan dilakukan metode konservatif. Ibu hamil diwajibkan istirahat, dibantu dengan pemberian obat-obatan yang tidak menimbulkan kontraksi, biasanya melalui infus.
Bila si bayi belum cukup besar, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mematangkan paru-parunya agar jika terpaksa dilahirkan, janin sudah siap hidup di luar rahim ibunya. Kecuali itu, ibu pun akan diberi antibiotika untuk mencegah infeksi.
Umumnya cara ini berhasil dilakukan. Melalui bed rest, air ketuban dicegah keluar dalam jumlah lebih banyak. Sementara itu, lapisan kantung yang sebelumnya terbuka pun akan menutup kembali. Cairan ketuban akan dibentuk kembali oleh amnion, sehingga janin bisa tumbuh lebih matang lagi.
Sebaliknya, bila jumlah air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan berisiko asfiksia. Perlu diketahui, air ketuban berwarna putih jernih. Jika air ketuban berwarna hijau, bisa membahayakan janin. Hal semacam itu yang biasanya membuat persalinan dipercepat, baik persalinan alami lewat vagina maupun operasi Caesar. Karena jika kehamilan diteruskan justru akan membahayakan keduanya, ibu dan janin. Bukan tidak mungkin justru berakhir dengan kematian.
Melihat akibatnya yang tidak ringan, segeralah ke dokter jika dicurigai ketuban pecah. Begitu pula jika mengeluarkan cairan yang tidak diketahui penyebabnya. Apa pun juga, bantuan medis amat diperlukan dalam kondisi seperti itu.
Dedeh Kurniasih. Foto : Rohedi (nakita)
Menghadapi Ketuban Pecah Dini
Pemeriksaan Rutin
Lakukan pemeriksaan paling sedikit 3 kali dalam satu kehamilan. Pemeriksaan 16 minggu, 28 minggu, dan 32 minggu. Dengan pemeriksaan yang baik, tumbuh kembang janin dalam rahim dapat terdeteksi. Begitu pun banyak sedikitnya air ketuban dapat dideteksi.
Segera ke Dokter
Jika terdapat tetesan atau aliran cairan dari vagina, segera periksa ke dokter.
Hindari Infeksi
Usahakan daerah vagina selalu bersih untuk menghindari infeksi. Bersihkan selalu daerah ini dari arah depan ke belakang. Jangan sekali-kali melakukan dengan gerakan sebaliknya.
“Puasa”
Untuk sementara waktu, hindari melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang menyebabkan ketuban pecah dini, seperti mulut rahim yang lemah.
Istirahat
Istirahatlah sesuai anjuran dokter. Jangan merasa diri wanita super dengan melakukan semua kegiatan. Ingatlah, setiap kehamilan selalu berbeda. Jika Anda melihat teman lain tetap “perkasa” saat hamil, Anda tidak harus menjadi demikian.
Menjaga Kebersihan
Bila cairan ketuban merembes, gunakanlah pembalut yang dapat menyerap air ketuban. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan sebaiknya gunakan pembalut tipis pada celana dalam agar membuat Anda merasa bersih dan segar. Sebab, pada umumnya pengeluaran cairan dari vagina akan lebih banyak. Penggunaan pembalut ini pun berguna untuk memudahkan Anda membedakan cairan ketuban dengan cairan lain dari bau serta warnanya. (from : yuwielueninet.wordpress.com)


Kok Air Ketubannya Hijau?
Posted on Nov 13, 2009
Tak jarang ada bumil yang beranggapan bahwa mengonsumsi daun pepaya atau minum jamu saat hamil dapat mengakibatkan air ketuban berwarna hijau.

Padahal, menurut dr Ridwan SpOG dari Kemang Medical Care Women & Children, warna air ketuban tidak ada hubungannya dengan makanan atau juga minuman yang diasup oleh ibu hamil.

Lalu kenapa berwarna hijau? Menurut dr Ridwan, air ketuban umumnya tidak berwarna/transparan/bening hingga pink tawar. Sedangkan ketuban yang berwarna hijau disebut dengan meconium. Ini berasal dari produk sisa pencernaan bayi (BAB bayi) yang berada dalam ususnya. Berwarna hijau karena memang pewarnaan hijau yang berasal dari hasil pencernaan si bayi yang disebabkan oleh empedu bayi.

"Meconium ini seharusnya tidak keluar secara langsung tetapi diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh bayi. Baru setelah bayi lahir, keluar sebagai BAB. Jadi meconium ini seharusnya tidak dikeluarkan di dalam kandungan. Artinya selama dalam kandungan normalnya bayi tidak akan BAB," paparnya.

Mengapa bayi sampai mengeluarkan BAB-nya padahal masih dalam kandungan? "Bayi selama dalam kandungan belum mulai bernafas, dia mendapat suplai oksigen dari ibunya yang dibawa oleh darah melalui tali pusat. Selain oksigen, tali pusat juga membawa makanan. Jadi, segala macam kebutuhan bayi dialirkan melalui tali pusat," tambah dokter ramah ini.

Untuk itulah, lanjutnya, segala bentuk gangguan yang terjadi pada tali pusat yang mengganggu aliran darah akan berakibat fatal bagi bayi. Gangguan tersebut misalnya ada lilitan tali pusat atau tali pusat terjepit oleh bagian tubuh bayi maka hal ini mengakibatkan bayi akan kekurangan oksigen dan makanan. Bila bayi kekurangan oksigen maka sphincter ani (anusnya) akan terbuka atau otot yang mengatur penutupan anus akan melemah dan terbuka, sehingga terjadi meconium yang akan mengotori air ketuban. Karena meconium berwarna hijau maka otomatis air ketuban pun akan hijau.

Menurutnya lagi, meconium juga dapat terjadi bila bayi sudah lewat bulan. Bayi yang lewat waktu (bulan) fungsi saluran cernanya sudah matang sehingga mengeluarkan meconium. Karena itu penting bagi ibu hamil melakukan USG secara teratur. USG secara teratur dapat mengetahui usia kehamilan secara tepat. Pada kehamilan yang lewat waktu, sebanyak 30 persennya terjadi ketuban berwarna kehijauan.

Sebabkan Kematian

Kondisi paling bahaya adalah saat melahirkan, tambah dr Ridwan, jika air ketuban berwarna hijau apalagi hijau kental dikhawatirkan bayi dapat terkena sindrom aspirasi meconium (Meconium Aspiration Syndrome/MAS), kondisi di mana meconium terhisap oleh bayi pada saat lahir dan masuk ke paru-paru. Jika ini terjadi, maka harus cepat dibersihkan mulut dan hidungnya agar kondisi tersebut tidak terjadi. MAS ini cukup berbahaya karena dapat meningkatkan angka kematian pada bayi baru lahir.

Sumber : lifestyle.okezone

Ketuban Pecah Dini

Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%.

Gambar 1. Ketuban Pecah
Penyebab
Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan. Faktor yang disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran prematur, merokok, dan perdarahan selama kehamilan. Beberapa faktor risiko dari KPD :
Inkompetensi serviks (leher rahim)
Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)
Riwayat KPD sebelumya
Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
Kehamilan kembar
Trauma
Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis

Gambar 2. Inkompetensi leher Rahim
Tanda dan Gejala
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk sementara.
Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan secara langsung cairan yang merembes tersebut dapat dilakukan dengan kertas nitrazine, kertas ini mengukur pH (asam-basa). pH normal dari vagina adalah 4-4,7 sedangkan pH cairan ketuban adalah 7,1-7,3. Tes tersebut dapat memiliki hasil positif yang salah apabila terdapat keterlibatan trikomonas, darah, semen, lendir leher rahim, dan air seni. Pemeriksaan melalui ultrasonografi (USG) dapat digunakan untuk mengkonfirmasi jumlah air ketuban yang terdapat di dalam rahim.
Komplikasi KPD
Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan KPD prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi pada KPD.
Risiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm. Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm. Kejadiannya mencapai hampir 100% apabila KPD preterm ini terjadi pada usia kehamilan kurang dari 23 minggu.

Gambar 3. Keluarnya Tali Pusar
Penanganan Ketuban Pecah di Rumah
Apabila terdapat rembesan atau aliran cairan dari vagina, segera hubungi dokter atau petugas kesehatan dan bersiaplah untuk ke Rumah Sakit
Gunakan pembalut wanita (jangan tampon) untuk penyerapan air yang keluar
Daerah vagina sebaiknya sebersih mungkin untuk mencegah infeksi, jangan berhubungan seksual atau mandi berendam
Selalu membersihkan dari arah depan ke belakang untuk menghindari infeksi dari dubur
Jangan coba melakukan pemeriksaan dalam sendiri
Terapi
Apabila terjadi pecah ketuban, maka segeralah pergi ke rumah sakit. Dokter kandungan akan mendiskusikan rencana terapi yang akan dilakukan, dan hal tersebut tergantung dari berapa usia kehamilan dan tanda-tanda infeksi yang terjadi. Risiko kelahiran bayi prematur adalah risiko terbesar kedua setelah infeksi akibat ketuban pecah dini. Pemeriksaan mengenai kematangan dari paru janin sebaiknya dilakukan terutama pada usia kehamilan 32-34 minggu. Hasil akhir dari kemampuan janin untuk hidup sangat menentukan langkah yang akan diambil.
Kontraksi akan terjadi dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah apabila kehamilan sudah memasuki fase akhir. Semakin dini ketuban pecah terjadi maka semakin lama jarak antara ketuban pecah dengan kontraksi. Jika tanggal persalinan sebenarnya belum tiba, dokter biasanya akan menginduksi persalinan dengan pemberian oksitosin (perangsang kontraksi) dalam 6 hingga 24 jam setelah pecahnya ketuban. Tetapi jika memang sudah masuk tanggal persalinan dokter tak akan menunggu selama itu untuk memberi induksi pada ibu, karena menunda induksi bisa meningkatkan resiko infeksi.

Apabila paru bayi belum matang dan tidak terdapat infeksi setelah kejadian KPD, maka istirahat dan penundaan kelahiran (bila belum waktunya melahirkan) menggunakan magnesium sulfat dan obat tokolitik. Apabila paru janin sudah matang atau terdapat infeksi setelah kejadian KPD, maka induksi untuk melahirkan mungkin diperlukan.
Penggunaan steroid untuk pematangan paru janin masih merupakan kontroversi dalam KPD. Penelitan terbaru menemukan keuntungan serta tidak adanya risiko peningkatan terjadinya infeksi pada ibu dan janin. Steroid berguna untuk mematangkan paru janin, mengurangi risiko sindrom distress pernapasan pada janin, serta perdarahan pada otak.
Penggunaan antibiotik pada kasus KPD memiliki 2 alasan. Yang pertama adalah penggunaan antibiotik untuk mencegah infeksi setelah kejadian KPD preterm. Dan yang kedua adalah berdasarkan hipotesis bahwa KPD dapat disebabkan oleh infeksi dan sebaliknya KPD preterm dapat menyebabkan infeksi. Keuntungan didapatkan pada wanita hamil dengan KPD yang mendapatkan antibiotik yaitu, proses kelahiran diperlambat hingga 7 hari, berkurangnya kejadian korioamnionitis serta sepsis neonatal (infeksi pada bayi baru lahir).
Pencegahan
Beberapa pencegahan dapat dilakukan namun belum ada yang terbukti cukup efektif. Mengurangi aktivitas atau istirahat pada akhir triwulan kedua atau awal triwulan ketiga dianjurkan
Pecahnya Ketuban
Cooking Fri, 14 Feb 2003 09:18:00 WIB
Ketuban yang berisi cairan atau amnion bisa pecah pada saat persalinan berlangsung, atau bahkan sebelum persalinan terjadi. Ibu hamil tidak bisa mengontrol pecahnya ketuban seperti mengontrol buang air kecil. Jika pecahnya ketuban terjadi sebelum persalinan, umumnya dokter akan langsung meminta ibu ke RS untuk menangani persalinan. Apalagi jika pecahnya ketuban telah disertai kontraksi 10 menit sekali. Berikut hasil wawancara dengan Dr. Dedy Arman Saidi, SpOG dari RSIA Hermina Bekasi

Seperti apa air ketuban? Aroma pada seprei atau sebagian pakaian Anda mungkin bisa memberi petunjuk. Jika berbau agak manis dan tidak seperti bau amoniak, maka mungkin cairan tersebut cairan amnion atau air ketuban. Petunjuk lain, pada Anda mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk sementara.

Jika ketuban anda sudah pecah, segeralah pergi ke rumah sakit, meski saat itu Anda belum merasakan kontraksi sedikit pun. Sebagian wanita yang ketubannya pecah sebelum persalinan biasanya akan mengalami kontraksi pertama dalam waktu 12 - 24 jam, bahkan lebih lama dari itu. Karena dengan berjalannya waktu resiko infeksi pada bayi dan ibu melalui kantung ketuban yang terbuka mulai mengancam, sebaiknya ibu segera ditangani dokter.

Jika tanggal persalinan sebenarnya belum tiba, dokter biasanya akan menginduksi persalinan dengan pemberian oksitosin (perangsang kontraksi) dalam 6 hingga 24 jam setelah pecahnya ketuban. Tetapi jika memang sudah masuk tanggal persalinan dokter tak akan menunggu selama itu untuk memberi induksi pada ibu, karena menunda induksi bisa meningkatkan resiko infeksi.

Menangani Ketuban Pecah Sebelum Tiba di Rumah Sakit
Bila Anda mengalami tetesan, rembesan atau aliran cairan dari vagina, hubungi dokter atau bidan, atau orang yang akan mengantar ke rumah sakit.

Sementara itu, usahakan daerah vagina sebersih mungkin untuk mencegah infeksi. Jangan mandi berendam atau melakukan hubungan seksual.

Gunakan pembalut wanita ( tetapi jangan tampon) untuk menyerap air yang keluar.

Jangan coba melakukan pemeriksaan dalam sendiri

Selalu membersihkan dari arah depan ke belakang.

Jika air ketuban berwarna coklat kehijauan atau gelap, jangan panik. Pewarnaan ini mungkin berasal dari saluran pencernaan bayi Anda. Seharusnya mekonium (tinja janin) dikeluarkan setelah bayi lahir sebagai kotorannya yang pertama. Tapi kadang jika janin stres di dalam rahim atau janin "sudah matang" dia melepaskan mekonium sebelum lahir ke dalam cairan ketuban. Pewarnaan mekonium bukan pertanda pasti adanya masalah pada janin, meski demikian laporkan hal ini pada dokter Anda.


Ketuban Pecah Dini, Tali Umbilikal "Turun"

Pecahnya ketuban terlalu dini lebih sering terjadi bila bayi sungsang atau prematur. Bila bagian janin yang akan keluar terlebih dahulu belum masuk ke ronggal pinggul, tali umbilikal bisa "jatuh" dan turun ke leher rahim, atau bahkan ke dalam vagina bersamaan dengan menyemburnya air ketuban. Bila Anda dapat melihat seuntai tali umbilikal ini pada muara vagina Anda, atau Anda merasa ada "sesuatu" di dalam vagina, ubahlah posisi tubuh Anda ke posisis merangkak (lutut kaki dan siku tangan menyentuh lantai). Umbilikal yang turun akan mudah terjepit oleh bagian tubuh janin. Bila umbilikal terjepit, aliran oksigen yang penting bagi janin bisa berkurang bahkan berhenti. Posisi merangkak akan mengurangi tekanan pada tali.

Bila tali menonjol ke luar, tahanlah tali dengan hati-hati (jangan didorong, ditekan atau dimasukkan dengan paksa) menggunakan pembalut, handuk bersih, atau popok bayi yang dibasahi dengan air hangat. Minta bantuan seseorang untuk membawa Anda ke RS atau hubungi Gawat Darurat. Di RS kondisi ini akan diatasi dengan bantalan penyangga tali, atau memasukan kembali tali menggunakan tampon steril khusus, sementara Anda dipersiapkan untuk operasi cesar. (BOD/While You're Expecting

KETUBAN PECAH DINI
Pendahuluan
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan terjadinya infeksi dan persalinan prematur. Keadaan tersebut menyebabkan meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas perinatal dan maternal (1,2,3). Infeksi korioamnionitis, sampai sepsis merupakan bagian terpenting bagi kelangsungan hidup pasien. Dilaporkan kejadian korioamnionitis pada KPD antara 4,2-10,5 %. Sedangkan masalah dalam persalinan prematur adanya gawat napas serta besarnya biaya perawatan bayi prematur itu sendiri. (1,2,3,4,5) Dilaporkan 56,1% kematian bayi prematur disebabkan oleh Hyaline Membran Disease.(5)
Pecahnya ketuban biasanya akan diikuti dengan mulainya proses persalinan.(1,4) Nelson (1994) melaporkan lebih dari 50% yang mampu bertahan sampai hari ketujuh setelah pecahnya ketuban.(4) Kepustakaan lain melaporkan pada persalinan prematur 30% didahului oleh KPD. (5)
Definisi
KPD adalah robeknya selaput ketuban atau amnioreksis pada setiap saat sebelum mulainya persalinan.(1,2,3,4,5,6)
Sedangkan institusi lain mengatakan KPD adalah pecahnya ketuban setiap saat sebelum pembukaan mencapai 3-4 cm (RS Hasan Sadikin Bandung).(1)
Faal Air Ketuban
volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000-1500 cc
ciri-ciri kimiawi :
Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam organik. Kadar protein kira-kira 2,6 gr% perliter terutama sebagai albumin.
Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban sangat berguna untuk mengetahui apakah janin sudah mempunyai paru-paru yang matang. Sebab peningkatan kadar lecitin pertanda bahwa permukaan paru-paru diliputi zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk berkembang dan bernapas. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau pada letak sungsang akan kita jumpai warna ketuban keruh kehijau-hijauan, karena telah bercampur dengan mekonium.
fungsi air ketuban :
untuk proteksi janin
untuk mencegah perlekatan janin dengan amnion
agar janin dapat bergerak dengan bebas
regulasi terhadap panas dan perubahan suhu
mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin
meratakan tekanan intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah
Perdarahan air ketuban dengan darah itu cukup lancar dan perputarannya cepat, kira-kira 350-500 cc
asal air ketuban
kencing janin (fetal urine)
transudasi dari darah ibu
sekresi dari epite amnion
asal campuran (mixed origin)
Insidens
Insidens KPD sangat bervariasi dikarenakan definisinya yang berbeda-beda, dilaporkan berkisar antara 2,7 -17% (2)
Etiologi
Penyebab KPD belum diketahui secara pasti, (1,2,4,6) tetapi disebutkan ada beberapa faktor predisposisi antara lain :
Faktor selaput ketuban (1,2,5,6,7)
Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi akibat kurangnya elastisitas selaput tersebut atau karena meningkatnya tekanan uterus atau karena keduanya.
Faktor infeksi (4)
Infeksi sebagai faktor yang berperan terhadap pecahnya selaput ketuban, termasuk infeksi vagina dan serviks.
Faktor perubahan tekanan intra uterus yang mendadak (1,6)
Hoffman melaporkan dari kasus KPD yang diteliti 60% mengalami perubahan tekanan intra uterus yang mendadak sebelum pecahnya selaput ketuban.
Faktor yang berhubungan dengan obstetri (1,2,5,6,7)
KPD meningkat pada kasus-kasus multigravida, perdarahan antepartum, riwayat KPD sebelumnya, CPD/panggul sempit, riwayat tindakan pada serviks.
Faktor sosioekonomi yang rendah (1,4,6,7)
Berhubungan dengan defisiensi gizi dari tembaga dan asam askorbat ( vitamin C ) serta hygiene yang jelek.
Faktor lain, seperti merokok, keturunan, antagonis golongan darah (1,6,7)
Diagnosa (3,4,6)
Anamnesa
Pasien mengeluarkan air dari kemaluan
Pemeriksaan Klinis
Dengan melihat langsung keluar dari kemaluan
Dengan inspekulo, melihat air ketuban mengalir keluar dari kanalis servikalis ( bila perlu lakukan tekanan ringan pada fundus uteri atau ibu disuruh batuk atau mengedan)
Dengan periksa dalam,tidak teraba adanya selaput ketuban. Untuk pasien yang tidak dalam persalinan, apakah kurang bulan atau cukup bulan, tangan pemeriksa tidak boleh dimasukkan ke dalam vagina karena terdapat resiko masuknya
infeksi dan periode masa laten yang biasanya lama dari waktu pemeriksaan hingga kelahiran.
Perasat valsava atau sedikit tekanan fundus dapat mengeluarkan cairan dari liang serviks, yang merupakan diagnostik KPD.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan lanugo
Pemeriksaan sel-sel janin
Pemeriksaan pH air ketuban
Vagina mempunyai keasaman 4,5 – 5,5 sedangkan air ketuban mempunyai pH 7,0 – 7,5 sehingga dengan pecahnya selaput ketuban pH vagina menjadi 6,0 – 8,1.
Tes arborisasi (fern)
Tes lainnya ( Diamin oksidase, fetal fibronektin, alfa fetoprotein)
Penanganan
Penanganan KPD dipengaruhi usia kehamilan, infeksi dan tanda-tanda persalinan (3)
Prosedur penanganan di bagian obgyn FK-USU adalah sebagai berikut (6)
Penderita di rawat di RS, istirahat mutlak dengan bokong ditinggikan dan sedapat mungkin hindari periksa dalam.
Pemberian antibiotik
Monitoring DJJ, observasi tanda-tanda infeksi dan tanda-tanda mulainya persalinan
Pemeriksaan USG untuk konfirmasi diagnostik
Jika ada tanda-tanda korioamnionitis :
skor pelvik >5, dilakukan induksi persalinan tanpa memandang tuanya kehamilan. Jika persalinan belum selesai dalam waktu 6-8 jam sebaiknya dilakukan tindakan operatif.
Skor pelvik <5,>
Berdasarkan usia kehamilan (6)
Viable For Life ( Usia kehamilan ≥ 37 minggu, BB ≥ 2500 gr )
observasi yang baik selama 8-12 jam
lakukan induksi partus bila belum ada tanda iinpartu
letak lintang dan letak sungsang langsung SC
Non Viable For Life ( Usia kehamilan <>
jika maturitas paru belum matang dirawat dan diusahakan agar kehamilan dapat dilanjutkan sampai umur kehamilan 37 minggu
jika maturitas paru sudah matang dilakukan induksi partus setelah observasi 24 jam
bila induksi partus gagal, dilakukan SC
sementara menunggu, diberikan antibiotik, vitamin C dosis tinggi, tokolitik dan plasentotropik
Maturasi paru
National Institut of Health tahun 1994 merekomendasikan pemberian kortikosteroid pada kasus-kasus dengan persalinan prematur yang mengancam, karena dapat menurunkan kejadian gawat napas dan perdarahan intraventrikuler. Pemberian kortikosteroid antenatal pada ibu antara usia kehamilan 28-34 mgg dapat mengurangi resiko sindroma gawat napas 40-60%. Kortikosteroid dapat diberikan berupa 2 dosis betametason 12 mg i.m berjarak 12 jam. Efek perangsangan baru terlihat jika terjadi persalinan sesudah lebih dari 24-48 jam dan sebelum 7 hari sejak pemberian dosis pertama.(6)
Tokolitik
Obat-obat tokolitik ternyata hanya dapat menunda persalinan prematur untuk 24-48 jam saja. Pemberian jangka panjang tidak memberi keuntungan yang jelas pada janin maupun ibu. Walaupun demikian, penundaan sementara dapat dimanfaatkan untuk pemberian kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru. Bila terdapat infeksi biasanya tokolitik tidak akan berhasil. Sedangkan kebanyakan praktisi di Amerika Serikat memilih tidak memberikan terapi tokolitik antara usia kehamilan 34-37 mgg, kecuali bila dijumpai bukti imaturitas paru janin. (4,8)
Akibat KPD pada Ibu dan Janin (5)
Infeksi ( korioamnionitis ) dengan tanda-tanda takikardi, nyeri tekan uterus, suhu > 380 C, air ketuban purulen dan berbau busuk, leukosit > 15.000/mm3
Prolaps tali pusat
Sepsis
Kematian janin karena infeksi dan atau prematuritas yang mengakibatkan sindroma gawat janin.
DAFTAR PUSTAKA
Sarkawi W., Hasil Penelitian KPD di RS Pirngadi Medan, Tesis Bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU/RSUPM, 1983
Kappy K.A., Premature Rupture of Membranes in Risk Pregnancy, 2nd ed, W.B. Saunders Cmpany, Philadelphia, 1993, 378-95
Saifuddin A.B., Adriaansz G., Wiknjosastro G.H., KPD, Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,2000, 218-20
Cunningham F.G., Mac Donald P.C., Gant N.F., et al, Preterin Birth, William’s Obstetric, 20th ed, Appleteon and Lange, 1997, 797-826
Arias F., Premature Repture Of Membranes, Practical Guide to High Pregnancy, 2nd , Mosby, St. Louis, 1993, 100-13.
Staff Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-USU, KPD, Pedoman Diagnosis & Terapy Obstetric & Ginekologi FK-USU/RSPM 1993, 52-55
Mochtar R., Sinopsis Obstetri, Edisi I, EGC, Jakarta, 1998, 285-87


KENAPA AIR KETUBAN BISA PECAH
Penjawab 1
ya pasti habis. coz air ketuban itu hanya diproduksi saat hamil. so, setelah kehamilan berakhir, air ketuban akan habis.Klo maw jawaban lengkap, baca buku kebidanan aja.
materi referensi:
buku maternitas
6 bulan lalu
Sign in untuk memberikan suara!
0 Penilaian: Jawaban Bagus
0 Penilaian: Jawaban Buruk
Lapor Penyalahgunaan
Penjawab 2
ya pasti habis. coz air ketuban itu hanya diproduksi saat hamil. so, setelah kehamilan berakhir, air ketuban akan habis.Klo maw jawaban lengkap, baca buku kebidanan aja.
6 bulan lalu
Sign in untuk memberikan suara!
0 Penilaian: Jawaban Bagus
0 Penilaian: Jawaban Buruk
Lapor Penyalahgunaan
Penjawab 3
Air ketuban ada saat adanya kehamilan. Karena Baby mau keluar maka air ketuban juga ikut keluar, krn air ketuban yang melindungi Baby dalam perut.....makanya bisa habis dong...
6 bulan lalu
Sign in untuk memberikan suara!
0 Penilaian: Jawaban Bagus
0 Penilaian: Jawaban Buruk
Lapor Penyalahgunaan
Penjawab 4
Kalau saat kehamilan, air ketuban tidak bisa habis, karena setiap 2-3 jam selalu di produksi kembali oleh tubuh wanita hamil. Walaupun ketika sudah dalam proses melahirkan dan selaput ketuban sudah pecah, air ketuban tetap di produksi. Jadi tidak mungkin air ketuban bisa habis. Dokter memang kadang suka menakut-nakuti jika seorang wanita yang proses melahirkannya lama, si dokter akan bilang nanti air ketubannya habis ... padahal sih ngga akan kok ...
Yang ditakutkan saat selaput ketuban sudah pecah dan proses melahirkan yang lama adalah "meconium" yaitu pup bayi yang pertama. Meconium ini bisa meracuni bayi dan ibu. Tapi bisa dicegah dengan minum antibiotik.
Jadi kalau anda mau melahirkan, baca buku dan informasi yang banyak. Jangan sampai dibohongi dokter ya.
Waktu saya melahirkan, dokternya berkata sesuatu yang saya tahu ngga benar, ya saya bilang aja, "ah, dokter bohong" hehehe ... jelas aja beliau marah, tapi ketika saya buka sumber saya (jurnal kedokteran dan buku yang terpercaya, ya dia ngga bisa bilang apa-apa).
materi referensi:
What to Expect When You're Expecting (GREAT BOOK !!!)
The Pregnancy Book by Dr. Sears and his wife. (EXCELLENT BOOK !!!)
6 bulan lalu
Sign in untuk memberikan suara!
0 Penilaian: Jawaban Bagus
0 Penilaian: Jawaban Buruk
Lapor Penyalahgunaan
Tidak ada jawaban yang tepat bagi Anda?
Kadang-kadang tidak ada jawaban yang tepat. Jika begitu, pilih "Tidak Ada Jawaban Terbaik". Pemilih (Voter) TIDAK mendapatkan poin apa pun untuk memilih Tidak Ada Jawaban Terbaik.
Sign in untuk memberikan suara!
Pertanyaan terbuka di Kesehatan Wanita
apa benar dengan meminum air nanas dapat membuat keguguran ?
2 bulan yang lalu saya melakukan USG dan hasilnya ternyata saya aneksitis , bahaya kah apa efek negatifnya ?
pembalut herbal, baik gak sih buat kesehatan ?
bagaimana solusi pemakaian pembalut yang baik bagi kesehatan?
Pertanyaan terselesaikan di Kesehatan Wanita
Gimana caranya biar alatvital selalu oke!?
Tentang sex wanita tlg dijawab pleaseee!!!!!?
kenpa tiap mens itu perut sakit banget??ada ndk obatnya?
saya berumur 13 tahun, hingga saat ini payudara saya belum tumbuh saya juga belum menstruasi. bagaimana ini?

Pendarahan pada ibu hamil
Tanggal 30 Ogos 1999, saya bertolak pulang dari Sg Koyan menuju Kota Bharu. Suami mahu saya melahirkan anak di Kelantan. Jangkaan bersalin ialah 4 September 1999. Pada masa itu saya telah mula merasa sakit perut sedikit tanda akan bersalin. Namun lazimnya, anak sulung lambat juga akan keluar. Kedudukan kepala bayi yang masih tinggi dan sakit yang jarang-jarang memberi lesen untuk kami pulang walaupun dilation sudah ada. Kalau tidak silap baru 1 cm waktu itu. Ia memakan masa untuk berganjak ke 2 cm dan 3 cm.
Di pertengahan jalan, kami singgah di Cuchuh Puteri, Kuala Krai kerana ada program bersama masyarakat di situ. Suami saya turut serta memberi khidmat percuma kepada penduduk tempatan. Sakit masih berulang jarang-jarang sedangkan saya bersama orang kampung.
Seusai program, kami singgah di rumah seorang sahabat di kuarters Hospital Kuala Krai. Sebelum bertolak pulang, suami memeriksa lagi, tiba-tiba pendarahan berlaku. Saya solat seperti biasa kerana ia dikira darah fasad (rosak) atau istihadah. Darah itu cair dan berwarna merah terang. Ia bukan keluar berterusan. Bagi sesiapa yang mengalami perkara yang sama ketika hamil, hendaklah solat walaupun sudah ada tanda-tanda akan bersalin.
Bagaimana pula dengan wanita yang mengalami pendarahan di tengah-tengah kehamilan? Apakah hukum darah tersebut? Jom lihat serba sedikit huraian mengenai hal ehwal wanita bersalin.
Jenis Pendarahan Semasa Hamil
Darah yang keluar semasa hamil dikira sebagai istihadah. Darah bercampur lendir ketika proses hendak bersalin juga dikira istihadah atau darah fasad (rosak).
Nifas ialah darah yang keluar dari rahim selepas melahirkan anak. Bagi mazhab Syafie, dikira darah nifas jika bersalin anak yang hidup, mati atau keguguran sama ada bersalin cara biasa atau pembedahan.

Nifas dari Sudut Saintifik
Ibu-ibu sudah tentu pernah mengalami rasa sakit seperti hendak bersalin sedangkan bayi sudah pun keluar. Apakah sebenarnya yang berlaku di dalam rahim kita?
Pada peringkat akhir proses kelahiran bayi, otot-otot rahim mengecut untuk menolak keluar keseluruhan badan bayi. Akhirnya kelahiran sempurna berlaku. Pengecutan seterusnya berlaku menyebabkan tertanggalnya uri dari dinding rahim. Sejurus berlakunya kelahiran bayi, pengecutan otot-otot rahim menyebabkan kontraksi berlaku pada otot-otot salur darah arteri lalu menekan salur-salur darah di uri yang akhirnya menyebabkan uri terpisah dari dinding rahim (desidua). Aliran darah pula berlaku hasil dari hakisan pada bekas tempat lekatan uri di dinding rahim (desidua) yang dikenali sebagai nifas. Ciri darah dan tempoh pendarahan adalah bergantung kepada saiz uri tersebut.
Dari sudut saintifik, nifas berbeza dengan darah haid yang berasal dari lapisan endometrium. Secara jelas, darah nifas terhasil dari darah yang mengalir keluar disebabkan oleh bercerainya uri dari rahim selepas melahirkan anak. Ia selaras dengan pandangan fuqaha’ mengenai definisi nifas.

Hukum Pendarahan Semasa Hamil dan Air Ketuban
Pendarahan Semasa Hamil (tiada tanda hendak bersalin)
Perdarahan yang berlaku semasa hamil tanpa sebarang tanda untuk bersalin dalam Mazhab Syafii dihukumkan sebagai haid jika mematuhi kriteria tempoh haid. Jika bersalahan dengan kriteria tersebut maka darah itu dihukumkan sebagai istihadah.
Sebahagian ulama pula menetapkan darah yang keluar ketika hamil bukanlah haid dan dihukumkan sebagai istihadah kerana haid tidak berlaku ketika hamil. Pendapat ini bertepatan dengan kajian saintifik iaitu proses haid tidak akan berlaku kerana telah berlakunya persenyawaan dan kehamilan. Pendarahan yang berlaku ketika hamil biasanya disebabkan oleh kemungkinan wanita itu menghadapi masalah keguguran pada peringkat awal kandungan. Selain itu, wanita hamil mungkin mengalami masalah uri seperti uri pecah atau uri berada di bawah pada pertengahan dan akhir mengandung.
Darah Bercampur Lendir
Biasa juga para ibu mengalami darah bercampur lendir keluar dari rahim sebelum melahirkan. Ia merupakan salah satu tanda awal seseorang ibu akan bersalin. Darah ini keluar disebabkan terbukanya saluran ‘cerviks’ atau pangkal rahim dan juga pemisahan kantung tembuni bayi dari dinding rahim bahagian bawah.
Darah ini akan bercampur dengan lendir yang juga dihasilkan oleh kelenjar di bahagian pangkal rahim. Darah inilah yang dikatakan sebagai darah fasad (rosak) dari aspek fikah. Oleh kerana ia bukan lagi darah nifas, maka wanita yang mengalaminya wajib menunaikan solat seperti biasa. Dengan perkataan lain, kewajipan solat belum terangkat dari wanita tersebut.
Air Ketuban
Keluarnya air ketuban juga merupakan tanda awal proses kelahiran bayi. Air ini keluar dari sarung tembuni bayi yang pecah ketika proses kontraksi rahim. Pada asalnya, air ketuban bertindak sebagai kusyen yang melindungi bayi. Subhanallah. Maha suci Allah yang memelihara janin dalam kandungan.

فَجَعَلْنَاهُ فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ

Lalu Kami jadikan air (air mani/zigot) itu pada tempat menetap yang kukuh (yakni rahim).
Surah al-Mursalat 77:21

Demikian hebat kurniaan Allah. Masihkah kita sanggup mendustakan nikmatNya dan membalasnya dengan maksiat?

فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah hendak kamu dustakan?
Ayat 13 Surah al-Rahman.
Apabila ia mengalir keluar, air ketuban membantu melicinkan proses kelahiran. Allahuakbar! Maha agung Engkau ya Allah yang tidak menjadikan sesuatu itu dengan sia-sia.
Hukum air ketuban adalah najis. Maka wanita itu perlu bersuci terlebih dahulu untuk menghilangkan najis tersebut dan berwuduk seperti biasa sebelum solat jika air ketubannya sudah kering.
Cara Menunaikan Solat Dalam Keadaan Darah dan Air Ketuban Masih Keluar
Cara bersuci ialah bersihkan terlebih dahulu darah atau air ketuban dari faraj. Kemudian pakai tuala wanita, mengambil wuduk dan terus solat. Jika darah keluar dengan banyak diiringi rasa sakit berterusan, diharuskan solat jamak.
Sambung travelog…
Tiba di Machang, suami sudah letih untuk membawa kereta. Saya mengambil alih memandu. Tiba-tiba saya perlahankan kereta dan berhenti di sisi jalan. Suami berkata, ”Kenapa berhenti?”
”Perut rasa sakit sedikit”. Hilang rasa sakit, saya sambung perjalanan hingga ke Kota Bharu. Alhamdulillah.
Tanggal 31 Ogos 1999, Ma memasak pulut durian kegemaran saya. Saya rasa sakit makin kuat. Suami memeriksa lagi. Bukaan 4cm. Tiba masanya pergi ke hospital. Oleh kerana menjadi pantang larang orang tua-tua tidak boleh makan pulut sepanjang tempoh berpantang. Saya jamah juga pulut durian. Sambil makan, saya menahan sakit. Ma menggalakkan saya makan sampai puas. Alhamdulillah, ’sporting’ betul. Ma berkata, ”Itu sakit main-main je… Belum sakit betul-betul”. Saya kurang faham maksud ’sakit betul-betul’ yang Ma sebut. Maklumlah ini kali pertama saya akan bersalin.
Kira-kira jam 12 tengahari, saya tiba di Hospital Kota Bharu dan terus di bawa ke bilik bersalin. Betullah, sebaik saya berada di atas katil, sakit yang lebih kuat mula terasa. Ya Allah… beginikah sakitnya melahirkan seorang anak. Melalui jam seterusnya, baru saya mengerti apa yang Ma maksudkan ’sakit betul-betul’. Tidak terperi rasanya dan rasa takut yang amat sangat.
Mengenangkan rasa sakit bersalin, hati lebih menghayati hikmah disuruh taat pada kedua ibubapa. Rasa sedih pula menyelinap mengenangkan anak-anak yang menyia-nyiakan hidup mereka dengan pelbagai perkara yang merosakkan diri sendiri. Tidakkah mereka mahu bersyukur kepada Allah yang mengeluarkan mereka dari rahim ibu?
Mata membilang detik jam di dinding. Bilakah saat ini akan berakhir? Tiada yang mampu memberi kekuatan selain Allah. Saya takut… di saat menulis ini pun, saya merasa takut mengenangkan sakit bersalin. Azan Zohor melewati waktu, saya mengingatkan suami untuk solat Zohor dahulu. Namun dia mahu menunggu sehingga saya selamat melahirkan. Suami mengagak dia akan sempat solat Zohor nanti.
Kira-kira jam 3.08 petang, saya selamat melahirkan cahaya mata pertama kami berdua. Alhamdulillah. Rasa takut dan sakit sekelip mata bertukar gembira melihat bayi di sisi. Masya Allah! Sakit di dunia masih ada penawarnya. Sakit dan azab di akhirat, tiada lagi yang dapat menyelamatkan.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Oleh itu, maka (tetapkanlah kepercayaanmu) bahawa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan.
Ayat 5 Surah al-Syarh.
Wajar sekali dikatakan wanita yang bersalin ibarat bayi yang baru dilahirkan. Dosa-dosa berguguran seiring lahirnya bayi dalam kandungan. Bukankah kesakitan itu penghapus dosa?
Solat Zohor yang saya terluput itu telah saya qada selepas habis nifas. Inilah kaedah penyelesaian bagi wanita yang pernah meninggalkan solat semasa sakit hendak bersalin. Namun, setelah mengetahui hukum dan kaedahnya seperti yang saya tulis dalam entry sebelum ini, wajib menunaikan solat dalam waktunya menurut kemampuan. Jika mampu solat duduk, maka hendaklah solat duduk. Jika tidak mampu, solat berbaring.
Sebaik selesai mengazankan anak sulung kami, suami bergegas menunaikan solat.
Ada peristiwa lucu pada hari tersebut yang mana Ibrahim Ali pernah menyebut untuk Solat Hajat selepas Solat Asar petang 31 Ogos itu. Hajat apa yang mahu diminta tidak pula saya ingat. Sebenarnya tiada solat sunat selepas Solat Asar. Inilah penyakit orang jahil, mahu berjuang namun ilmu asas tentang Islam sendiri pun tidak diketahui.
Nota: Sebahagian isi mengenai Darah Semasa Hamil, Nifas dan Air Ketuban adalah dari buku Fikah Perubatan yang disediakan oleh Dr Rosediani Muhamad, Pakar Perubatan Keluarga, USMKK.