BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu pertanggungjawaban sekolah terhadap masyarakat adalah tentang kemampuan yang dimiliki siswa. Untuk mengetahui kemampuan yang dicapai siswa perlu dilakukan evaluasi (penilaian). Kegiatan penilaian dilakukan melalui pengukuran atau pengujian terhadap siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam satu unit tertentu. Untuk memperoleh informasi yang akurat penilaian harus dilakukan secara sistematik dengan menggunakan prinsip penilaian.
Prinsip penilaian yang penting adalah akurat, ekonomis dan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Akurat berarti hasil penilaian mengandung kesalahan sekecil mungkin. Ekonomis berarti sistem penilaian mudah dilakukan dan murah.
Sistem yang digunakan harus mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, sistem penilaian yang baik akan mendorong sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sistem penilaian yang digunakan disetiap lembaga pendidikan harus mampu memberi informasi yang akurat, mendorong peserta didik belajar, memotivasi tenaga pendidik mengajar, meningkatkan kinerja lembaga dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara.
Dari definisi di atas, tampak bahwa dalam pendidikan ada sasaran yang ingin dicapai, yang mana sasaran tersebut hanya dapat dicapai melalui proses belajar mengajar.
Pada hakekatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Terutama dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di kelas. Guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya.
Dengan demikian guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang diberikan.
Dalam mempersiapkan tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa tahapan yang tidak bisa diabaikan dalam proses interaksi belajar mengajar atau dalam perencanaan pengajaran.
Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah tahap persiapan (perencanaan), tahap pelaksanaan dan tahap penilaian (evaluasi).
Dalam kegiatan evaluasi khususnya evaluasi pengajaran tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Tanpa menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan terlebih dulu, tidak mungkin menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa.
Untuk itulah evaluasi harus dilakukan dengan menentukan bentuk-bentuk tes atau alat evaluasi mana yang akan dipakai untuk menilai hasil pengajaran dengan mengacu kepada bahan dan metode mengajar yang digunakan dan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Dengan mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan yang tepat.
Guru sebagai pelaksana pembelajaran harus mengambil strategi dan tindakan perbaikan apabila terdapat kesenjangan antara proses pembelajaran yang terjadi secara nyata di lapangan dengan yang telah direncanakan dalam program pembelajaran.
Evaluasi merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran agar sebagian peserta didik dapat membentuk kompetensi secara optimal, karena banyaknya peserta didik yang mendapat nilai rendah atau dibawah standar akan mempengaruhi efektifitas proses pembelajaran secara keseluruhan.
Oleh karena itu, evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui dan memantau perubahan serta kemajuan peserta didik, maupun untuk memberi skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dan penilaian hasil belajar.
Tidak terkecuali di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir melakukan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Menurut hasil pengamatan awal penulis, secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendikan agama Islam belum maksimal. Hal ini terlihat dari gejala-gejala sebagai berikut :
1. Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam kurang menguasai teknik-teknik evaluasi pembelajaran
2. Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam jarang menggunakan teknik yang bervariasi dalam evaluasi pembelajaran
3. Guru mata pelajaran agama Islam jarang membuat soal yang bervariasi dalam melakukan evaluasi pembelajaran
4. Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam jarang melakukan tindak lanjut dari evaluasi pembelajaran baik berupa remedial bagi siswa yang gagal atau pengayaan bagi siswa yang lulus.
5. Pemberian nilai dari hasil evaluasi pembelajaran terhadap siswa didapati belum sesuai dengan keadaan yang didapat oleh siswa atau belum sesuai dengan aturan yang berlaku.
Berdasarkan gejala-gejala di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI 013 TEMBILAHAN HILIR”.
B. Alasan Memilih Judul
Adapun pemilihan judul tersebut dikarenakan beberapa alasan, yaitu sebagai berikut :
1. Menarik untuk diteliti karena pada fakta yang ada tidak sesuai dengan realisasi, dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.
2. Persoalan yang dikaji dalam judul di atas sesuai dengan bidang ilmu yang penulis pelajari.
3. Masalah-masalah yang dikaji dalam judul di atas, penulis mampu untuk menelitinya.
4. Penelitian dengan judul ini terjangkau oleh penulis baik dari segi waktu, pikiran, tenaga dan biaya.
5. Menurut pengetahuan penulis judul tersebut di atas belum ada yang meneliti.
C. Penegasan Istilah
Untuk memudahkan dan menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran judul, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul :
1. Pelaksanaan
Berasal dari kata laksana yang berarti proses dari sesuatu. Pelaksanaan yang di maksud dalam penelitian ini adalah proses pelaksanaan evaluasi pembelajaran (ulangan harian) pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
2. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya.
Dalam penelitian ini evaluasi yang dimaksud adalah penilaian formatif yang dilakukan pada tiap akhir pelajaran.
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses belajar mengajar antara guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan siswanya, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
4. Agama Islam
Agama Islam adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan sesamanya serta lingkungan yang diturunkan melalui wahyu Allah SWT.
D. Permasalahan
1. Pembeberan Masalah
Dari latar belakang masalah dan gejala-gejala di atas, maka masalah yang dibeberkan adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir.
b. Penguasaan teknik evaluasi yang bervariasi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
c. Pengolahan data yang dilakukan oleh guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
d. Tindak lanjut evaluasi pembelajaran oleh guru mata pelajaran pendidikan agama Islam.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
2. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan seperti yang dikemukakan di atas, serta karena keterbatasan penulis baik dari segi tenaga, pikiran waktu dan biaya, maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahannya hanya pada Pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir. dan faktor-faktor yang mempengaruhi guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam melakukan evaluasi pembelajaran.
3. Rumusan Masalah
Relevan dengan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 013 kecamatan Tembilahan Hilir?
b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam melakukan evaluasi pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam melakukan evaluasi pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Guru
Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apakah hasil yang dicapai sudah diharapkan atau belum. Kalau belum maka perlu dicari faktor penyebabnya dan selanjutnya mencari cara untuk mengatasinya.
b. Bagi peneliti
1) Sebagai syarat dalam menyelesaikan studi akhir sekaligus meraih gelar sarjana pada program studi pendidikan agama Islam Sekolah Tinggi Auliaurrasyidin Tembilahan.
2) Menambah wawasan bagi penulis, khususnya wawasan tentang pendidikan sesuai dengan program studi yang penulis tekuni
F. Konsep Operasional
Untuk memberikan batasan terhadap konsep teoritis agar memudahkan dalam penelitian, digunakan suatu konsep yang disebut konsep operasional. Untuk itu dalam penelitian dengan judul pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam ini digunakan indikator-indikator sebagai berikut:
1. Guru mengadakan ulangan harian diakhir pokok bahasan
2. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan kognitif
3. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan afektif
4. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan psikomotor
5. Guru menggunakan teknik yang bervariasi dalam evaluasi pembelajaran
6. Guru mengadakan remedial bagi siswa yang gagal
7. Guru mengadakan pengayaan bagi siswa yang lulus
8. Guru membuat soal ulangan yang bervariasi
9. Guru membuat keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian
10. Guru mengadakan pengadministrasian tes
11. Guru menginterpretasikan data setelah data diolah
G. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Yang terdiri dari: Latar belakang masalah, alasan memilih judul, penegasan istilah, permasalahan (pembeberan masalah, batasan masalah dan rumusan masalah), tujuan dan manfaat penelitian, konsep operasional, dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini terdiri dari: pengertian evaluasi, aspek-aspek evaluasi hasil belajar, teknik-teknik evaluasi hasil belajar, langkah-langkah pelaksanaan Pembelajaran, prinsip-prinsip penilaian,dan faktor-faktor yang mempengaruhi evaluasi hasil belajar
Bab III : Metodologi Penelitian
Bab ini terdiri dari: Lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa data
Bab IV : Penyajian Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini terdiri dari: penyajian hasil penelitian dan pembahasan penelitian
Bab V : Penutup
Bab ini terdiri dari: kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka mencakup tentang konsep teoritis. Konsep teoritis diperlukan dalam membicarakan suatu permasalahan. Hal ini bertujuan memperjelas permasalahan tersebut, dalam konsep teoritis ini akan diuraikan tentang pelaksanaan evaluasi semester akhir pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
A. Pengertian Evaluasi
Secara sederhana evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi hasil belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar peserta didik setelah ia mengalami suatu proses belajar selama satu periode tertentu.
Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga nilai berdasarkan kriteria tertentu untuk mendapatkan evaluasi yang menyakinkan dan objektif dimulai dari informasi-informasi kuantitatif dan kualitatif.1
Evaluasi adalah penilaian belajar dengan tujuan untuk memperbaikinya.2
Seperti yang dikemukakan oleh Kunandar :
Evaluasi juga dapat diartikan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan mengggunakan instrumen dan hasilnya di bandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktifitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.3
Selanjutnya Tim Pengembang MKDK Kurikulum & Pembelajaran Mengemukakan :
Evaluasi adalah pemeriksaan secara terus menerus untuk mendapatkan informasi yang meliputi siswa, guru, program pendidikan dan proses belajar mengajar untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan ketetapan keputusan tentang gambaran siswa dan efektivitas program.4
Sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Evaluasi tidak hanya sekedar menentukan angka keberhasilan belajar, tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk umpan balik dari proses interaksi yang dilaksanakan.
Jadi kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi dan dapat dipertanggung jawabkan.5
B. Aspek-Aspek Evaluasi Hasil Belajar
Ada tiga aspek dalam evaluasi hasil belajar, yaitu sebagai berikut :
1. Aspek kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, aspek kognitif terdiri dari enam jenjang, yaitu :
a. Pengetahuan/hafalan/ingatan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali atau mengenali tentang nama, istilah, ide, gejala rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
b. Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
c. Penerapan adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan konkret.
d. Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor yang lainnya.
e. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.
f. Penilaian merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.6
2. Aspek Afektif
Aspek afektif berbeda dengan aspek kognitif. Aspek afektif bersifat subjektif, lebih mudah berubah dan tidak ada materi khusus yang harus dipelajari.7
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti pelajaran agama di sekolah, motivasinya yang tinggi untuk mengetahui lebih banyak mengenai mata pelajaran agama Islam yang diterimanya, penghargaaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya.
3. Aspek Psikomotor
Adalah aspek yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu.
C. Teknik-Teknik Evaluasi Hasil Belajar Di Sekolah
Teknik penilaian (evaluasi) terdiri atas dua teknik. Pertama, tes seperti isian, benar salah, menjodohkan, pilihan ganda, uraian dan unjuk kerja. Kedua, nontes seperti panduan observasi, kuesioner dan panduan wawancara.8
1. Teknik Tes
Teknis tes adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian pertanyaan, yang harus dijawab dengan benar oleh peserta tes. Pelaksanaan teknik tes dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan.
a. Tes tertulis (Written Test)
Tes tertulis adalah penilaian yang dilakukan dengan memberikan tes secara tertulis dan jawaban dari testi juga secara tertulis. 9
Ada dua bentuk soal tertulis, yaitu sebagai berikut :
(1) Soal dengan memilih jawaban
(a) Pilihan ganda
(b) Dua pilihan (Benar-salah, ya-tidak)
(c) Menjodohkan
(2) Soal dengan menyuplai jawaban
(a) Isian atau melengkapi
(b) Jawaban singkat/pendek
(c) Soal uraian
b. Tes lisan (Oral test)
Tes lisan merupakan alat penilaian yang pelaksanaannya dilakukan dengan tanya jawab secara langsung untuk mengetahui kemampuan-kemampuan berupa proses berpikir siswa dalam memecahkan suatu permasalahan, mempertanggung jawabkan pendapat, penggunaan bahasa, dan penguasaan materi pelajaran.
c. Tes Perbuatan (Performance test)
Tes perbuatan adalah tes yang diberikan dalam bentuk tugas-tugas. Pelaksanaannya dalam bentuk penampilan atau perbuatan. Penilaian tes perbuatan dapat dilakukan secara berkelompok maupun perorangan. Persiapan tes perbuatan dilakukan pada persiapan, pelaksanaan tugas dan hasil yang dicapai.
2. Teknik Nontes
Teknik nontes adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan jujur dan apa adanya oleh responden.
Dalam pelaksanaannya teknik nontes dapat dilaksanakan melalui wawancara, observasi, kuesioner, daftar cek dan skala penilaian.10
D. Langkah-Langkah Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
1. Langkah-langkah pokok dalam evaluasi hasil belajar
Ada enam langkah pokok dalam evaluasi hasil belajar, yaitu sebagai berikut:
a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
b. Menghimpun data dengan melaksanakan pengukuran.
c. Melakukan verifikasi data, dimana data yang telah berhasil dihimpun disaring terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut.
d. Mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi dilakukan dengan maksud memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
e. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
f. Tindak lanjut evaluasi.11
Tindak lanjut diberikan sebagai suatu tindakan terhadap umpan balik yang diterima dari pelaksanaan penilaian kelas. Tindak lanjut yang diberikan antara lain :
(1) Remedial
(a) Apabila nilai rata-rata kelas dari suatu mata pelajaran kurang dari 6,0 maka pelajaran perlu diulang untuk peserta didik dan seluruh kompetensi.
(b) Apabila nilai rata-rata berkisar antara 6,00 sampai dengan 7,99 maka pelajaran diulang untuk peserta didik tertentu dan untuk kompetensi yang belum dikuasai.
(2) Pengayaan
Jika nilai rata-rata kelas dari suatu mata pelajaran mencapai lebih dari 8,0 maka peserta didik diberikan pengayaan materi. Bentuk tindak lanjut lain yang perlu dilakukan oleh pendidik dalam rangka menindaklanjuti hasil pelaksanaan evaluasi pembelajaran adalah tindakan memperbaiki proses, metode, dan alat pembelajaran bila terjadi kegagalan pencapaian taraf serap kurang dari 60%.
2. Teknik Pengadministrasian pelaksanaan tes hasil belajar
Yang dimaksud dengan mengadministrasikan tes adalah mencakup kegiatan pelaksanaan atau penyelenggaraan tes.
Teknik pelaksanaan tes tertulis dilakukan melalui langkah-langkah berikut : pengawas mempersilahkan testi untuk menempati tempat duduk masing-masing dan mempersiapkan diri, jika menggunakan nomor ujian, para pengawas dapat mengecek kesesuaian nomor dengan tempat duduk yang telah disediakan, memberikan penjelasan umum tentang tata tertib dan cara-cara mengikuti ujian, memberikan kesempatan kepada testi untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami, membagikan lembar jawaban dan lembar soal, masing-masing testi dipersilahkan memeriksa kelengkapan soal dan lembar jawaban, semua testi mengerjakan tes selama waktu yang telah ditetapkan dan pengawas mengawasi jalannya tes dengan baik, pengawas mengumpulkan lembar jawaban dan lembar soal saat waktu tes sudah habis.
3. Sistem penilaian
Sistem penilaian merupakan suatu prosedur dan kriteria penilaian yang diberlakukan di SD/MI. Sistem penilaian ini berfungsi untuk mengendalikan proses dan hasil belajar peserta didik. Model dan sistem penilaian di SD/MI :
a. Mengacu pada standar penilaian yang ditetapkan oleh pemerintah.
b. Mengacu pada ketetapan kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM).
c. Mengacu pada prosedur penilaian proses dan hasil belajar.
d. Mengacu pada ketentuan kriteria kenaikan kelas.
E. Prinsip-Prinsip Penilaian
Beberapa prinsip penilaian yang perlu diperhatikan sebagai dasar dalam pelaksanaan penilaian adalah sebagai berikut :
1. Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif. Ini berarti bahwa penilaian didasarkan atas sampel prestasi yang cukup banyak, baik macamnya maupun jenisnya.
2. Harus dibedakan antara penskoran dan penilaian. Penskoran berarti proses pengubahan prestasi menjadi angka-angka, sedangkan dalam penilaian, perhatian utama ditujukan kepada validitas dan kegunaan.
3. Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam orientasi yaitu penilaian yang berorientasikan kepada suatu kelompok tertentu dan penilaian yang berorientasikan pada suatu standar absolut, tanpa dihubungkan dengan suatu kelompok tertentu.
4. Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Ini berarti bahwa tujuan penilaian, di samping untuk mengetahui status siswa dan menaksir kemampuan belajar serta penguasaannya terhadap bahan pelajaran, juga digunakan sebagai feedback (umpan balik), baik kepada siswa sendiri maupun bagi guru atau pengajar.
5. Penilaian harus bersifat komparabel. Artinya setelah tahap pengukuran yang menghasilkan angka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki skor yang sama harus memperoleh nilai yang sama pula.
6. Sistem penilaian yang digunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri.
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Guru Dalam Melakukan Evaluasi Pembelajaran
Dalam pelaksanaan proses pendidikan (evaluasi pembelajaran), terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Faktor-faktor tersebut antara lain terdiri dari latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan tingkat kemampuan siswa.
1. Latar Belakang Pendidikan
Setiap guru memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Perbedaan latar belakang ini dilatarbelakangi pula oleh jenis dan perjenjangan dalam pendidikan. Dan akan berpengaruh pada cara guru tersebut dalam melakukan evaluasi pembelajaran.
2. Pengalaman Mengajar
Pengalaman mengajar dapat mempengaruhi guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Guru yang memiliki pengalaman mengajar akan lebih mengetahui dan memahami tentang materi, siswa dan lingkungan mengajar, sehingga guru tersebut dengan mudah melakukan evaluasi pembelajaran diakhir pokok bahasan.
3. Tingkat Kemampuan Siswa
Kemampuan setiap siswa berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan perbedaan kepribadian dan intelegensi (kecerdasan) yang berbeda-beda. Kecerdasan merupakan masalah yang penting bagi dunia pendidikan, karena perlu bagi pendidik mempunyai pengetahuan tentang hal ini, dan menggunakannya sebaik mungkin.
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir terletak di jalan Keritang Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir
a. Sejarah berdirinya Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir
Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir berdiri pada tahun 1974 melalui swadaya masyarakat, kemudian oleh pemerintah daerah Kabupaten Indragiri Hilir dibangun di sebidang tanah di Jalan Keritang dengan nomor integritas 45/U/1975 tertanggal 20 januari 1975. seiring dengan perkembangannya sekolah ini terdiri dari dua bangunan dengan 5 kelas serta ruang tata usaha dan perpustakaan.
Pada tahun 1985 sekolah ini baru resmi berdiri dengan nama Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan dengan nomor.KPTS.25/II/PDK/1995 tanggal 22 Februari 1985 dan secara resmi aktivitas sekolah resmi berjalan dibawah dinas PDK dan gedung menjadi milik sekolah yang sebelumnya milik Pemda TK II Indragiri Hilir. Dan selama mulai didirikan dan diresmikan dari tahun 1975 sampai dengan tahun 2009 terjadi 5 kali pergantian pimpinan/kepala sekolah.
b. Keadaan guru Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir
Jumlah Guru di Sekolah Dasar Negeri 013 Kecamatan Tembilahan hilir sebanyak 21 orang. 19 guru PNS dan 4 guru honor.
TABEL III.I
KEADAAN GURU SEKOLAH DASAR NEGERI 013 TEMBILAHAN HILIR TAHUN PELAJARAN 2009/2010
No Nama/Nip Gol/Ruang Jabatan guru
1. Yurmaili, S.Pd
195912311979102040 IV/a Kepsek
2. Asnidar, A.Ma.Pd
196410091988042001 IV/a Guru pembina
3. Hasnawati, S.Pd
196810111988042001 III/d Guru kelas
4. Sukartiyati, S.Pd
196105101981122001 IV/a Guru pembina
5. Yenni, A.Ma.Pd
196405101981122001 III/d Guru Dws. Tk I
6. Mimis Suryani, A.Ma.Pd
196309011983092002 IV/a Guru pembina
7. Jelita Dewi, A.Ma.Pd
196509151986062001 IV/a Guru pembina
8. Betti Suryani, A.Ma.Pd
196104141982102001 IV/a Guru pembina
9. Masnah Panjaitan, A.Ma.Pd
195308151978022001 IV/a Guru pembina
10. Nafsiah, S.Pd
196309281986062001 IV/a Guru pembina
11. Emyarni, A.ma.Pd
1995710071978022001 IV/a Guru pembina
12. Rudy Alvian, A.Ma.Pd
196903161988071001 IV/a Guru pembina
13. Syahrin, A.Ma, Pd
196010041986061001 IV/a Guru pembina
14. Murni Kuris, BA.
195708221979122002 IV/a Guru pembina
15. Darmiati, A.Ma
196605051993032004 III/b Guru Mdy Tk I
16. Saniah, A.Ma
195912311982082006 IV/a Guru pembina
17. Erni Mawarni, A.Ma - Honor
18. Pramita, S.Pd. - Honor
19. Muharis
131299094 IV/a Guru pembina
20. Vony Aryanti - Honor
21. Mahrita - Honor
Sumber Data : SDN 013 Tembilahan Hilir
c. Keadaan murid Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir
Adapun jumlah keseluruhan siswa Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir sebanyak 121 murid dan terdiri dari 6 kelas.
TABEL III. 2
KEADAAN MURID
SEKOLAH DASAR NEGERI 013 TEMBILAHAN HILIR
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
No Kelas Jumlah murid L P
1 I 23 Murid 12 Siswa 11 Siswi
2 II 13 Murid 9 Siswa 4 Siswi
3 III 17 Murid 11 Siswa 6 Siswi
4 IV 17 Murid 8 Siswa 9 Siswi
5 V 25 Murid 14 Siswa 11 Siswi
6 VI 26 Murid 14 Siswa 12 Siswi
Jumlah 6 kelas 121 Murid 68 Siswa 53 Siswa
Sumber Data : SDN 013 Tembilahan Hilir
d. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir
TABEL III.3
SARANA DAN PRASARANA
SEKOLAH DASAR NEGERI 013 TEMBILAHAN HILIR
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
No Nama Ruangan Jumlah
1. Ruang Kepsek 1 Ruangan
2. Ruang mejelis guru 1 Ruangan
3. Tata usaha 1 Ruangan
4. Perpustakaan 1 Ruangan
5. Ruang serba guna 1 Ruangan
6. Ruang kelas 6 Ruangan
7. Laboratorium -
Sumber Data : SDN 013 Tembilahan Hilir
e. Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir
Kurikulum mempunyai peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional yang berkualitas dan relevan. Tanpa adanya kurikulum, tidak mungkin suatu proses pendidikan berjalan secara sistematis serta mengarah ada tujuan yang diinginkan.
Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir adalah salah satu sekolah yang bernaung di bawah Dinas Pendidikan. Dengan demikian kurikulum yang dipakai juga menerapkan kurikulum yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. Adapun kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian penulis lakukan selama beberapa bulan dengan rincian sebagai berikut :
TABEL III.4
WAKTU PENELITIAN
No Jenis Kegiatan Waktu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. Pengajuan sinopsis
Pengajuan proposal
Seminar proposal
SK dosen pembimbing
Perbaikan proposal
Membuat instrumen penelitian
Surat ijin riset
Riset ke lokasi penelitian
Perbaikan-perbaikan skripsi
Nota Dinas pembimbing I dan II
Munaqasah Oktober 2009
November 2009
November 2009
November 2009
Desember 2009
Desember 2009
Desember 2009
Desember 2009 s/d januari 2010
Februari 2010
Februari 2010
Maret 2010
B. Subjek dan objek penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran pendidikan agama Islam yang berjumlah dua orang di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir.
2. Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian yaitu pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto, “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.1 Dan menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, “Populasi adalah keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti”.2
Sesuai dengan pendapat tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir yang berjumlah 2 orang.
2. Sampel
Dalam Buku Riduwan dijelaskan bahwa, “sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”.3
Karena populasi kurang dari 100 orang, maka penulis tidak menggunakan sampel. Sehingga penelitian ini disebut dengan penelitian populatif.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui :
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.
Observasi yang penulis lakukan dengan mengamati proses pelaksanaan evaluasi pembelajaran di kelas secara langsung.
2. Wawancara
Wawancara bermakna/bermaksud berhadapan langsung antara peneliti dengan responden dan kegiatannya dilakukan secara lisan.4
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran pendidikan agama Islam tentang pelaksanaan evaluasi Pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dukumen-dukumen.5
E. Teknik Analisa Data
Penelitian ini bersifat deskriptif, dan penulis menggunakan teknik analisa data deskriptif kualitatif dengan persentase. Setelah data terkumpul lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
Pada data kualitatif untuk memperoleh kesimpulan digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisahkan menurut kategori. Selanjutnya data kuantitatif diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan.
Standar penilaian ini dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut :
1. Sangat baik 81% - 100% indikator dilaksanakan
2. Baik 61% - 80% indikator dilaksanakan
3. Kurang baik 41% - 60% indikator dilaksanakan
4. Tidak baik 21% - 40% indikator dilaksanakan
5. Sangat tidak baik 0% - 20% indikator dilaksanakan.6
Untuk memudahkan dalam persentase, penulis menggunakan rumus:
F
P = x 100%.7
N
BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Penyajian Hasil Penelitian
1. Penyajian Data Observasi
Seperti yang dijelaskan dalam Bab I, bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil deskriptif tentang pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir.
Data yang penulis sajikan adalah data observasi. Observasi dilakukan sebanyak 6 (enam) kali, dimana guru yang diobservasi berjumlah dua orang. Teknik ini menggunakan format observasi dengan daftar cheklist atau daftar isian yang memuat 2 (dua) alternatif, yaitu ya dan tidak.
Data observasi disajikan dalam bentuk tabel-tabel observasi. Setiap tabel mengandung 10 (sepuluh) aspek yang merupakan indikator untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pemaparan tabel berikut:
TABEL IV.1
HASIL OBSERVASI
PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH DASAR NEGERI 013 TEMBILAHAN HILIR
Nama Guru : Saniah, A.Ma
Guru Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Observasi ke : 1 (Senin, 22 Maret 2010, kelas IV)
2 (Rabu, 24 Maret 2010, kelas V)
3 (Kamis, 25 Maret 2010, kelas VI)
No Aspek yang diamati Indikator Hasil
Ya Tidak
1. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Guru mengadakan ulangan harian diakhir pokok bahasan
3
0
Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan kognitif
1
2
Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan Afektif
1
2
Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan psikomotor
1
2
Guru menggunakan teknik yang bervariasi dalam ulangan harian
3
0
Guru membuat soal ulangan yang bervariasi 0 3
Guru mengadakan pengadministrasian tes 3 0
Guru membuat keputusan tentang hasil belajar berdasarkan ulangan harian 3 0
Guru menginterpretasikan data setelah data diolah 3 0
Guru mengadakan remedial bagi siswa yang gagal 0 3
Guru mengadakan pengayaan bagi siswa yang lulus
3
0
Jumlah
21
12
Berdasarkan tabel observasi di atas maka diketahui guru mengadakan ulangan harian diakhir pokok bahasan diperoleh hasil untuk kategori Ya = 27,27%, dan Tidak = 0%. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan kognitif diperoleh hasil untuk kategori Ya = 9,09%, dan tidak = 18,18%. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan afektif diperoleh hasil untuk kategori Ya = 9,09%, dan Tidak = 18,18%. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan psikomotor diperoleh hasil untuk kategori Ya = 9,09%, dan Tidak = 18,18%. Guru menggunakan teknik yang bervariasi dalam evaluasi pembelajaran diperoleh hasil untuk kategori Ya = 27,27%, dan Tidak = 0%. Guru membuat soal ulangan yang bervariasi diperoleh hasil untuk kategori Ya = 0%, dan Tidak 27,27%. Guru mengadakan pengadministrasian tes diperoleh hasil untuk kategori Ya = 27,27% dan Tidak 0%. Guru membuat keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian diperoleh hasil untuk kategori Ya = 27,27%, dan Tidak = 0%. Guru menginterpretasikan data setelah data diolah diperoleh hasil untuk kategori Ya = 27,27%, dan Tidak = 0%. Guru mengadakan remedial bagi siswa yang gagal diperoleh hasil untuk kategori Ya = 0%, dan Tidak = 27,27%. Guru mengadakan pengayaan bagi siswa yang lulus diperoleh hasil untuk kategori Ya = 27,27%, dan Tidak = 0%.
TABEL IV.2
HASIL OBSERVASI
PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH DASAR NEGERI 013 TEMBILAHAN HILIR
Nama Guru : Darmiati, A.Ma
Guru Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Observasi ke : 1 (Senin, 29 Maret 2010, kelas III)
2 (Rabu, 31 Maret 2010, kelas II)
3 (Kamis, 1 April 2010, kelas I)
No Aspek yang diamati Indikator Hasil
Ya Tidak
1. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Guru mengadakan ulangan harian diakhir pokok bahasan
3
0
Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan kognitif
1
2
Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan Afektif
1
2
Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan psikomotor
1
2
Guru menggunakan teknik yang bervariasi dalam ulangan harian
3
0
Guru membuat soal ulangan yang bervariasi 0 3
Guru mengadakan pengadministrasian tes 3 0
Guru membuat keputusan tentang hasil belajar berdasarkan ulangan harian 3 0
Guru menginterpretasikan data setelah data diolah 3 0
Guru mengadakan remedial bagi siswa yang gagal 1 2
Guru mengadakan pengayaan bagi siswa yang lulus
2
1
Jumlah
21
12
Berdasarkan tabel observasi di atas maka diketahui bahwa guru mengadakan ulangan harian diakhir pokok bahasan diperoleh hasil untuk kategori Ya = 27,27%, dan Tidak = 0%. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan kognitif diperoleh hasil untuk kategori Ya = 9,09%, dan tidak = 18,18%. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan afektif diperoleh hasil untuk kategori Ya = 9,09%, dan Tidak = 18,18%. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan psikomotor diperoleh hasil untuk kategori Ya = 9,09%, dan Tidak = 18,18%. Guru menggunakan teknik yang bervariasi dalam evaluasi pembelajaran diperoleh hasil untuk kategori Ya = 27,27%, dan Tidak = 0%. Guru membuat soal ulangan yang bervariasi diperoleh hasil untuk kategori Ya = 0%, dan Tidak 27,27%. Guru mengadakan pengadministrasian tes diperoleh hasil untuk kategori Ya = 27,27% dan Tidak 0%. Guru membuat keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian diperoleh hasil untuk kategori Ya = 27,27%, dan Tidak = 0%. Guru menginterpretasikan data setelah data diolah diperoleh hasil untuk kategori Ya = 27,27%, dan Tidak = 0%. Guru mengadakan remedial bagi siswa yang gagal diperoleh hasil untuk kategori Ya = 9,09%, dan Tidak = 18,18%. Guru mengadakan pengayaan bagi siswa yang lulus diperoleh hasil untuk kategori Ya = 18,18%, dan Tidak = 9,09%.
2. Penyajian Data Wawancara
Untuk menunjang hasil penelitian, penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dan siswa di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir.
Berikut ini akan diuraikan hasil wawancara yang telah penulis lakukan dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu Ibu Saniah, A.Ma yang mengajar di kelas IV, V dan VI. Dan Ibu Darmiati, A.Ma yang mengajar di kelas I, II, dan III.
1. Apakah Ibu melakukan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam?
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu Ibu Saniah, A.Ma pada hari Rabu tanggal 22 Maret 2010, sehubungan dengan pertanyaan di atas, maka ibu Saniah A.Ma menjawab:
“Tentu saja saya melakukan evaluasi pembelajaran berupa ulangan harian diakhir pokok bahasan. Hal ini supaya memudahkan saya dalam menilai siswa, apakah siswa mengerti dan menguasai materi pelajaran yang telah dipelajarinya”1
Pertanyaan yang sama juga penulis tanyakan pada Ibu Darmiati, A.Ma pada hari Kamis tanggal 08 April, dan jawaban ibu Darmiati, A.Ma:
“Dalam kegiatan pembelajaran sudah tentu saya melakukan evaluasi pembelajaran terutama mata pelajaran yang saya pegang yaitu pendidikan agama Islam. Saya melakukan evaluasi pembelajaran berupa ulangan harian. Yang saya dilakukan pada setiap akhir pelajaran sebagai umpan balik dan selanjutnya digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar”2
Selain itu penulis juga mengajukan pertanyaan yang sama kepada siswa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir yang bernama Aldi, pada hari Kamis tanggal 25 Maret 2010 dan dia menjawab:
“Ya, Setiap akhir pokok bahasan ibu selalu melakukan evaluasi pembelajaran berupa ulangan harian pada mata pelajaran pendidikan agama Islam”3
2. Dalam melakukan evaluasi pembelajaran, apakah ibu menggunakan teknik yang bervariasi?
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu Ibu Saniah, A.Ma pada hari Senin tanggal 29 Maret 2010, sehubungan dengan pertanyaan di atas, maka ibu Saniah A.Ma menjawab:
“Dalam melakukan evaluasi pembelajaran terutama pelaksanaan ulangan harian saya menggunakan teknik yang bervariasi, Kadang saya menggunakan teknik tes, baik tes tertulis, lisan ataupun tulisan. Dengan begitu siswa tidak akan merasa bosan dalam mengerjakan soal-soal yang saya berikan”.4
Kemudian penulis mengajukan pertanyaan yang sama kepada siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir, yang bernama Uli Luptia pada hari Rabu tanggal 24 Maret 2010, dan dia menjawab:
“Dalam melakukan ulangan harian Ibu kadang-kadang menggunakan tes tertulis berupa uraian, tes lisan dan sekali-kali tes perbuatan. Dan kami menjadi semangat apalagi kalau Ibu menggunakan tes lisan”.5
Pertanyaan yang serupa juga diajukan kepada Ibu Darmiati, A.Ma pada hari Kamis tanggal 01 April 2010, dan Ibu Darmiati, A.Ma menjawab :
“Saya melakukan evaluasi pembelajaran terutama pada ulangan harian dengan menggunakan teknik yang bervariasi, kadang tes tertulis, lisan atau tes perbuatan, dengan begitu siswa tidak merasa bosan”.6
Selanjutnya jawaban yang sama juga disampaikan oleh Abdurahman Arasy, siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir:
“Dalam melakukan ulangan harian ibu selalu menggunakan teknik yang bervariasi, jadinya kami tidak bosan dan semangat dalam mengerjakan soalnya, misalnya tes tertulis dalam bentuk essay, tes perbuatan dalam bentuk praktek. Dan tes lisan misalnya menghapal ayat.”7
3. Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran (ulangan harian) bagaimana Ibu mengukur kemampuan kognitif siswa?
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu Ibu Saniah, A.Ma pada hari Kamis tanggal 01 April 2010, sehubungan dengan pertanyaan di atas, maka ibu Saniah A.Ma menjawab:
“Berdasarkan pengalaman mengajar saya selama puluhan tahun, untuk mengukur kemampuan kognitif siswa saya lakukan dengan cara melakukan penilaian kepada siswa, baik dari segi pemahamannya terhadap materi dan bahan pelajaran yang telah diberikan dengan melakukan tes tertulis”8
Selanjutnya jawaban yang sama juga disampaikan oleh Ibu Darmiati, guru mata pelajaran pendidikan agama Islam di kelas I, II dan III:
“Untuk mengukur kemampuan kognitif siswa, saya melakukan penilaian terhadap siswa dalam bentuk tes tertulis, karena dari hasil tes tersebut saya dapat mengetahui apakah siswa itu memahami dan menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan”.9
Hal ini didukung pula dari hasil wawancara dengan siswa yang menyatakan bahwa :
“Ibu biasanya mengadakan Ulangan harian berupa tes tertulis yang berbentuk uraian setiap habis pokok bahasan”10
4. Bagaimana Ibu mengukur kemampuan afektif siswa dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran (Ulangan harian)?
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu Ibu Saniah, A.Ma pada hari Kamis tanggal 01 April 2010, sehubungan dengan pertanyaan di atas, maka ibu Saniah A.Ma menjawab:
“Biasanya saya mengukur kemampuan afektif siswa dengan cara mengamati tingkah lakunya, misalnya kedisiplinannya dalam mengikuti pelajaran agama, serta rasa hormatnya terhadap guru. Intinya bagaimana siswa itu bersikap baik saat berada dimanapun baik di kelas dan lingkungan sekitar”11
5. Dalam melakukan evaluasi pembelajaran (Ulangan harian) bagaimana cara Ibu dalam mengukur kemampuan psikomotor siswa?
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu Ibu Darmiati, A.Ma pada hari Kamis tanggal 01 April 2010, sehubungan dengan pertanyaan di atas, maka ibu Darmiati A.Ma menjawab:
“Dalam mengukur kemampuan psikomotor siswa, saya menilainya apabila siswa telah menunjukkan keahlian dan keterampilannya dalam menguasai materi pelajaran yang telah dipelajarinya, biasanya saya melakukan tes perbuatan/praktek”.12
Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan siswa yang menyatakan, bahwa:
“Ibu kadang-kadang melakukan tes perbuatan/praktek, seperti praktek sholat”.13
6. Bagaimana Ibu menentukan sebuah hasil penilaian gagal atau berhasil bagi seorang siswa?
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu Ibu Darmiati, A.Ma pada hari Kamis tanggal 01 April 2010, sehubungan dengan pertanyaan di atas, maka ibu Darmiati A.Ma menjawab:
“Untuk menentukan sebuah hasil penilaian gagal atau berhasil bagi seorang siswa, saya lihat dari nilai yang diperolehnya, jika nilainya di bawah 60 maka siswa tersebut gagal, tapi jika nilai siswa tersebut di atas 60 berarti lulus”.14
Selanjutnya jawaban yang hampir sama juga dikemukakan oleh Ibu Saniah A.Ma:
“Mudah saja, jika nilai ulangan anak tersebut di bawah 60 maka anak tersebut gagal dan perlu diadakan perbaikan. Namun jika nilai anak tersebut di atas 60 berarti dia lulus”.15
7. Bagaimana tindak lanjut Ibu jika didapatkan ada sebagian siswa yang gagal dalam evaluasi pembelajaran (ulangan harian)?
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu Ibu Saniah, A.Ma pada hari Rabu tanggal 07 April 2010, sehubungan dengan pertanyaan di atas, maka ibu Saniah A.Ma menjawab:
“Memberikan tindak lanjut kepada siswa yang gagal saya lakukan dengan mengadakan remedial, biasanya remedial saya berikan kepada anak yang nilainya di bawah 60”.
Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan siswa yang menyatakan, bahwa:
“Setiap ulangan harian apalagi kalau ibu mengadakan tes tertulis saya mendapat nilai 50, makanya saya disuruh untuk mengikuti remedial untuk memperbaiki nilai supaya lebih baik”.
8. Mengapa siswa bisa gagal dalam evaluasi pembelajaran terutama dalam ulangan harian?
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu Ibu Saniah, A.Ma pada hari Rabu tanggal 07 April 2010, sehubungan dengan pertanyaan di atas, maka ibu Saniah A.Ma menjawab:
“Mungkin siswa tersebut kurang menguasai dan memahami pelajaran yang dipelajarinya, saat belajar dia sibuk bermain”.
Jawaban yang serupa juga dikemukakan oleh Ibu Darmiati, A.Ma, Beliau menjawab :
“Siswa tersebut gagal disebabkan karena dia malas untuk belajar, pada saat saya menjelaskan pelajaran, dia sibuk bermain akibatnya dia tidak mengerti dengan pelajaran sehingga ketika dilakukan tes dia tidak bisa menjawab”.
Hal ini didukung pula dari hasil wawancara dengan siswa yang menyatakan bahwa:
“Saya tidak memahami soal ulangan yang Ibu berikan, jadinya saya tidak bisa menjawab soal tersebut. Itu karena saya malas belajar. Makanya saya gagal dalam ulangan harian”.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembahasan Hasil Observasi
Berikut ini akan penulis sajikan data pembahasan yang dimulai dengan memuat rekapitulasi hasil observasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
TABEL IV.3
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI
TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH DASAR NEGERI 013 TEMBILAHAN HILIR
No Aspek yang diamati Indikator Hasil
Ya Tidak
F % F %
1. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Guru mengadakan ulangan harian diakhir pokok bahasan 6 100 0 0
Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan kognitif 2 33,3 4 66,7
Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan Afektif 2 33,3 4 66,7
Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa mencakup kemampuan psikomotor 2 33,3 4 66,7
Guru menggunakan teknik yang bervariasi dalam ulangan harian 6 100 0 0
Guru membuat soal ulangan yang bervariasi 0 0 6 100
Guru mengadakan pengadministrasian tes 6 100 0 0
Guru membuat keputusan tentang hasil belajar berdasarkan ulangan harian 6 100 0 0
Guru menginterpretasikan data setelah data diolah 6 0
Guru mengadakan remedial bagi siswa yang gagal 1 16,7 5 83,3
Guru mengadakan pengayaan bagi siswa yang lulus 5 83,3 1 16,7
Jumlah 42 24
Dari hasil rekapitulasi di atas dapat diketahui bahwa hasil observasi untuk jawaban “Ya” berjumlah 42 dan untuk jawaban “Tidak” berjumlah 24. Untuk memperoleh persentase untuk rekafitulasi hasil observasi di atas, maka digunakan rumus sebagai berikut :
F
P = x 100%
N
Keterangan
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah frekuensi.
Untuk menentukan nilai N dengan cara menjumlahkan seluruh jawaban hasil observasi:
N = 42 + 24 = 66
Maka perhitungan hasil observasi untuk jawaban Ya adalah:
F
P = x 100%
N
42
P = x 100%
66
P = 63,63%
Sedangkan Hasil perhitungan observasi untuk jawaban tidak adalah:
F
P = x 100%
N
24
P = x 100%
66
P = 36,36%
Kemudian untuk memperoleh hasil keseluruhan penelitian tentang pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir diperoleh dengan cara:
F
P = x 100%
N
Untuk menentukan nilai F dengan cara memberikan bobot pada jawaban hasil observasi, seperti berikut ini :
1. Untuk jawaban “Ya” dengan nilai bobot 1 sehingga didapatkan hasil 42 x 1 = 42
2. Untuk jawaban “Tidak” dengan nilai bobot 0 sehingga didapatkan hasil 24 x 0 = 0
Kemudian kedua hasil tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh F = 42 + 0 = 42
Dan untuk menentukan nilai N digunakan rumus:
N = Item x Skor tertinggi x Jumlah observasi
N = 11 x 1 x 6
N = 66
Setelah itu, dihitung persentase rata-rata dengan menggunakan rumus :
F
P = x 100%
N
42
P = x 100%
66
P = 63,63%
Dari perhitungan di atas, dapat dikategorikan bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 013 Kecamatan Tembilahan Hilir tergolong baik dengan persentase 63,63%.
2. Pembahasan Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang telah disajikan terdahulu, akan penulis bahas untuk mendapat kesimpulan akhir.
Dari pertanyaan yang penulis ajukan tentang pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam terutama dalam pelaksanaan ulangan harian, maka dapat diketahui bahwa, guru mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan baik.
Selanjutnya mengenai pertanyaan apakah mereka menggunakan teknik yang bervariasi dalam melakukan evaluasi pembelajaran, dapat diambil kesimpulan bahwa mereka mengunakan dan menguasai teknik-teknik evaluasi dengan baik.
Adapun teknik-teknik evaluasi yang mereka gunakan adalah teknik penilaian lisan, tulisan dan perbuatan.
Penilaian lisan sering disebut tes lisan. Tes lisan adalah alat penilaian kelas yang pertanyaan atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan.
Penilaian tertulis atau tes tertulis adalah alat penilaian kelas yang pertanyaan atau pernyataannya dan jawaban atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk tertulis. Tes tertulis diklasifikasikan menjadi dua yaitu tes uraian dan tes objektif.
Penilaian dengan teknik perbuatan ini sering disebut tes perbuatan. Tes perbuatan adalah penilaian atau tes yang dilaksanakan dengan cara memberi pertanyaan dan tugas secara lisan dan tertulis, sedangkan jawaban dilakukan dalam bentuk perbuatan tingkah laku.
C. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Guru Dalam Melakukan Evaluasi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Faktor Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Dari hasil wawancara penulis terhadap guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dapat diketahui bahwa latar belakang pendidikan keduanya yang lulusan Diploma II, secara umum mereka mengatakan bahwa tingkat kemampuan guru/kemampuan mengajar guru sangat mempengaruhi evaluasi hasil belajar.
Hal tersebut dapat dilihat dari apakah guru menguasai atau belum menguasai materi yang akan diajarkan kepada siswa. Jika guru menguasai materi, maka ia akan mudah dalam penyampaian materi pada anak. Jika demikian, maka evaluasi dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Faktor Pengalaman Mengajar
Faktor lain yang turut berpengaruh yaitu pengalaman mengajar. Berdasarkan wawancara penulis terhadap kedua orang guru mata pelajaran pendidikan agama Islam, dapat diketahui bahwa guru yang telah lama mengajar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan evaluasi pembelajaran.
3. Tingkat Kemampuan Siswa
Tingkat kemampuan siswa yang berbeda-beda, ikut mempengaruhi guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Dari hasil wawancara penulis terhadap guru mata pelajaran pendidikan agama Islam, dapat diketahui bahwa mereka menyesuaikan aspek-aspek yang akan diukur sesuai dengan kemampuan yang ada pada siswa. Seperti aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap), dan aspek psikomotor (Keterampilan)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penyajian data pada Bab IV dan setelah dianalisa, maka dapatlah penulis simpulkan hasil penelitian sebagai berikut:
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembilahan Hilir berada pada interval 61% - 80% dan dikategorikan baik dengan persentase 63,63%.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam melakukan evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Latar belakang pendidikan
2. Pengalaman mengajar
3. Tingkat kemampuan siswa
B. Saran
Pada bagian akhir dari tulisan ini, penulis menyampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Kepada guru mata pelajaran pendidikan agama Islam terus meningkatkan kemampuannya dalam hal evaluasi karena guru yang baik tidak hanya mampu menguasai pengajaran dan metode mengajar tetapi mereka juga harus mampu melakukan penilaian.
2. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, guru diharapkan menggunakan prinsip sistem penilaian yang berkelanjutan dengan menilai semua kompetensi dasar, menganalisis hasil penilaian, dan melakukan tindak lanjut berupa program perbaikkan atau program pengayaan.
3. Guru disarankan memiliki pengetahuan dasar (praktis) yang mudah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di kelas. Misalnya pengetahuan/keterampilan membuat soal, melaksanakan atau mengadministrasikan tes, mengolah hasil tes, menganalisis soal dan membuat pelaporan hasil tes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar