Minggu, 18 Juli 2010

PSIKOLOGI

Ilmu apa itu Psikologi Agama ?
SERINGKALI ORANG BERTANYA TENTANG PSIKOLOGI AGAMA, APAKAH IA PSIKOLOGI ATAU AGAMA ?
Judulnya menggabungkan dua hal yang berbeda, agama dan psikologi.
Agama adalah tuntunan Allah bagi manusia,
sedangkan psikologi adalah ilmu yang mengkaji masalah jiwa manusia dan ia tunduk kepada disiplin ilmiah ilmu yang mempelajari, meneliti, dan mempunyai tujuan untuk memahami bagian yang tidak nyata dari manusia yaitu masalah kejiwaannya.
"PSIKOLOGI AGAMA" TERMASUK CABANG PSIKOLOGI YANG TERMUDA, DAN DI INDONESIA BELUM LAMA DIKENAL ORANG, BARANGKALI MULAI DIPERKENALKAN PADA TAHUN ENAMPULUH-AN.



A. PENGERTIAN PSIKOLOGI

AGAMA ADALAH SALAH SATU CABANG PSIKOLOGI YANG OBJEK KAJIANNYA ADALAH PENGARUH AGAMA TERHADAP PEMELUK AGAMA YANG DIYAKININYA DAN PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP PENGANUTNYA SERTA PENGARUH IDEOLOGI TERHADAP ORANG YANG MEMEGANGNYA. PENGARUH TERSEBUT TERJADI ATAS JIWA ORANG-ORANG TERSEBUT,

SEDANGKAN JIWA ITU TIDAK ADA WUJUD YANG DAPAT DITELITI SECARA NYATA, MAKA PENELITIAN DILAKUKAN TERHADAP TINDAKAN / PRILAKU, SIKAP, UCAPAN DAN CARA MENGHADAPI MASALAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.

Psikologi Agama tidak mengkaji ajaran agama (kitab suci, hukum dan ketentuan agama terhadap dosa pahala, surga neraka dan akhlaq yang diajarkan agama). Juga tidak mengkaji kepercayaan non-agama dan ideologi yang dianut masing-masing orang.

Psikologi Agama melihat dan mengkaji seberapa jauh pengaruh agama, kepercayaan atau ideologi terhadap cara berpikir (ways of thinking), cara bicara, bertindak / prilaku dan bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu semua orang berkepentingan dengan Psikologi Agama dan dapat memanfaatkannya sesuai dengan kepentingannya masing-masing.

Bidang pendidikan anak misalnya, apabila si ibu / bapak ingin mendidik anaknya agar kelak menjadi seorang yang taat beragama, berakhlaq terpuji, berguna bagi masyarakat dan negaranya, dia dapat menggunakan pengetahuannya terhadap Psikologi Agama, disamping mengetahui sekedarnya tentang perkembangan jiwa anak pada umur tertentu dan perkembangan ciri remaja. Untuk itu dia dapat membaca buku tentang psikologi anak dan psikologi remaja.

Bila juru dakwah ingin mengajak umat hidup sesuai dengan ketentuan agama, taat melaksanakan agama dalam kehidupan mereka, maka dia dapat menggunakan Psikologi Agama dengan lebih dahulu mengatahui latar belakang kehidupan mereka, lalu menunjukkan betapa pentingnya ajaran agama dalam kehidupan manusia. Misalnya, manfaat iman bagi ketentraman batin, manfaat sholat, puasa, zakat dan haji bagi penyembuhan jiwa yang gelisah (fungsi kuratif) dan bagaimana pula manfaatnya bagi pencegahan gangguan jiwa (fungsi preventif) dan selanjutnya pentingnya iman dan ibadah tersebut bagi pembinaan dan pengembangan kesehatan jiwa (fungsi konstruktif).



B. PERKEMBANGAN JIWA KEBERAGAMAAN

 Teori tentang sumber kejiwaan agama
Sesungguhnya yang menjadi keinginan dan kebutuhan manusia adalah sesuatu yang bersifat universal yakni kebutuhan yang melebihi makan, minum ataupun yang lainnya. Kebutuhan universal ini bersifat kodrati, yaitu keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh Tuhan. Manusia ingin mengabdi kepada Tuhan karena dianggap sebagai sesuatu Zat yang mempunyai kekuatan tertinggi.
Nah ! yang menjadi permasalahan sekarang adalah “Apakah yang menjadi sumber pokok yang mendasarkan timbulnya keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan tersebut ? Apakah yang menjadi sumber kejiwaan agama itu ?

Jawabannya ada beberapa teori, antara lain :

1. Teori Monistik (Mono=Satu)
Yang menjadi sumber kejiwaan agama itu adalah satu sumber kejiwaan. Selanjutnya sumber tunggal manakah yang paling dominan sebagai sumber kejiwaan itu timbul beberapa pendapat, yaitu yang dikemukakan oleh :

a. Thomas Van Aquino
Menurut Thomas Van Aquino Yang menjadi sumber kejiwaan agama itu adalah berpikir, Manusia bertuhan karena manusia menggunakan kemampuan berpikirnya. Kehidupan beragama merupakan refleksi dari kehidupan berpikir manusia. Pendapat seperti ini masih mendapat tempat hingga sekarang, dimana para ahli mendewakan rasio sebagai satu-satunya motif yang menjadi sumber agama.

b. Frederick Hegel
Filosof dari Jerman, berpendapat bahwa agama adalah suatu pengetahuan yang sungguh-sungguh benar dan tempat kebenaran abadi.

c. Frederick Schleimacher
Sumber keberagamaan adalah rasa ketergantungan mutlak. Manusia merasakan dirinya lemah. Sehingga merasa tergantung dengan sesuatu kekuatan yang berada di luar dirinya

d. Rudolf Otto
Sumber jiwa keberagamaan adalah rasa kagum yang berasal dari The Wholly Orther (yang sama sekali lain)

e. William Mac Dougall
Jiwa keberagamaan merupakan kumpulan dari beberapa instink

2. Teori Fakulti
Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu tidak bersumber pada suatu faktor yang tunggal tetapi terdiri atas beberapa unsur, antara lain yang dianggap memegang peranan penting adalah fungsi Cipta (reason), Rasa (emotion) dan Karsa (will), Demikian pula perbuatan manusia yang bersifat keagamaan dipengaruhi oleh tiga fungsi tersebut :

a. Cipta (reason)Merupakan fungsi intelektual manusia.Melalui cipta orang dapat menilai dan membandingkan dan selanjutnya memutuskan suatu tindakan terhadap stimulan tertentuFungsi : berperan menentukan benar atau tidaknya ajaran suatu agama berdasarkan pertimbangan intelek seseorang.

b. Rasa (emotional)
Memberikan makna penghayatan yang seksama dan mendalam sehingga ajaran itu tampak hidup dan menghidupkan., yang berfunngsi sebagai menimbulkan sikap batin yang seimbang dan positif dalam menghayati kebenaran ajaran agama

c Karsa (will)will mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serta ajaran agama berdasarkan fungsi kejiwaan yaitu : Menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan logis.


C. TIMBULNYA JIWA KEBERAGAMAAN PADA ANAK

Sesuai dengan prinsipnya pertumbuhannya maka seorang anak menjadi dewasa memerlukan bimbingan sesuai dengan prinsip yang dimilikinya, yaitu :

1. Prinsip Biologis
Mahkluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah, manusia memerlukan bantuan orang lain. Keadaan tubuh yang belum sempurna untuk difungsikan secara maksimal

2. Prinsip Tanpa Daya
Manusia yang tanpa daya untuk mengurus dirinya sendiri

3. Prinsip Eksplorasi
Perkembangan potensi manusia yang dibawa sejak lahir perlu pengembangan baik jasmani maupun rohani. Pengembangan melalui pemeliharaan dan latihan.

Timbulnya Agama Pada Anak.
Beberapa teori mengenai pertumbuhan agama pada anak antara lain :
a. Rasa Ketergantungan (Thomas)
Manusia dilahirkan kedunia ini memiliki empat keinginan yaitu :
- Perlindungan
- Pengalaman Baru
- Mendapatkan tanggapan
- Keinginan untuk dikenal


b. Instink Keagamaan (Woodworth)
Manusia dilahirkan mempunyai instink bawaan (Sosial dan Keberagamaan)
Ini tergantung kematangan fungsi lainnya.




D. PERKEMBANGAN AGAMA PADA ANAK-ANAK

a Tingkat Dongeng
Konsep tentang Tuhan lebih banyak didominasi oleh Fantasi dan Emosi

b Tingkat Kenyataan
Konsep tentang Tuhan mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan kepada kenyataan (realis), Dorongan emosional juga akan sangat mempengaruhi.
1. Tingkat Individua
Konsep Keagamaan yang individualistik ini terbagi atas tiga golongan:
1. Konsep Tuhan yang konvensional dan konservatif
2. Konsep Tuhan yang Personal
3. Konsep Tuhan dalam pandangan personality Bersifat Humanistik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar