Minggu, 18 Juli 2010

ketuban

YANG TERJADI KETIKA KETUBAN PECAH DINI
17 Maret 2008, 1:44 pm
Diarsipkan di bawah: Kesehatan (健康) | Tag: bayi, hamil, ketuban, lahir, operasi caesar, pecah
Ketuban pecah terjadi alami pada proses persalinan. Bagaimana jika pecahnya lebih dini? Bisakah gejalanya dikenali?
“Dokter, saya mengeluarkan cairan dari vagina dan keluar begitu saja seperti mengompol,” keluh Ibu Nababan yang tengah hamil dengan nada khawatir.
Apa yang dialami Ibu Nababan bisa disebut sebagai ketuban pecah dini. Tidak mulas, tanpa sakit, tapi ada semacam cairan yang merembes keluar dari vagina. Keluarnya cairan tersebut tidak terasa dan tidak dapat ditahan oleh ibu hamil.
Menurut Dr. S.B. Wahyudi, Sp.OG, dari RS Husada, yang dimaksud ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan. Robeknya kantung ketuban sebelum waktu melahirkan tiba memang sulit diketahui gejalanya. Yang pasti, banyak akibat yang ditimbulkan dari pecahnya ketuban dini ini.
FUNGSI
Kantung ketuban adalah sebuah kantung berdinding tipis yang berisi cairan dan janin selama masa kehamilan. Dinding kantung ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut amnion, terdapat di sebelah dalam. Sedangkan, bagian kedua, yang terdapat di sebelah luar disebut chorion.
Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ini dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing janin, serta cairan otak pada anensefalus.
Pada kehamilan, air ketuban ini berguna untuk mempertahankan atau memberikan perlindungan terhadap bayi dari “lingkungannya”. “Air ketuban pun membuat janin bisa bergerak dengan bebas ke segala arah, tidak ada kompresi terhadap janin sehingga dapat berkembang dengan baik,” ujar Wahyudi.
Kecuali itu, air ketuban dapat menyebarkan tekanan bila terjadi trauma, juga sebagai penyangga terhadap panas dan dingin. Pada saat proses persalinan, air ketuban memberikan kekuatan mengejan sehingga serviks dapat membuka, membersihkan jalan lahir karena mempunyai kemampuan sebagai desinfektan, dan sebagai pelicin saat kelahiran.
Dokter pun bisa mendeteksi janin melalui cairan ketuban ini. Dari mulai mendeteksi jenis kelamin, kematangan paru-paru janin, golongan darah serta rhesus, dan kelainan kongenital (bawaan), susunan genetiknya, dan sebagainya. Cara mendeteksinya dengan mengambil cairan ketuban melalui alat yang dimasukkan melalui dinding perut ibu.
Jumlah cairan ketuban ini beragam. “Normalnya antara 1 liter sampai 1,5 liter,” jelas lulusan FK Universitas Diponegoro, Semarang. Bisa juga kurang dari jumlah tersebut atau lebih hingga mencapai 3-5 liter. Cairan ketuban ini terdiri dari 98 persen air dan sisanya garam anorganik serta bahan organik. Jika dilihat lebih teliti terdapat lanugo (rambut halus janin) dan verniks caseosa(sel-sel epitel dan lemak pada kulit bayi).
Janin meminum cairan ketuban ini, sehingga terjadi refleks menelan dan bernapas sejak dini. Diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1 persen dari seluruh volume dalam tiap jam. “Jika janin tidak menelan air ketuban, maka volumenya bisa banyak,” jelas Wahyudi.
Kondisi tersebut memungkinkan terjadinya produksi air ketuban berlebihan (hidramnion). Hal tersebut terjadi karena adanya cacat pada bayi, misalnya kepala yang tidak terbentuk. Penambahan air ketuban ini bisa mendadak dalam beberapa hari atau secara perlahan-lahan. “Terkadang pada kehamilan yang post mature (lebih dari usia kehamilan) akan terjadi pengurangan air ketuban, karena terjadi resorbsi yang lebih banyak pada bayi,” jelas Wahyudi.
Pemeriksaan air ketuban dilakukan berbarengan dengan persalinan, merasakan kontraksi pertamanya dalam waktu 12 jam, sebagian dalam waktu 24 jam tapi ada juga yang lebih lama sampai tibanya persalinan.
Ciri-cirinya antara lain terjadi pengeluaran cairan mendadak disertai bau yang khas, berbeda dengan bau air seni. Alirannya tidak deras keluar, kecuali bila ibu hamil dalam posisi berbaring. Karena ketika ibu hamil berjalan atau duduk, kepala janin cenderung menutupi muara rahim seperti sumbat botol. Selain itu, juga karena tidak ada kontraksi yang mendorong keluarnya cairan tersebut. Untuk lebih memastikan bahwa itu adalah air ketuban, dilakukan dengan tes ferning atau tes nitrazine.
Pada umumnya, menurut Wahyudi, ada dua macam kemungkinan ketuban pecah dini, yaitu premature rupture of membrane dan preterm rupture of membrane. Gejalanya sama, yaitu keluarnya cairan dan tidak ada keluhan sakit. “Baru setelah itu akan terasa sakit karena adanya kemungkinan kontraksi,” jelas Wahyudi.
Robeknya kantung ketuban biasanya terjadi seusai trauma, misalnya ibu hamil terjatuh atau terbentur di bagian perut. Ketuban pecah dini juga bisa terjadi karena mulut rahim yang lemah sehingga tidak bisa menahan kehamilan.
Bisa juga karena ketegangan rahim yang berlebihan, seperti kehamilan ganda atau hidramnion, kelainan letak janin seperti sungsang atau melintang, atau kelainan bawaan dari selaput ketuban. Bisa pula karena infeksi yang kemudian menimbulkan proses biomekanik pada selaput ketuban sehingga memudahkan ketuban pecah.
Namun, adakalanya hanya terjadi kebocoran kantung ketuban. Yang terjadi, cairan ketuban merembes sedikit demi sedikit, tanpa disadari oleh si ibu hamil. Akibatnya, cairan ini makin berkurang jumlahnya. Bahkan, menjadi habis. Si ibu baru merasakan perih jika si janin bergerak.
AKIBAT YANG TIMBUL
Pemeriksaan dokter akan menentukan apakah janin masih “aman” untuk tetap tinggal di dalam rahim atau sebaliknya. Umumnya setelah ketuban pecah, dokter akan memantau kondisi ibu dan janin. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih, berarti keadaan janin masih baik. “Ibu hamil bisa mempertahankan kehamilannya,” jelas Wahyudi.
Langkah selanjutnya dilakukan terapi. Jika kehamilan kurang dari 38 minggu akan dilakukan metode konservatif. Ibu hamil diwajibkan istirahat, dibantu dengan pemberian obat-obatan yang tidak menimbulkan kontraksi, biasanya melalui infus.
Bila si bayi belum cukup besar, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mematangkan paru-parunya agar jika terpaksa dilahirkan, janin sudah siap hidup di luar rahim ibunya. Kecuali itu, ibu pun akan diberi antibiotika untuk mencegah infeksi.
Umumnya cara ini berhasil dilakukan. Melalui bed rest, air ketuban dicegah keluar dalam jumlah lebih banyak. Sementara itu, lapisan kantung yang sebelumnya terbuka pun akan menutup kembali. Cairan ketuban akan dibentuk kembali oleh amnion, sehingga janin bisa tumbuh lebih matang lagi.
Sebaliknya, bila jumlah air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan berisiko asfiksia. Perlu diketahui, air ketuban berwarna putih jernih. Jika air ketuban berwarna hijau, bisa membahayakan janin. Hal semacam itu yang biasanya membuat persalinan dipercepat, baik persalinan alami lewat vagina maupun operasi Caesar. Karena jika kehamilan diteruskan justru akan membahayakan keduanya, ibu dan janin. Bukan tidak mungkin justru berakhir dengan kematian.
Melihat akibatnya yang tidak ringan, segeralah ke dokter jika dicurigai ketuban pecah. Begitu pula jika mengeluarkan cairan yang tidak diketahui penyebabnya. Apa pun juga, bantuan medis amat diperlukan dalam kondisi seperti itu.
Dedeh Kurniasih. Foto : Rohedi (nakita)
Menghadapi Ketuban Pecah Dini
Pemeriksaan Rutin
Lakukan pemeriksaan paling sedikit 3 kali dalam satu kehamilan. Pemeriksaan 16 minggu, 28 minggu, dan 32 minggu. Dengan pemeriksaan yang baik, tumbuh kembang janin dalam rahim dapat terdeteksi. Begitu pun banyak sedikitnya air ketuban dapat dideteksi.
Segera ke Dokter
Jika terdapat tetesan atau aliran cairan dari vagina, segera periksa ke dokter.
Hindari Infeksi
Usahakan daerah vagina selalu bersih untuk menghindari infeksi. Bersihkan selalu daerah ini dari arah depan ke belakang. Jangan sekali-kali melakukan dengan gerakan sebaliknya.
“Puasa”
Untuk sementara waktu, hindari melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang menyebabkan ketuban pecah dini, seperti mulut rahim yang lemah.
Istirahat
Istirahatlah sesuai anjuran dokter. Jangan merasa diri wanita super dengan melakukan semua kegiatan. Ingatlah, setiap kehamilan selalu berbeda. Jika Anda melihat teman lain tetap “perkasa” saat hamil, Anda tidak harus menjadi demikian.
Menjaga Kebersihan
Bila cairan ketuban merembes, gunakanlah pembalut yang dapat menyerap air ketuban. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan sebaiknya gunakan pembalut tipis pada celana dalam agar membuat Anda merasa bersih dan segar. Sebab, pada umumnya pengeluaran cairan dari vagina akan lebih banyak. Penggunaan pembalut ini pun berguna untuk memudahkan Anda membedakan cairan ketuban dengan cairan lain dari bau serta warnanya. (from : yuwielueninet.wordpress.com)


Kok Air Ketubannya Hijau?
Posted on Nov 13, 2009
Tak jarang ada bumil yang beranggapan bahwa mengonsumsi daun pepaya atau minum jamu saat hamil dapat mengakibatkan air ketuban berwarna hijau.

Padahal, menurut dr Ridwan SpOG dari Kemang Medical Care Women & Children, warna air ketuban tidak ada hubungannya dengan makanan atau juga minuman yang diasup oleh ibu hamil.

Lalu kenapa berwarna hijau? Menurut dr Ridwan, air ketuban umumnya tidak berwarna/transparan/bening hingga pink tawar. Sedangkan ketuban yang berwarna hijau disebut dengan meconium. Ini berasal dari produk sisa pencernaan bayi (BAB bayi) yang berada dalam ususnya. Berwarna hijau karena memang pewarnaan hijau yang berasal dari hasil pencernaan si bayi yang disebabkan oleh empedu bayi.

"Meconium ini seharusnya tidak keluar secara langsung tetapi diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh bayi. Baru setelah bayi lahir, keluar sebagai BAB. Jadi meconium ini seharusnya tidak dikeluarkan di dalam kandungan. Artinya selama dalam kandungan normalnya bayi tidak akan BAB," paparnya.

Mengapa bayi sampai mengeluarkan BAB-nya padahal masih dalam kandungan? "Bayi selama dalam kandungan belum mulai bernafas, dia mendapat suplai oksigen dari ibunya yang dibawa oleh darah melalui tali pusat. Selain oksigen, tali pusat juga membawa makanan. Jadi, segala macam kebutuhan bayi dialirkan melalui tali pusat," tambah dokter ramah ini.

Untuk itulah, lanjutnya, segala bentuk gangguan yang terjadi pada tali pusat yang mengganggu aliran darah akan berakibat fatal bagi bayi. Gangguan tersebut misalnya ada lilitan tali pusat atau tali pusat terjepit oleh bagian tubuh bayi maka hal ini mengakibatkan bayi akan kekurangan oksigen dan makanan. Bila bayi kekurangan oksigen maka sphincter ani (anusnya) akan terbuka atau otot yang mengatur penutupan anus akan melemah dan terbuka, sehingga terjadi meconium yang akan mengotori air ketuban. Karena meconium berwarna hijau maka otomatis air ketuban pun akan hijau.

Menurutnya lagi, meconium juga dapat terjadi bila bayi sudah lewat bulan. Bayi yang lewat waktu (bulan) fungsi saluran cernanya sudah matang sehingga mengeluarkan meconium. Karena itu penting bagi ibu hamil melakukan USG secara teratur. USG secara teratur dapat mengetahui usia kehamilan secara tepat. Pada kehamilan yang lewat waktu, sebanyak 30 persennya terjadi ketuban berwarna kehijauan.

Sebabkan Kematian

Kondisi paling bahaya adalah saat melahirkan, tambah dr Ridwan, jika air ketuban berwarna hijau apalagi hijau kental dikhawatirkan bayi dapat terkena sindrom aspirasi meconium (Meconium Aspiration Syndrome/MAS), kondisi di mana meconium terhisap oleh bayi pada saat lahir dan masuk ke paru-paru. Jika ini terjadi, maka harus cepat dibersihkan mulut dan hidungnya agar kondisi tersebut tidak terjadi. MAS ini cukup berbahaya karena dapat meningkatkan angka kematian pada bayi baru lahir.

Sumber : lifestyle.okezone

Ketuban Pecah Dini

Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%.

Gambar 1. Ketuban Pecah
Penyebab
Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan. Faktor yang disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran prematur, merokok, dan perdarahan selama kehamilan. Beberapa faktor risiko dari KPD :
Inkompetensi serviks (leher rahim)
Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)
Riwayat KPD sebelumya
Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
Kehamilan kembar
Trauma
Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis

Gambar 2. Inkompetensi leher Rahim
Tanda dan Gejala
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk sementara.
Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan secara langsung cairan yang merembes tersebut dapat dilakukan dengan kertas nitrazine, kertas ini mengukur pH (asam-basa). pH normal dari vagina adalah 4-4,7 sedangkan pH cairan ketuban adalah 7,1-7,3. Tes tersebut dapat memiliki hasil positif yang salah apabila terdapat keterlibatan trikomonas, darah, semen, lendir leher rahim, dan air seni. Pemeriksaan melalui ultrasonografi (USG) dapat digunakan untuk mengkonfirmasi jumlah air ketuban yang terdapat di dalam rahim.
Komplikasi KPD
Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan KPD prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi pada KPD.
Risiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm. Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm. Kejadiannya mencapai hampir 100% apabila KPD preterm ini terjadi pada usia kehamilan kurang dari 23 minggu.

Gambar 3. Keluarnya Tali Pusar
Penanganan Ketuban Pecah di Rumah
Apabila terdapat rembesan atau aliran cairan dari vagina, segera hubungi dokter atau petugas kesehatan dan bersiaplah untuk ke Rumah Sakit
Gunakan pembalut wanita (jangan tampon) untuk penyerapan air yang keluar
Daerah vagina sebaiknya sebersih mungkin untuk mencegah infeksi, jangan berhubungan seksual atau mandi berendam
Selalu membersihkan dari arah depan ke belakang untuk menghindari infeksi dari dubur
Jangan coba melakukan pemeriksaan dalam sendiri
Terapi
Apabila terjadi pecah ketuban, maka segeralah pergi ke rumah sakit. Dokter kandungan akan mendiskusikan rencana terapi yang akan dilakukan, dan hal tersebut tergantung dari berapa usia kehamilan dan tanda-tanda infeksi yang terjadi. Risiko kelahiran bayi prematur adalah risiko terbesar kedua setelah infeksi akibat ketuban pecah dini. Pemeriksaan mengenai kematangan dari paru janin sebaiknya dilakukan terutama pada usia kehamilan 32-34 minggu. Hasil akhir dari kemampuan janin untuk hidup sangat menentukan langkah yang akan diambil.
Kontraksi akan terjadi dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah apabila kehamilan sudah memasuki fase akhir. Semakin dini ketuban pecah terjadi maka semakin lama jarak antara ketuban pecah dengan kontraksi. Jika tanggal persalinan sebenarnya belum tiba, dokter biasanya akan menginduksi persalinan dengan pemberian oksitosin (perangsang kontraksi) dalam 6 hingga 24 jam setelah pecahnya ketuban. Tetapi jika memang sudah masuk tanggal persalinan dokter tak akan menunggu selama itu untuk memberi induksi pada ibu, karena menunda induksi bisa meningkatkan resiko infeksi.

Apabila paru bayi belum matang dan tidak terdapat infeksi setelah kejadian KPD, maka istirahat dan penundaan kelahiran (bila belum waktunya melahirkan) menggunakan magnesium sulfat dan obat tokolitik. Apabila paru janin sudah matang atau terdapat infeksi setelah kejadian KPD, maka induksi untuk melahirkan mungkin diperlukan.
Penggunaan steroid untuk pematangan paru janin masih merupakan kontroversi dalam KPD. Penelitan terbaru menemukan keuntungan serta tidak adanya risiko peningkatan terjadinya infeksi pada ibu dan janin. Steroid berguna untuk mematangkan paru janin, mengurangi risiko sindrom distress pernapasan pada janin, serta perdarahan pada otak.
Penggunaan antibiotik pada kasus KPD memiliki 2 alasan. Yang pertama adalah penggunaan antibiotik untuk mencegah infeksi setelah kejadian KPD preterm. Dan yang kedua adalah berdasarkan hipotesis bahwa KPD dapat disebabkan oleh infeksi dan sebaliknya KPD preterm dapat menyebabkan infeksi. Keuntungan didapatkan pada wanita hamil dengan KPD yang mendapatkan antibiotik yaitu, proses kelahiran diperlambat hingga 7 hari, berkurangnya kejadian korioamnionitis serta sepsis neonatal (infeksi pada bayi baru lahir).
Pencegahan
Beberapa pencegahan dapat dilakukan namun belum ada yang terbukti cukup efektif. Mengurangi aktivitas atau istirahat pada akhir triwulan kedua atau awal triwulan ketiga dianjurkan
Pecahnya Ketuban
Cooking Fri, 14 Feb 2003 09:18:00 WIB
Ketuban yang berisi cairan atau amnion bisa pecah pada saat persalinan berlangsung, atau bahkan sebelum persalinan terjadi. Ibu hamil tidak bisa mengontrol pecahnya ketuban seperti mengontrol buang air kecil. Jika pecahnya ketuban terjadi sebelum persalinan, umumnya dokter akan langsung meminta ibu ke RS untuk menangani persalinan. Apalagi jika pecahnya ketuban telah disertai kontraksi 10 menit sekali. Berikut hasil wawancara dengan Dr. Dedy Arman Saidi, SpOG dari RSIA Hermina Bekasi

Seperti apa air ketuban? Aroma pada seprei atau sebagian pakaian Anda mungkin bisa memberi petunjuk. Jika berbau agak manis dan tidak seperti bau amoniak, maka mungkin cairan tersebut cairan amnion atau air ketuban. Petunjuk lain, pada Anda mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk sementara.

Jika ketuban anda sudah pecah, segeralah pergi ke rumah sakit, meski saat itu Anda belum merasakan kontraksi sedikit pun. Sebagian wanita yang ketubannya pecah sebelum persalinan biasanya akan mengalami kontraksi pertama dalam waktu 12 - 24 jam, bahkan lebih lama dari itu. Karena dengan berjalannya waktu resiko infeksi pada bayi dan ibu melalui kantung ketuban yang terbuka mulai mengancam, sebaiknya ibu segera ditangani dokter.

Jika tanggal persalinan sebenarnya belum tiba, dokter biasanya akan menginduksi persalinan dengan pemberian oksitosin (perangsang kontraksi) dalam 6 hingga 24 jam setelah pecahnya ketuban. Tetapi jika memang sudah masuk tanggal persalinan dokter tak akan menunggu selama itu untuk memberi induksi pada ibu, karena menunda induksi bisa meningkatkan resiko infeksi.

Menangani Ketuban Pecah Sebelum Tiba di Rumah Sakit
Bila Anda mengalami tetesan, rembesan atau aliran cairan dari vagina, hubungi dokter atau bidan, atau orang yang akan mengantar ke rumah sakit.

Sementara itu, usahakan daerah vagina sebersih mungkin untuk mencegah infeksi. Jangan mandi berendam atau melakukan hubungan seksual.

Gunakan pembalut wanita ( tetapi jangan tampon) untuk menyerap air yang keluar.

Jangan coba melakukan pemeriksaan dalam sendiri

Selalu membersihkan dari arah depan ke belakang.

Jika air ketuban berwarna coklat kehijauan atau gelap, jangan panik. Pewarnaan ini mungkin berasal dari saluran pencernaan bayi Anda. Seharusnya mekonium (tinja janin) dikeluarkan setelah bayi lahir sebagai kotorannya yang pertama. Tapi kadang jika janin stres di dalam rahim atau janin "sudah matang" dia melepaskan mekonium sebelum lahir ke dalam cairan ketuban. Pewarnaan mekonium bukan pertanda pasti adanya masalah pada janin, meski demikian laporkan hal ini pada dokter Anda.


Ketuban Pecah Dini, Tali Umbilikal "Turun"

Pecahnya ketuban terlalu dini lebih sering terjadi bila bayi sungsang atau prematur. Bila bagian janin yang akan keluar terlebih dahulu belum masuk ke ronggal pinggul, tali umbilikal bisa "jatuh" dan turun ke leher rahim, atau bahkan ke dalam vagina bersamaan dengan menyemburnya air ketuban. Bila Anda dapat melihat seuntai tali umbilikal ini pada muara vagina Anda, atau Anda merasa ada "sesuatu" di dalam vagina, ubahlah posisi tubuh Anda ke posisis merangkak (lutut kaki dan siku tangan menyentuh lantai). Umbilikal yang turun akan mudah terjepit oleh bagian tubuh janin. Bila umbilikal terjepit, aliran oksigen yang penting bagi janin bisa berkurang bahkan berhenti. Posisi merangkak akan mengurangi tekanan pada tali.

Bila tali menonjol ke luar, tahanlah tali dengan hati-hati (jangan didorong, ditekan atau dimasukkan dengan paksa) menggunakan pembalut, handuk bersih, atau popok bayi yang dibasahi dengan air hangat. Minta bantuan seseorang untuk membawa Anda ke RS atau hubungi Gawat Darurat. Di RS kondisi ini akan diatasi dengan bantalan penyangga tali, atau memasukan kembali tali menggunakan tampon steril khusus, sementara Anda dipersiapkan untuk operasi cesar. (BOD/While You're Expecting

KETUBAN PECAH DINI
Pendahuluan
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan terjadinya infeksi dan persalinan prematur. Keadaan tersebut menyebabkan meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas perinatal dan maternal (1,2,3). Infeksi korioamnionitis, sampai sepsis merupakan bagian terpenting bagi kelangsungan hidup pasien. Dilaporkan kejadian korioamnionitis pada KPD antara 4,2-10,5 %. Sedangkan masalah dalam persalinan prematur adanya gawat napas serta besarnya biaya perawatan bayi prematur itu sendiri. (1,2,3,4,5) Dilaporkan 56,1% kematian bayi prematur disebabkan oleh Hyaline Membran Disease.(5)
Pecahnya ketuban biasanya akan diikuti dengan mulainya proses persalinan.(1,4) Nelson (1994) melaporkan lebih dari 50% yang mampu bertahan sampai hari ketujuh setelah pecahnya ketuban.(4) Kepustakaan lain melaporkan pada persalinan prematur 30% didahului oleh KPD. (5)
Definisi
KPD adalah robeknya selaput ketuban atau amnioreksis pada setiap saat sebelum mulainya persalinan.(1,2,3,4,5,6)
Sedangkan institusi lain mengatakan KPD adalah pecahnya ketuban setiap saat sebelum pembukaan mencapai 3-4 cm (RS Hasan Sadikin Bandung).(1)
Faal Air Ketuban
volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000-1500 cc
ciri-ciri kimiawi :
Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam organik. Kadar protein kira-kira 2,6 gr% perliter terutama sebagai albumin.
Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban sangat berguna untuk mengetahui apakah janin sudah mempunyai paru-paru yang matang. Sebab peningkatan kadar lecitin pertanda bahwa permukaan paru-paru diliputi zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk berkembang dan bernapas. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau pada letak sungsang akan kita jumpai warna ketuban keruh kehijau-hijauan, karena telah bercampur dengan mekonium.
fungsi air ketuban :
untuk proteksi janin
untuk mencegah perlekatan janin dengan amnion
agar janin dapat bergerak dengan bebas
regulasi terhadap panas dan perubahan suhu
mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin
meratakan tekanan intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah
Perdarahan air ketuban dengan darah itu cukup lancar dan perputarannya cepat, kira-kira 350-500 cc
asal air ketuban
kencing janin (fetal urine)
transudasi dari darah ibu
sekresi dari epite amnion
asal campuran (mixed origin)
Insidens
Insidens KPD sangat bervariasi dikarenakan definisinya yang berbeda-beda, dilaporkan berkisar antara 2,7 -17% (2)
Etiologi
Penyebab KPD belum diketahui secara pasti, (1,2,4,6) tetapi disebutkan ada beberapa faktor predisposisi antara lain :
Faktor selaput ketuban (1,2,5,6,7)
Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi akibat kurangnya elastisitas selaput tersebut atau karena meningkatnya tekanan uterus atau karena keduanya.
Faktor infeksi (4)
Infeksi sebagai faktor yang berperan terhadap pecahnya selaput ketuban, termasuk infeksi vagina dan serviks.
Faktor perubahan tekanan intra uterus yang mendadak (1,6)
Hoffman melaporkan dari kasus KPD yang diteliti 60% mengalami perubahan tekanan intra uterus yang mendadak sebelum pecahnya selaput ketuban.
Faktor yang berhubungan dengan obstetri (1,2,5,6,7)
KPD meningkat pada kasus-kasus multigravida, perdarahan antepartum, riwayat KPD sebelumnya, CPD/panggul sempit, riwayat tindakan pada serviks.
Faktor sosioekonomi yang rendah (1,4,6,7)
Berhubungan dengan defisiensi gizi dari tembaga dan asam askorbat ( vitamin C ) serta hygiene yang jelek.
Faktor lain, seperti merokok, keturunan, antagonis golongan darah (1,6,7)
Diagnosa (3,4,6)
Anamnesa
Pasien mengeluarkan air dari kemaluan
Pemeriksaan Klinis
Dengan melihat langsung keluar dari kemaluan
Dengan inspekulo, melihat air ketuban mengalir keluar dari kanalis servikalis ( bila perlu lakukan tekanan ringan pada fundus uteri atau ibu disuruh batuk atau mengedan)
Dengan periksa dalam,tidak teraba adanya selaput ketuban. Untuk pasien yang tidak dalam persalinan, apakah kurang bulan atau cukup bulan, tangan pemeriksa tidak boleh dimasukkan ke dalam vagina karena terdapat resiko masuknya
infeksi dan periode masa laten yang biasanya lama dari waktu pemeriksaan hingga kelahiran.
Perasat valsava atau sedikit tekanan fundus dapat mengeluarkan cairan dari liang serviks, yang merupakan diagnostik KPD.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan lanugo
Pemeriksaan sel-sel janin
Pemeriksaan pH air ketuban
Vagina mempunyai keasaman 4,5 – 5,5 sedangkan air ketuban mempunyai pH 7,0 – 7,5 sehingga dengan pecahnya selaput ketuban pH vagina menjadi 6,0 – 8,1.
Tes arborisasi (fern)
Tes lainnya ( Diamin oksidase, fetal fibronektin, alfa fetoprotein)
Penanganan
Penanganan KPD dipengaruhi usia kehamilan, infeksi dan tanda-tanda persalinan (3)
Prosedur penanganan di bagian obgyn FK-USU adalah sebagai berikut (6)
Penderita di rawat di RS, istirahat mutlak dengan bokong ditinggikan dan sedapat mungkin hindari periksa dalam.
Pemberian antibiotik
Monitoring DJJ, observasi tanda-tanda infeksi dan tanda-tanda mulainya persalinan
Pemeriksaan USG untuk konfirmasi diagnostik
Jika ada tanda-tanda korioamnionitis :
skor pelvik >5, dilakukan induksi persalinan tanpa memandang tuanya kehamilan. Jika persalinan belum selesai dalam waktu 6-8 jam sebaiknya dilakukan tindakan operatif.
Skor pelvik <5,>
Berdasarkan usia kehamilan (6)
Viable For Life ( Usia kehamilan ≥ 37 minggu, BB ≥ 2500 gr )
observasi yang baik selama 8-12 jam
lakukan induksi partus bila belum ada tanda iinpartu
letak lintang dan letak sungsang langsung SC
Non Viable For Life ( Usia kehamilan <>
jika maturitas paru belum matang dirawat dan diusahakan agar kehamilan dapat dilanjutkan sampai umur kehamilan 37 minggu
jika maturitas paru sudah matang dilakukan induksi partus setelah observasi 24 jam
bila induksi partus gagal, dilakukan SC
sementara menunggu, diberikan antibiotik, vitamin C dosis tinggi, tokolitik dan plasentotropik
Maturasi paru
National Institut of Health tahun 1994 merekomendasikan pemberian kortikosteroid pada kasus-kasus dengan persalinan prematur yang mengancam, karena dapat menurunkan kejadian gawat napas dan perdarahan intraventrikuler. Pemberian kortikosteroid antenatal pada ibu antara usia kehamilan 28-34 mgg dapat mengurangi resiko sindroma gawat napas 40-60%. Kortikosteroid dapat diberikan berupa 2 dosis betametason 12 mg i.m berjarak 12 jam. Efek perangsangan baru terlihat jika terjadi persalinan sesudah lebih dari 24-48 jam dan sebelum 7 hari sejak pemberian dosis pertama.(6)
Tokolitik
Obat-obat tokolitik ternyata hanya dapat menunda persalinan prematur untuk 24-48 jam saja. Pemberian jangka panjang tidak memberi keuntungan yang jelas pada janin maupun ibu. Walaupun demikian, penundaan sementara dapat dimanfaatkan untuk pemberian kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru. Bila terdapat infeksi biasanya tokolitik tidak akan berhasil. Sedangkan kebanyakan praktisi di Amerika Serikat memilih tidak memberikan terapi tokolitik antara usia kehamilan 34-37 mgg, kecuali bila dijumpai bukti imaturitas paru janin. (4,8)
Akibat KPD pada Ibu dan Janin (5)
Infeksi ( korioamnionitis ) dengan tanda-tanda takikardi, nyeri tekan uterus, suhu > 380 C, air ketuban purulen dan berbau busuk, leukosit > 15.000/mm3
Prolaps tali pusat
Sepsis
Kematian janin karena infeksi dan atau prematuritas yang mengakibatkan sindroma gawat janin.
DAFTAR PUSTAKA
Sarkawi W., Hasil Penelitian KPD di RS Pirngadi Medan, Tesis Bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU/RSUPM, 1983
Kappy K.A., Premature Rupture of Membranes in Risk Pregnancy, 2nd ed, W.B. Saunders Cmpany, Philadelphia, 1993, 378-95
Saifuddin A.B., Adriaansz G., Wiknjosastro G.H., KPD, Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,2000, 218-20
Cunningham F.G., Mac Donald P.C., Gant N.F., et al, Preterin Birth, William’s Obstetric, 20th ed, Appleteon and Lange, 1997, 797-826
Arias F., Premature Repture Of Membranes, Practical Guide to High Pregnancy, 2nd , Mosby, St. Louis, 1993, 100-13.
Staff Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-USU, KPD, Pedoman Diagnosis & Terapy Obstetric & Ginekologi FK-USU/RSPM 1993, 52-55
Mochtar R., Sinopsis Obstetri, Edisi I, EGC, Jakarta, 1998, 285-87


KENAPA AIR KETUBAN BISA PECAH
Penjawab 1
ya pasti habis. coz air ketuban itu hanya diproduksi saat hamil. so, setelah kehamilan berakhir, air ketuban akan habis.Klo maw jawaban lengkap, baca buku kebidanan aja.
materi referensi:
buku maternitas
6 bulan lalu
Sign in untuk memberikan suara!
0 Penilaian: Jawaban Bagus
0 Penilaian: Jawaban Buruk
Lapor Penyalahgunaan
Penjawab 2
ya pasti habis. coz air ketuban itu hanya diproduksi saat hamil. so, setelah kehamilan berakhir, air ketuban akan habis.Klo maw jawaban lengkap, baca buku kebidanan aja.
6 bulan lalu
Sign in untuk memberikan suara!
0 Penilaian: Jawaban Bagus
0 Penilaian: Jawaban Buruk
Lapor Penyalahgunaan
Penjawab 3
Air ketuban ada saat adanya kehamilan. Karena Baby mau keluar maka air ketuban juga ikut keluar, krn air ketuban yang melindungi Baby dalam perut.....makanya bisa habis dong...
6 bulan lalu
Sign in untuk memberikan suara!
0 Penilaian: Jawaban Bagus
0 Penilaian: Jawaban Buruk
Lapor Penyalahgunaan
Penjawab 4
Kalau saat kehamilan, air ketuban tidak bisa habis, karena setiap 2-3 jam selalu di produksi kembali oleh tubuh wanita hamil. Walaupun ketika sudah dalam proses melahirkan dan selaput ketuban sudah pecah, air ketuban tetap di produksi. Jadi tidak mungkin air ketuban bisa habis. Dokter memang kadang suka menakut-nakuti jika seorang wanita yang proses melahirkannya lama, si dokter akan bilang nanti air ketubannya habis ... padahal sih ngga akan kok ...
Yang ditakutkan saat selaput ketuban sudah pecah dan proses melahirkan yang lama adalah "meconium" yaitu pup bayi yang pertama. Meconium ini bisa meracuni bayi dan ibu. Tapi bisa dicegah dengan minum antibiotik.
Jadi kalau anda mau melahirkan, baca buku dan informasi yang banyak. Jangan sampai dibohongi dokter ya.
Waktu saya melahirkan, dokternya berkata sesuatu yang saya tahu ngga benar, ya saya bilang aja, "ah, dokter bohong" hehehe ... jelas aja beliau marah, tapi ketika saya buka sumber saya (jurnal kedokteran dan buku yang terpercaya, ya dia ngga bisa bilang apa-apa).
materi referensi:
What to Expect When You're Expecting (GREAT BOOK !!!)
The Pregnancy Book by Dr. Sears and his wife. (EXCELLENT BOOK !!!)
6 bulan lalu
Sign in untuk memberikan suara!
0 Penilaian: Jawaban Bagus
0 Penilaian: Jawaban Buruk
Lapor Penyalahgunaan
Tidak ada jawaban yang tepat bagi Anda?
Kadang-kadang tidak ada jawaban yang tepat. Jika begitu, pilih "Tidak Ada Jawaban Terbaik". Pemilih (Voter) TIDAK mendapatkan poin apa pun untuk memilih Tidak Ada Jawaban Terbaik.
Sign in untuk memberikan suara!
Pertanyaan terbuka di Kesehatan Wanita
apa benar dengan meminum air nanas dapat membuat keguguran ?
2 bulan yang lalu saya melakukan USG dan hasilnya ternyata saya aneksitis , bahaya kah apa efek negatifnya ?
pembalut herbal, baik gak sih buat kesehatan ?
bagaimana solusi pemakaian pembalut yang baik bagi kesehatan?
Pertanyaan terselesaikan di Kesehatan Wanita
Gimana caranya biar alatvital selalu oke!?
Tentang sex wanita tlg dijawab pleaseee!!!!!?
kenpa tiap mens itu perut sakit banget??ada ndk obatnya?
saya berumur 13 tahun, hingga saat ini payudara saya belum tumbuh saya juga belum menstruasi. bagaimana ini?

Pendarahan pada ibu hamil
Tanggal 30 Ogos 1999, saya bertolak pulang dari Sg Koyan menuju Kota Bharu. Suami mahu saya melahirkan anak di Kelantan. Jangkaan bersalin ialah 4 September 1999. Pada masa itu saya telah mula merasa sakit perut sedikit tanda akan bersalin. Namun lazimnya, anak sulung lambat juga akan keluar. Kedudukan kepala bayi yang masih tinggi dan sakit yang jarang-jarang memberi lesen untuk kami pulang walaupun dilation sudah ada. Kalau tidak silap baru 1 cm waktu itu. Ia memakan masa untuk berganjak ke 2 cm dan 3 cm.
Di pertengahan jalan, kami singgah di Cuchuh Puteri, Kuala Krai kerana ada program bersama masyarakat di situ. Suami saya turut serta memberi khidmat percuma kepada penduduk tempatan. Sakit masih berulang jarang-jarang sedangkan saya bersama orang kampung.
Seusai program, kami singgah di rumah seorang sahabat di kuarters Hospital Kuala Krai. Sebelum bertolak pulang, suami memeriksa lagi, tiba-tiba pendarahan berlaku. Saya solat seperti biasa kerana ia dikira darah fasad (rosak) atau istihadah. Darah itu cair dan berwarna merah terang. Ia bukan keluar berterusan. Bagi sesiapa yang mengalami perkara yang sama ketika hamil, hendaklah solat walaupun sudah ada tanda-tanda akan bersalin.
Bagaimana pula dengan wanita yang mengalami pendarahan di tengah-tengah kehamilan? Apakah hukum darah tersebut? Jom lihat serba sedikit huraian mengenai hal ehwal wanita bersalin.
Jenis Pendarahan Semasa Hamil
Darah yang keluar semasa hamil dikira sebagai istihadah. Darah bercampur lendir ketika proses hendak bersalin juga dikira istihadah atau darah fasad (rosak).
Nifas ialah darah yang keluar dari rahim selepas melahirkan anak. Bagi mazhab Syafie, dikira darah nifas jika bersalin anak yang hidup, mati atau keguguran sama ada bersalin cara biasa atau pembedahan.

Nifas dari Sudut Saintifik
Ibu-ibu sudah tentu pernah mengalami rasa sakit seperti hendak bersalin sedangkan bayi sudah pun keluar. Apakah sebenarnya yang berlaku di dalam rahim kita?
Pada peringkat akhir proses kelahiran bayi, otot-otot rahim mengecut untuk menolak keluar keseluruhan badan bayi. Akhirnya kelahiran sempurna berlaku. Pengecutan seterusnya berlaku menyebabkan tertanggalnya uri dari dinding rahim. Sejurus berlakunya kelahiran bayi, pengecutan otot-otot rahim menyebabkan kontraksi berlaku pada otot-otot salur darah arteri lalu menekan salur-salur darah di uri yang akhirnya menyebabkan uri terpisah dari dinding rahim (desidua). Aliran darah pula berlaku hasil dari hakisan pada bekas tempat lekatan uri di dinding rahim (desidua) yang dikenali sebagai nifas. Ciri darah dan tempoh pendarahan adalah bergantung kepada saiz uri tersebut.
Dari sudut saintifik, nifas berbeza dengan darah haid yang berasal dari lapisan endometrium. Secara jelas, darah nifas terhasil dari darah yang mengalir keluar disebabkan oleh bercerainya uri dari rahim selepas melahirkan anak. Ia selaras dengan pandangan fuqaha’ mengenai definisi nifas.

Hukum Pendarahan Semasa Hamil dan Air Ketuban
Pendarahan Semasa Hamil (tiada tanda hendak bersalin)
Perdarahan yang berlaku semasa hamil tanpa sebarang tanda untuk bersalin dalam Mazhab Syafii dihukumkan sebagai haid jika mematuhi kriteria tempoh haid. Jika bersalahan dengan kriteria tersebut maka darah itu dihukumkan sebagai istihadah.
Sebahagian ulama pula menetapkan darah yang keluar ketika hamil bukanlah haid dan dihukumkan sebagai istihadah kerana haid tidak berlaku ketika hamil. Pendapat ini bertepatan dengan kajian saintifik iaitu proses haid tidak akan berlaku kerana telah berlakunya persenyawaan dan kehamilan. Pendarahan yang berlaku ketika hamil biasanya disebabkan oleh kemungkinan wanita itu menghadapi masalah keguguran pada peringkat awal kandungan. Selain itu, wanita hamil mungkin mengalami masalah uri seperti uri pecah atau uri berada di bawah pada pertengahan dan akhir mengandung.
Darah Bercampur Lendir
Biasa juga para ibu mengalami darah bercampur lendir keluar dari rahim sebelum melahirkan. Ia merupakan salah satu tanda awal seseorang ibu akan bersalin. Darah ini keluar disebabkan terbukanya saluran ‘cerviks’ atau pangkal rahim dan juga pemisahan kantung tembuni bayi dari dinding rahim bahagian bawah.
Darah ini akan bercampur dengan lendir yang juga dihasilkan oleh kelenjar di bahagian pangkal rahim. Darah inilah yang dikatakan sebagai darah fasad (rosak) dari aspek fikah. Oleh kerana ia bukan lagi darah nifas, maka wanita yang mengalaminya wajib menunaikan solat seperti biasa. Dengan perkataan lain, kewajipan solat belum terangkat dari wanita tersebut.
Air Ketuban
Keluarnya air ketuban juga merupakan tanda awal proses kelahiran bayi. Air ini keluar dari sarung tembuni bayi yang pecah ketika proses kontraksi rahim. Pada asalnya, air ketuban bertindak sebagai kusyen yang melindungi bayi. Subhanallah. Maha suci Allah yang memelihara janin dalam kandungan.

فَجَعَلْنَاهُ فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ

Lalu Kami jadikan air (air mani/zigot) itu pada tempat menetap yang kukuh (yakni rahim).
Surah al-Mursalat 77:21

Demikian hebat kurniaan Allah. Masihkah kita sanggup mendustakan nikmatNya dan membalasnya dengan maksiat?

فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah hendak kamu dustakan?
Ayat 13 Surah al-Rahman.
Apabila ia mengalir keluar, air ketuban membantu melicinkan proses kelahiran. Allahuakbar! Maha agung Engkau ya Allah yang tidak menjadikan sesuatu itu dengan sia-sia.
Hukum air ketuban adalah najis. Maka wanita itu perlu bersuci terlebih dahulu untuk menghilangkan najis tersebut dan berwuduk seperti biasa sebelum solat jika air ketubannya sudah kering.
Cara Menunaikan Solat Dalam Keadaan Darah dan Air Ketuban Masih Keluar
Cara bersuci ialah bersihkan terlebih dahulu darah atau air ketuban dari faraj. Kemudian pakai tuala wanita, mengambil wuduk dan terus solat. Jika darah keluar dengan banyak diiringi rasa sakit berterusan, diharuskan solat jamak.
Sambung travelog…
Tiba di Machang, suami sudah letih untuk membawa kereta. Saya mengambil alih memandu. Tiba-tiba saya perlahankan kereta dan berhenti di sisi jalan. Suami berkata, ”Kenapa berhenti?”
”Perut rasa sakit sedikit”. Hilang rasa sakit, saya sambung perjalanan hingga ke Kota Bharu. Alhamdulillah.
Tanggal 31 Ogos 1999, Ma memasak pulut durian kegemaran saya. Saya rasa sakit makin kuat. Suami memeriksa lagi. Bukaan 4cm. Tiba masanya pergi ke hospital. Oleh kerana menjadi pantang larang orang tua-tua tidak boleh makan pulut sepanjang tempoh berpantang. Saya jamah juga pulut durian. Sambil makan, saya menahan sakit. Ma menggalakkan saya makan sampai puas. Alhamdulillah, ’sporting’ betul. Ma berkata, ”Itu sakit main-main je… Belum sakit betul-betul”. Saya kurang faham maksud ’sakit betul-betul’ yang Ma sebut. Maklumlah ini kali pertama saya akan bersalin.
Kira-kira jam 12 tengahari, saya tiba di Hospital Kota Bharu dan terus di bawa ke bilik bersalin. Betullah, sebaik saya berada di atas katil, sakit yang lebih kuat mula terasa. Ya Allah… beginikah sakitnya melahirkan seorang anak. Melalui jam seterusnya, baru saya mengerti apa yang Ma maksudkan ’sakit betul-betul’. Tidak terperi rasanya dan rasa takut yang amat sangat.
Mengenangkan rasa sakit bersalin, hati lebih menghayati hikmah disuruh taat pada kedua ibubapa. Rasa sedih pula menyelinap mengenangkan anak-anak yang menyia-nyiakan hidup mereka dengan pelbagai perkara yang merosakkan diri sendiri. Tidakkah mereka mahu bersyukur kepada Allah yang mengeluarkan mereka dari rahim ibu?
Mata membilang detik jam di dinding. Bilakah saat ini akan berakhir? Tiada yang mampu memberi kekuatan selain Allah. Saya takut… di saat menulis ini pun, saya merasa takut mengenangkan sakit bersalin. Azan Zohor melewati waktu, saya mengingatkan suami untuk solat Zohor dahulu. Namun dia mahu menunggu sehingga saya selamat melahirkan. Suami mengagak dia akan sempat solat Zohor nanti.
Kira-kira jam 3.08 petang, saya selamat melahirkan cahaya mata pertama kami berdua. Alhamdulillah. Rasa takut dan sakit sekelip mata bertukar gembira melihat bayi di sisi. Masya Allah! Sakit di dunia masih ada penawarnya. Sakit dan azab di akhirat, tiada lagi yang dapat menyelamatkan.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Oleh itu, maka (tetapkanlah kepercayaanmu) bahawa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan.
Ayat 5 Surah al-Syarh.
Wajar sekali dikatakan wanita yang bersalin ibarat bayi yang baru dilahirkan. Dosa-dosa berguguran seiring lahirnya bayi dalam kandungan. Bukankah kesakitan itu penghapus dosa?
Solat Zohor yang saya terluput itu telah saya qada selepas habis nifas. Inilah kaedah penyelesaian bagi wanita yang pernah meninggalkan solat semasa sakit hendak bersalin. Namun, setelah mengetahui hukum dan kaedahnya seperti yang saya tulis dalam entry sebelum ini, wajib menunaikan solat dalam waktunya menurut kemampuan. Jika mampu solat duduk, maka hendaklah solat duduk. Jika tidak mampu, solat berbaring.
Sebaik selesai mengazankan anak sulung kami, suami bergegas menunaikan solat.
Ada peristiwa lucu pada hari tersebut yang mana Ibrahim Ali pernah menyebut untuk Solat Hajat selepas Solat Asar petang 31 Ogos itu. Hajat apa yang mahu diminta tidak pula saya ingat. Sebenarnya tiada solat sunat selepas Solat Asar. Inilah penyakit orang jahil, mahu berjuang namun ilmu asas tentang Islam sendiri pun tidak diketahui.
Nota: Sebahagian isi mengenai Darah Semasa Hamil, Nifas dan Air Ketuban adalah dari buku Fikah Perubatan yang disediakan oleh Dr Rosediani Muhamad, Pakar Perubatan Keluarga, USMKK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar